22 Daerah di Jatim Masuk Zona Rawan Bencana. Ini Akibat Terburuknya

24 November 2020, 06:01 WIB
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa /Instagram/@khofifah.ip


PORTAL SULUT - Masyarakat Jawa timur diminta terus mewaspadai cuaca ekstrem jelang puncak musim penghujan.

Diprediksi puncak musim penghujan terjadi Desember 2020 hingga Maret 2021.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi.

Baca Juga: Ini Lima Hal yang Membuat Cukai Rokok Harus Naik Tahun 2021

"Tetap waspada dan siap siaga terhadap ancaman bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina, mulai dari banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung yang bisa terjadi kapan saja," ujarnya di Surabaya, Senin 23 November 2021 seperti dikutip dari Antara.

Khofifah mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) secara rutin merilis peringatan dini untuk mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga deras disertai angin kencang dan petir.

Baca Juga: Kemensos Salurkan Bantuan KUBE, Tiap Kelompok Terima Rp 20 Juta

Peringatan dini ini, kata dia, hendaknya menjadi alarm bagi masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan.

"Terutama bagi yang bertempat tinggal di wilayah-wilayah yang rawan bencana. Pastikan mitigasi bencananya maksimal," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Mantan Menteri Sosial itu menyebut terdapat 22 daerah di Jatim yang rawan terjadi bencana hidrometeorologi.

Kawasan rawan banjir umumnya didominasi luapan sungai di sekitarnya, seperti Sungai Bengawan Solo yang luapannya bisa membanjiri wilayah Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi, dan Tuban.

Baca Juga: Subsidi Gaji Guru Madrasah Langsung Ditransfer ke Rekening. Ini Persyaratan Penerima

Kemudian potensi banjir akibat luapan sungai Berantas, yakni Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, dan Jember.

Sedangkan di Pasuruan, banjir berpotensi diakibatkan oleh luapan sungai Welang, lalu di Madura beberapa daerah biasa terdampak luapan Sungai Kemuning.

Berikutnya, bencana hidrometeorologi yang lain adalah longsor, yakni harus diwaspadai wilayah Jombang, Ponorogo, Kediri, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Batu, dan Pacitan.

Gubernur Khofifah menjelaskan, Jatim menjadi salah satu provinsi yang secara geografis dan geologis memiliki kerentanan terhadap bencana, baik alam maupun non-alam.

Baca Juga: Peluang Guru Honorer Jadi ASN Terbuka Lebar. Pemerintah Beri Kemudahan Syarat Pendaftaran

Maka dari itu, lanjut dia, penanganan bencana harus dilakukan dengan bersinergi dan kolaborasi antarlini, mulai pemerintah provinsi, kota, kabupaten, kampus, swasta, media serta masyarakat.

"Prinsipnya pendekatan pentaheliks disinergikan dan diperkuat untuk mengantisipasi bencana, dan dampak terhadap risiko bencana dapat diminimalisasi," katanya.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler