Ada 'Harta Karun' Peninggalan Pemerintah Soekarno di Gedung Sarinah. Menteri BUMN: Saya Terharu

- 16 Januari 2021, 20:49 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir melakukan peninjauan kondisi relief yang ditemukan di Gedung Sarinah,Jumat 15 Januari 2021.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir melakukan peninjauan kondisi relief yang ditemukan di Gedung Sarinah,Jumat 15 Januari 2021. /Twitter.com/@erickthohir

PORTAL SULUT - Siapa sangka, di didalam Gedung Sarinah ternyata memiliki sebuah 'harta karun'.

Harta karun itu merupakan sebuah relief bersejarah peninggalan masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Saat Menteri BUMN Erick Thohir meninjau perkembangan salah satu ikon gedung pusat belanja di DKI Jakarta, yakni Gedung Sarina lebih fokus melihat relief kuno yang ada di gedung Sarinah.

Baca Juga: Cek Nama Anda, BLT BPJS Ketenagakerjaan 2021 Segera Disalurkan

Gedung Sarinah yang ditinjau Menteri BUMN sedang direnovasi dengan melibatkan BUMN lainnya seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk/Wika.

Renovasi tersebut merupakan bagian dari transformasi bisnis PT Sarinah (Persero). Sarinah yang akan diarahkan menjadi jendela produk-produk UMKM dan merek lokal ke pasar domestik maupun mancanegara.

Konon relief yang berada di Sarinah ini sudah ada sejak masa Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno.

Baca Juga: Kabar Baik, Ini Jadwal Pencairan Sertifikasi Guru Desember 2020

Menteri Erick sangat kagum dengan relief yang ada di gedung Sarinah yang sarat dengan nilai sejarah dan seni.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarahnya, dan tentu bangsa yang cinta dengan karya seninya," ujar Menteri BUMN yang dikutip Portal Sulut dari unggahan instagram Kementrian BUMN.

"Saya terus terang sangat terharu, dalam arti
saya juga pecinta seni, ketika melihat kondisi seni budaya yang kita punyai ini tidak terawat. Karena itu saya meminta Sarinah, Wika, kita perbaiki kembali semua ini seperti yang dahulu. Apalagi relief ini akan menjadi salah satu ikon renovasi Sarinah yang baru," ujar Menteri Erick.

Baca Juga: Korban Tewas Tanah Longsor di Manado Jadi Lima, Satu Belum Ditemukan

Secara umum, relief yang ada di gedung
Sarinah tersebut menggambarkan beberapa
sosok petani, pedagang dengan pikulan berisi ikan hingga perempuan membawa bakul hasil panen.

Tentu relief-relief tersebut akan menjadi salah satu ikon Sarinah yang memiliki nilai sejarah dan artistik.

Dalam kunjungannya, Menteri BUMN didampingi Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati, Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Agung Budi Waskito dan Kurator Galeri Nasional Indonesia Asikin Hasan.

Baca Juga: Korban Tewas Tertimbun Longsor di Manado Bertambah, Anggota Polsek Tikala Korban Keempat

Dilansir Portal Sulut dari Antara, Fetty menjelaskan bahwa proses pemugaran Gedung Sarinah secara prinsip masih on track dan on schedule walau di tengah pandemi Covid-19.

Pekerjaan renovasi secara progresif dapat dilaksanakan asal dengan protokol kesehatan yang ketat karena sektor konstruksi termasuk yang mendapat izin untuk beroperasi secara penuh.

"Sarinah sebagai gedung dengan predikat cagar budaya juga memiliki sebuah karya seni rupa patung relief," kata Fetty.

Baca Juga: Berpotensi Banjir, Manado Dikepung Cuaca Ekstrim

Relief ini melambangkan kegiatan ekonomi rakyat jelata yang pada saat itu bertumpu pada hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan kerajinan.

Selaku Proklamator dan Presiden pertama Indonesia, Bung Karno ialah seorang seniman yang mencetuskan pembuatan karya seni ini.

Keberpihakannya pada ekonomi kerakyatan sudah merupakan semangat para pendiri bangsa ini.

Baca Juga: Jalan Trans Sulawesi Tertutup Longsor, Akses Masuk Manado Terganggu

Menurut Asikin, yang juga Anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB), karya seni ini ukurannya sangat epik serta gigantik.

Bahkan, pada saat dibuat sudah menggunakan teknologi pengecoran panel tunggal modern.

Demikian pula saat Sarinah dibangun sebagai perwujudan modernisasi yang pada masanya disebut mercusuar kebangkitan ekonomi bangsa yang unggul serta berpihak pada ekonomi rakyat atau pada saat ini dikenal sebagai UMKM.

Baca Juga: Jalan Trans Sulawesi Tertutup Longsor, Manado-Amurang Tak Bisa Dilalui

Relief ini juga terus mengingatkan amanah Sarinah untuk membesarkan mereka. Pada tahun 80-an, Sarinah pernah terbakar dan mengalami pelebaran koridor pengunjung. Relief ini dipindahkan dan disimpan di lantai dasar.

Berkenaan dengan transformasi dan renovasi Gedung Sarinah, maka relief ini akan direstorasi dan dipamerkan saat pemugaran usai dan Sarinah beroperasi kembali.

Relief ini, menurut catatan beberapa ahli sejarah dan seni rupa nasional, dibuat oleh kelompok seniman Yogyakarta pada masa konstruksi (1962-1966) yang menampilkan para penjajah dan pelapak yang melambangkan perjuangan rakyat kecil mencari nafkah.

Baca Juga: Delapan Final Dalam 11 tahun, Athletic Bilbao Kembali Bertemu Barcelona

Adapun terkait arsitek atau desainer patung ini masih ditelusuri oleh TACB, demikian juga cetak birunya.***

 

Editor: Ainur Rofik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x