Potret Kampung Kerukunan Gampong Peunayong, Yuswar: Saya Keturunan Tionghoa, tapi Saya Orang Aceh

- 17 September 2021, 08:29 WIB
Warga keturunan Tionghoa pemeluk agama Buddha hidup berdampingan rukun dan damai dengan warga Aceh/Kemenag
Warga keturunan Tionghoa pemeluk agama Buddha hidup berdampingan rukun dan damai dengan warga Aceh/Kemenag /

Berikut wawancara lengkap tim Humas Kemenag dengan dua tokoh agama Buddha Aceh, Yuswar dan Dewina, serta Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Provinsi Aceh Ketut Panji Budiawan di Gampong Peunayong Banda Aceh.

Sejak usia berapa Pak Yuswar tinggal di Aceh?
Saya sudah lahir di Aceh. Kakek nenek saya tahun 1910 datang ke Aceh. Saya lahir tahun 1951. Sekarang umur sudah 70 tahun. Jadi dari kecil saya sudah di Aceh.

Kalau Vihara ini tahun berapa pak berdirinya?
Vihara ini berdiri tahun 1936.

Wah cukup lama ya, Pak?
Betul Mas. Awalnya tempat ini bukan Vihara, tapi mess untuk warga Chinese suku Hokkian. Jadi di sini ada beberapa suku Chinese, di antaranya suku Hokkian, Hakka, Kanton, Tiochio, dan Hainan. Karena dulu belum ada hotel, maka para warga keturunan jika ke Aceh menginap lah di sini.

Baca Juga: Cara Mendapatkan Sertifikasi Halal Gratis bagi UMK, Program Kemenag

Lama kelamaan, seiring waktu berkembangnya kota, tempat ini menjadi Vihara untuk tempat ibadah umat Buddha di Aceh.

Bagaimana umat Buddha melaksanakan ibadah di Aceh, apakah ada kendala?

Saya keturunan Tionghoa, tapi saya adalah orang Aceh. Dari berpuluh tahun lalu saya tinggal di sini, belum pernah mendapatkan masalah dalam melaksanakan ibadah.

Kami hidup rukun. Meskipun Aceh didominasi warga muslim, tapi kami sangat nyaman berada di sini.

Pada acara tahun baru Imlek misalnya, kami beribadah, membuat kegiatan.

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x