Mengenal KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum MUI Periode 2020-2025

- 27 November 2020, 05:48 WIB
KH Miftachul Akhyar/Dokumen NU Depok
KH Miftachul Akhyar/Dokumen NU Depok /NU Depok


PORTAL SULUT - KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 menggantikan Prof KH Ma’ruf Amin, dalam Musyawarah Nasional (Munas) X.

KH Miftachul Akhyar dikenal sebagai kiai kharismatik dan berpengaruh di kalangan warga Nahdhatul Ulama (NU).

Pria kelahiran Surabaya, 1 Januari 1953, itu saat ini masih menjabat sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) sejak 2018.

Baca Juga: 4 BLT Dilanjutkan 2021, Cair Januari. Cek dan Segera Daftar

Dikutip dari website Pondok Pesantren Al-Munawwar, Kiai Miftah adalah Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya. Ia adalah putra Pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah KH Abdul Ghoni. Ia lahir tahun 1953, anak kesembilan dari 13 bersaudara.

Di NU ia pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya 2000-2005, Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur 2007-2013, 2013-2018 dan Wakil Rais Aam PBNU 2015-2020 yang selanjutnya didaulat sebagai Pj. Rais Aam PBNU 2018-2020.

Menurut catatan PW LTNNU Jatim Ahmad Karomi, genealogi keilmuan KH Miftachul Akhyar tidak diragukan lagi. Ia tercatat pernah nyantri di Pondok Pesantren Tambak Beras, Pondok Pesantren Sidogiri (Jawa Timur), Pondok Pesantren Lasem Jawa Tengah, dan mengikuti Majelis Ta’lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia.

Baca Juga: 7 Orang Ini Kans Jadi Menteri KKP Gantikan Edhy Prabowo

Penguasaan ilmu agama KH Miftachul Akhyar ini membuat kagum Syekh Masduki Lasem sehingga ia diambil menantu oleh oleh kiai yang terhitung sebagai mutakharrijin (alumnus) istimewa di Pondok Pesantren Tremas.

Kemudian KH Miftachul Akhyar mendirikan Pondok Miftachus Sunnah di Kedung Tarukan mulai dari nol. Awalnya ia hanya berniat mendiami rumah sang kakek, tetapi setelah melihat fenomena pentingnya “nilai religius” di tengah masyarakat setempat, maka mulailah beliau membuka pengajian. Apa sebab?

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x