Begini Cara Bedakan Alat Tes Usap Baru dan Bekas

1 Mei 2021, 17:22 WIB
Dokumentasi - Warga menjalani "swab test" di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta,beberapa waktu lalu. /ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/

PORTAL SULUT – Di tengah upaya keras pemerintah Indonesia menekan laju pertambahan kasus paparan Covid-19, publik Tanah Air tiba-tiba dikejutkan dengan kabar adanya penggunaan alat tes usap (swab) hasil daur ulang.

Publik meradang, aparat penegak hukum pun langsung bergerak dan membongkar jaringan pemalsu alat tes usap yang dipakai di Bandara Kualanamu beberapa hari lalu.

Nah, apakah ada cara mengidentifikasi alat swab yang betul-betul masih baru alias belum pernah digunakan sama sekali?

Baca Juga: Manager Kimia Farma Tersangka Jual Rapid Tes Antigen Bekas Bangun Rumah Mewah

Bagaimana pula cara menggunakan alat swab yang baik dan benar?

Sejumlah dokter spesialis patologi klinik memberikan penjelasan atau tips secara detail namun relatif mudah dilakukan.

Seperti dr Hadian Widyatmojo Sp.PK, ahli patologi klinik Laboratorium Primaya Hospital Karawang, memberikan beberapa langkah mendeteksi alat swab baru atau lama.

Pertama, sebelum menjalani swab baik antigen ataupun PCR, publik perlu memastikan apakah alat yang akan digunakan masih berada dalam kemasan dan tersegel.

“Kita dapat meminta petugas yang akan melakukan swab, untuk memperlihatkan bahwa alat swab masih baru di dalam kemasan dan dibuka di depan pasien.

"Anda patut menaruh curiga jika tidak melihat alat swab tersebut dibuka dari tempatnya di depan Anda," ujar dr Hadian dalam keterangannya seperti dilansir Antara, Sabtu 1 Mei 2021.

“Petugas juga akan menanyakan ulang nama pasien sebelum melakukan pemeriksaan, untuk menghindari kesalahan identitas pasien,” tambah dokter lulusan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini.

Penegasan serupa dikatakan dr Dwi Fajaryani Sp.PK, dokter spesialis patologi klinik Primaya Hospital Bekasi Barat.

Baca Juga: Bintang TikTok Ini Mengaku Belum Pernah Berkencan apalagi Berciuman

"Petugas akan membuka bungkus plastiknya sesaat sebelum tindakan swab untuk menjaga agar alat tersebut tetap steril dan mencegah kontaminan," tandas dr Dwi.

Ia juga mengatakan bahwa tidak diperkenankan masyarakat umum untuk membeli alat swab sendiri karena penggunaan alat swab harus dilakukan dan dalam pengawasan tenaga medis ahli.

Terpisah, dokter spesialis patologi klinik Primaya Hospital Makassar dr Selvi Josten Sp.PK, menegaskan, seluruh alat swab tidak dapat digunakan kembali.

“Alat tersebut merupakan alat sekali pakai dan akan dibuang setelah digunakan,” tegas dr Selvi.

Menurutnya, penggunaan reusable alat swab sangat berisiko tinggi pada kesehatan dan penyebaran infeksi virus Covid-19 kepada pasien lainnya.

“Pastikan alat swab tersebut masih baru dan perhatikan perlekatan kemasannya harus dalam keadaan sempurna seperti dari pabrik (bukan memakai lem atau double tape),” ujar dr Selvi.

Selain ditunjukkan dengan alat swab yang tersegel di dalam kemasan, menurut dia, masyarakat juga dapat memperhatikan indikasi-indIkasi lain untuk mendeteksi apakah alat swab tersebut baru atau lama.

Baca Juga: Kualifikasi MotoGP Spanyol 2021 Malam Nanti. Ini Link Live Streamingnya

Seperti permukaan swab stik berwarna putih bersih, masih mulus atau tidak kelihatan bergerigi, serta tidak beraroma.

Selama pengambilannya betul dan aman serta menggunakan alat yang direkomendasi dan memiliki izin edar, maka hasil pemeriksaan swab tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

Masyarakat bisa menanyakan izin edar tersebut pada faskes (fasilitas kesehatan) terkait merek atau tanggal kadaluarsa alat yang digunakan. Umumnya sebuah alat swab bisa bertahan lama sejak diproduksi.

"Alat swab Ag harus mempunyai Nomor Ijin Edar (NIE) dari Kementerian Kesehatan. Pasien dapat meminta petugas untuk diperlihatkan Sertifikat NIE dari Vendor Alat," sebut dr Selvi.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler