PORTAL SULUT - Negosiasi perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina menemui titik terang setelah negosiator dari dua negara itu bertemu.
Pertemuan antara wakil Rusia dan Ukraina berlangsung di Turki pada Selasa, 29 maret 2022.
Dilansir Portalsulut.pikiran-rakyat.com dari RT.com, Kementerian Pertahanan Rusia berjanji mengurangi operasi militer mereka di beberapa wilayah di Ukraina secara drastis, termasuk sekitar Kyiv dan Ukraina utara.
Baca Juga: Putuskan Eksekusi Mati Penyelundup Narkoba dengan IQ 69, Pengadilan Singapura Dikecam
Di sisi lain, negosiator Ukraina mengusulkan rencana dan tujuan tertulis kepada Rusia.
Proposal ini berisi janji Ukraina untuk tetap menjadi negara berstatus netral.
Ukraina juga tidak akan mencoba memperoleh senjata pemusnah massal, termasuk senjata nuklir.
Baca Juga: Tampak di Google Earth! Tumpukan 500 SEPEDA CURIAN di Halaman Rumah Pria Ini
Pihak Ukraina, dalam proposal itu juga meminta jaminan keamanan internasional.
David Arakhamia, negosiator Ukraina, meminta jaminan keamanan internasional untuk Ukraina dari sejumlah negara.
Mengingat NATO tidak terlibat langsung pertempuran di Ukraina, kata dia, Inggris, Cina, AS, Turki, Prancis, Kanada, Italia, Polandia, dan Israel bisa sebagai penjamin.
Arakhamia mengeklaim beberapa dari negara-negara itu telah memberikan persetujuan awal sebagai penjamin.
Namun, permintaan jaminan keamanan internasional yang diusulkan tidak berlaku untuk bagian Ukraina yang masih dikuasai sparatis, kata Arakhamia.
Ini termasuk Krimea, yang dianggap Rusia sebagai wilayahnya, dan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk yang memisahkan diri.
Rusia mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk sebagai negara berdaulat. Pasukan dari dua wilayah itu ikut terlibat dalam konflik yang sedang berlangsung.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu berharap, negosiasi akan segera mengarah pada gencatan senjata, resolusi politik, dan mengatasi masalah krisis kemanusiaan.
Vladimir Medinsky, asisten presiden Rusia, menggambarkan negosiasi di Turki berjalan konstruktif.
Baca Juga: Eropa Tergantung kepada Moskow, UEA: Tidak Ada yang Bisa Gantikan Pasokan Minyak Rusia
Dia menjelaskan, delegasinya telah menerima poin kunci yang jelas tentang apa yang diinginan Ukraina. Hal itu akan segera ditanggapi Pesiden Rusia Vladimir Putin.
Rusia akan mempertimbangkan pertemuan lanjutan antara menteri luar negeri Rusia dan Ukraina untuk memulai kesepakatan awal.
Dia mengisyaratkan hasil negosiasi ini dapat membuka jalan pertemuan antara Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden Vladimir Putin.***