Alihkan Impor Gas dari Rusia, Negara-negara Eropa Patungan Beli dari AS, Harga Lebih Mahal

- 27 Maret 2022, 16:58 WIB
Ursula Von Der Leyen, Presiden Komisi Eropa menyatakan bahwa tingginya jumlah kasus di Eropa sudah nenjadi perhatiannya sejak bulan Maret.
Ursula Von Der Leyen, Presiden Komisi Eropa menyatakan bahwa tingginya jumlah kasus di Eropa sudah nenjadi perhatiannya sejak bulan Maret. /

PORTAL SULUT – Negara-negera di Eropa berencana patungan membeli gas. Mereka juga mencari pemasok gas selain Rusia.

Salah satu alternatif penggantinya Amerika Serikat. Hanya, harga gas dari negara Abang Sam itu lebih mahal dibandingkan Rusia.

Negara-negara di Benua Biru itu kini sedang menunggu pengiriman produk gas alam cair atau LNG dari AS.

Baca Juga: SANGAT OPTIMIS!! Alexey Reznikov Setelah Pertemuan Dengan Biden

Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen mengatakan, masing-masing negara Eropa akan membeli gas kemudian membaginya ke anggota Uni Eropa.

Ini merupakan babak baru untuk Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara.

“Sebaran energi dan situasi konkret di anggota kami sangat berbeda, tetapi kami perlu bekerja sama untuk meningkatkan bobot kami.”

Demikian dikatakan Von der Leyen pada konferensi pers setelah pertemuan puncak dua hari di Brussels, Belgia, 25 Maret 202, yang dikutip Portal Sulut dari RT,com.

“Kami sekarang menggunakan kekuatan harga tawar kolektif. Dibanding bersaing satu sama lain dan menaikkan harga, Kami akan mengumpulkan permintaan kami.”

Von Der Leyen berjanji untuk mengurangi ketergantungan Uni Eropa terhadap pasokan gas Rusia.

Di sisi lain, terdapat negara Uni Eropa masih bergantung pada pasokan tetap gas dari Rusia.

Para pemimpin Jerman baru-baru ini memperingatkan, ekonomi Eropa bisa jatuh jika memberikan sanksi impor kepada Rusia.

Hampir setengah pasokan gas bergantung pada negara Beruang Putih itu.

Di sisi lain, Jerman menolak keras membayar gas Rusia dalam rubel seperti yang diminta Presiden Rusia Vladimir Putin awal pekan ini.

Baca Juga: TERUNGKAP!! Pertanian dan Peternakan Negara UE Berisiko Gulung Tikar

Prancis juga menentang sistem pembayaran gas menggunakan rubel. Menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron, permintaan Putin itu tak sesuai hukum.

Sebab itulah, negara-negara anggota Uni Eropa harus mencari sumber gas mereka dari tempat lain. AS pun mengisi kekosongan gas dini,

Dalam konferensi pers yang juga dihadiri Presiden AS Joe Biden, Von Der Leyen mengatakan bahwa Washington akan meningkatkan pengiriman LNG.

AS akan mengirimkan LNG AS setidaknya 50 miliar meter kubik per tahun. Angka itu akan menggantikan sepertiga gas yang saat ini disediakan oleh Rusia.

“Kami berusaha untuk mengganti dan mendapatkan gas jauh dari Rusia, menuju pada pemasok yang kami percaya, merupakan teman kami, dan dapat diandalkan,” kata dia.

Dampaknya pembengkakan biaya. Satu di antaranya karena untuk membawa gas dari AS butuh kondensasi di kapal tanker.

Masalah harga dan logistik ini membuat Jerman mengabaikan tawaran AS untuk pengiriman LNG negara adi kuasa itu dipimpin Presiden Donald Trump.

“Saya tahu menghentikan penggunaan gas Rusia akan menambah biaya untuk Uni Eropa,” kata Biden saat konferensi pers itu.

Biden juga mengatakan bahwa harga energi yang tinggi mesti dihadapi Uni Eropa karena menentang Putin.

“Ini bukan hanya hal kebenaran yang dilakukan dari sudut pandang moral,” katanya Biden.***

Editor: Adisumirta

Sumber: RT.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x