Inilah 4 Tanda Buah dan Sayur Mengandung Racun Mematikan, Ungkap dr. Ema Surya Pertiwi

- 5 September 2022, 13:14 WIB
dr Ema Surya Pertiwi/Inilah 4 Tanda Buah dan Sayur Mengandung Racun Mematikan, Ungkap dr. Ema Surya Pertiwi
dr Ema Surya Pertiwi/Inilah 4 Tanda Buah dan Sayur Mengandung Racun Mematikan, Ungkap dr. Ema Surya Pertiwi /Tangkapan layar Kanal Youtube Emasuperr

PORTAL SULUT - Inilah 4 tanda buah sayur mematikan, ungkap dr. Ema Surya Pertiwi. 

Jika 4 tanda ini ada pada buah dan sayur, bukan dapatkan kesehatan tapi jadi sakit. 

Untuk itu, ada baiknya kamu mengetahui buah dan sayur yang mengandung racun dalam penjelasan dr. Ema Surya Pertiwi ini.

Baca Juga: Jika Tanda Ini Muncul di Wajah, Berarti Ginjal Sudah Rusak kata dr. Zaidul Akbar

Secara umum kita tahu bahwa sayur atau buah adalah makanan yang dikonsumsi untuk mendapatkan hidup sehat. 

Namun, ternyata berbeda saat konsumsi 4 jenis buah atau sayuran ini rupanya menurut dr. Ema Surya Pertiwi mengandung racun.

Lantas, apa sajakah buah atau sayur yang dimaksudkan? 

Dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com hari Senin, 5 September 2022 dari kanal YouTube Emasuperr. 

Berikut penjelasan 4 tanda buah dan sayur mengandung racun mematikan menurut dr. Ema Surya Pertiwi : 

1. Residu pestisida 

"Sayur dan buah-buahan dulu itu berbeda dengan zaman sekarang," ucapnya 

Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, dulu sayuran ditanam secara alami disemai juga alami. 

Namun yang sekarang sayuran diberikan pestisida agar terbebas dari hama, Fungi, maupun gulma. 

Ia menambahkan, sayangnya pestisida ini tidak langsung hilang saat dipetik. 

Banyak menyerap pada makanan bahkan masuk ke dalam daging buah dan daun segar. 

Kata dr. Ema Surya Pertiwi, penelitian yang dilakukan oleh pesticide network di eropa hampir sepertiga dari apel itu memiliki residu pastisida yang beracun. 

"Beberapa diantaranya dikaitkan dengan penyakit termasuk kanker, penyakit jantung, bahkan cacat lahir saat hamil," ujar dokter muda ini. 

Lanjutnya, sayuran juga mengandung residu pastisida yang tinggi seperti seledri. 

Kemudian kangkung, dan bayam adalah produk yang paling terkontaminasi dari pestisida. 

dr. Ema Surya Pertiwi menjelaskan, skor residu pestisida paling tinggi itu ada pada buah apel. 

Lalu buah angur, kacang hijau, sayuran hijau,  kentang, bayam, strawberry, tomat maupun labu. 

Menurutnya, residu pastisida dalam jumlah minimal tidak begitu berdampak pada tubuh. 

Namun dalam jumlah yang tinggi itu bisa menyebabkan masalah kesehatan serius pada tubuh. 

Contohnya seperti penyakit Parkinson kanker pada wanita yang terkait dengan hormonal seperti kanker payudara, kanker ovalium, kanker thyroid. 

"Pada laki-laki paling tinggi terkait dengan penyakit kanker prostant, paru-paru, dan kanker hati," ucap dr. Ema Surya Pertiwi

Ia menjelaskan, selain itu paparan pestisida yang tinggi pada anak-anak itu dikarenakan dengan penyakit Adhd. 

Atau attention deficit hyperactivity disorder serta perkembangan neurologis dan perilaku negative pada anak. 

2. Residu logam berat 

dr. Ema Surya Pertiwi mengutarakan, sayuran yang ditanam di daerah tercemar logam berbahaya. 

Baca Juga: 3 Ramuan Herbal Ini Ampuh Hancurkan Batu Ginjal, dr. Zaidul Akbar: Sangat Baik Bagi Tubuh!

Itu karena dapat mengumpulkan logam berat dalam jumlah yang lebih besar daripada sayuran lainnya. 

Logam berat ini diambil melalui akar tanaman dari tanah yang tercemar dan limbah lingkungan. 

Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, normalnya sayur memang mengandung logam seperti tembaga, besi, mangan, nikel, dan seng. 

Namun dalam jumlah yang berlebihan maka tentu akan mengakibatkan bahaya kesehatan pada tubuh. 

"Konsumsi sayuran yang mengandung logam berat pada tubuh itu dikaitkan dengan masalah kesehatan manusia," ujarnya. 

Selain itu, dr. Ema Surya Pertiwi berikan contoh, seperti penyakit kanker, ganguan ginjal, ganguan hati serta jaringan saraf pada tubuh. 

3. Residu pengawet 

Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, buah-buahan yang diberikan pengawet agar selalu terlihat segar dan tersedia dimusim apapun. 

Selan itu, kata dia, pengawetan pada buah-buah segar itu dimulai dari proses pemanenan. 

Pengemasan bahkan sampai pengepakan di perjalanan. 

"Ada pengawet yang disemprot ke daerah buah-buahan seperti lilin sebagai pelapisan pelindung buah," ucap dr. Ema Surya Pertiwi. 

Lebih lanjut, lilin ini akan membuat penampilan buah menjadi lebih cantik dan lebih mengkilap di pasaran atau disebut proses waxing. 

Waxing ini dapat menutup retakan kecil dan penyok di kulit, sebagai penghalang masuknya pathogen. 

Kemudian jamur, bakteri maupun pembusukan pada buah segar. 

"Lilin alami pada buah sebenarnya aman pada tubuh," ucap dr. Ema Surya Pertiwi 

Namun, kata dia, jika lilin tersebut dicampur dengan zat aditif seperti gliserol maupun pengawet marfololin. 

Jika dikonsumsi terus-menerus dan menumpuk itu bisa menimbulkan bahaya kesehatan dapat merusak fungsi hati dan ginjal secara perlahan-lahan. 

4. Residu pematang buah 

Dokter sekaligus healthy vlogger dengan sapaan Ema Super menjelaskan, buah yang diberikan zat pematang kimia paling banyak itu adalah zat Ethephone dan kalsium karbida. 

Menurutnya, zat kimia ini dapat masuk kedalam buah dan merangsang etilen untuk mematangkan buah. 

Namun ternyata pematangan buah secarah kimia ini dapat memecah kpmposisi organic. 

Dan vitamin serta merusak zat gizi mikro alami dalam buah. 

"Pematang buah yang berlebihan itu bisa menimbulkan gejala keracunan dan sakit pada tubuh," terang dr. Ema Surya Pertiwi. 

Ia memberikan contoh seperti muntah, diare, rasa terbakar di area dada maupun perut. 

Kemudian sakit tengorokan dan nyeri yang teramat sangat di area pencernaan kita. 

Lalu bagaimana cara untuk memilih buah dan sayuran agar aman dikonsumsi? Begini kata dr. Ema Surya Pertiwi. 

Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, pilihlah buah dan sayuran lokal yang musiman. 

Buah dan sayuran yang tersedia di luar musim bisa saja diberikan zat pengawet untuk memperpanjang masa penyimpanan.

Baca Juga: Konsumsi Makanan Ini Bisa Redam Gangguan Asam Lambung Ungkap dr. Ema Surya Pertiwi

"Cobalah belih buah-buahan dari petani maupun pasar lokal agar terhindar dari zat pengawet," pesan dr. Ema Surya Pertiwi. 

Selain itu, Ia berpesan, janganlah terpengaruh oleh warna-warna buah yang cerah dan mengkilat. 

"Pililah buah yang punya warna merata serta tidak mengkilap," ujar dr. Ema Surya Pertiwi.***

Editor: Cadavi Lasena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah