PORTAL SULUT - Primbon Jawa soal weton atau hari lahir masih dipercaya sebagian masyarakat Jawa.
Dalam kepercayaan Jawa, arti dari suatu peristiwa yang terjadi pada hari tertentu dapat diramal dengan menelaah saat terjadinya peristiwa tersebut dalam suatu siklus hari dalam kalender tradisional.
Ilmu ini merupakan tradisi budaya yang hingga kini masih diyakini ketepatannya.
Baca Juga: Subsidi Gaji 2021 Tak Dilanjutkan, Pekerja Bisa Daftar di Program Ini
Sehingga dijadikan patokan untuk menentukan banyak hal, termasuk yang berkaitan dengan jodoh dan hari baik.
Weton adalah perhitungan hari lahir seseorang yang seringkali digunakam sebagai patokan untuk menunjukkan ramalan tertentu.
Setiap weton memiliki arti sendiri-sendiri.
Baca Juga: 6 Usaha Ini Berpeluang dapat Bantuan 3,5 Juta, Ini Alurnya
Dalam perhitungannya, terdapat 7 angka peruntungan yang masing-masing mempunyai makna berbeda.
Dikutip dari LINGKAR MADIUN dalam judul Primbon Jawa: Meramal Nasib Berdasarkan Weton, Simak Ulasannya, melansir dari Primbon Jawa, meramal nasib berdasarkan weton :
1 = Mati, yaitu Jumat Pon dan Rabu Kliwon
Mati bisa berarti kegagalan, sehingga orang dengan weton ini akan sering mengalami kegagalan dalam hidupnya.
Selain itu, mati juga bisa berarti mati langkah atau mati pemikiran yang berarti nasibnya akan sulit berubah alias jalan di tempat saja.
Jika orang dengan weton ini ingin berhasil, tak ada cara lain selain kerja keras dan kerja keras.
Baca Juga: Kementrian ATR/BPN Tegaskan Tidak Akan Menarik Sertifikat Tanah Fisik
2 = Kekayaan, yaitu Sabtu Wage, Jumat Kliwon, Senin Pon, Rabu Pahing, Kamis Pon, Selasa Pon, dan Minggu Pon
Kekayaan erat kaitannya dengan keberhasilan sehingga orang dengan weton-weton ini sering merasakan keberhasilan dan kemudahan dalam hidupnya.
Setiap usaha yang ditekuni atau digelutinya punya kemungkinan berhasil yang lebih besar daripada kemungkinan gagal.
Senantiasa beryukur atas kelimpahan rezeki harus selalu diingat oleh orang-orang dengan weton ini.
3 = Bertolak Belakang, yaitu Selasa Kliwon, Minggu Kliwon, Sabtu Legi, Jumat Pahing, Senin Kliwon, dan Kamis Kliwon
Mereka yang punya weton di atas dikenal kontradiktif atau mempunyai pemikiran yang bertolak belakang dengan sekitarnya.
Akibatnya, mereka cenderung kesulitan menjalin hubungan dengan banyak orang.
Namun uniknya, usaha yang mereka geluti dengan santai atau sekedar asal-asalan justru lebih sering berhasil daripada yang dijalani dengan serius.
Baca Juga: Kementrian ATR/BPN Jelaskan Tata Cara, Mekanisme Hingga Keamanan Sertifikat Tanah Elektronik
4 = Kehilangan, yaitu Kamis Pahing, Selasa Pahing, Minggu Pahing, Senin Pahing, dan Rabu Wage
Kehilangan berarti merugi sehingga orang dengan weton ini harus sangat berhati-hati ketika menjalankan usaha karena punya resiko kebangkrutan yang besar.
Selain sering ditipu, penyebab bangkrut lantaran banyak kesialan yang dialami sehingga rejeki yang didapat mudah hilang begitu saja.
5 = Kehormatan, yaitu Rabu Legi, Sabtu Pon, dan Jumat Wage
Mereka yang punya weton ini biasanya punya derajat dan wibawa yang tinggi. Karakternya membuatnya selalu dihormati dan disegani orang-orang di sekitarnya.
Hal inilah yang bisa dimanfaatkan secara positif sehingga akan lebih mudah mendapatkan keinginan atau meraih apa saja yang dicita-citakan.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 5 Februari, Al dan Andin Tak Jadi Cerai?, Bukti Baru Kembali Terungkap
6 = Lancar, yaitu Kamis Wage, Sabtu Wage, Minggu Wage, Sabtu Kliwon, Jumat Legi, dan Senin Wage
Lancar berarti mudah dalam melakukan segala hal sehingga orang dengan weton ini jarang menemui hambatan dalam menjalankan usahanya.
Meski sesekali masalah tetap muncul, tapi selalu bisa diselesaikan dengan baik. Hasil usaha pun tidak selalu berlebih, tapi boleh dibilang berkecukupan.
7 = Pegat, yaitu Senin Legi, Rabu Pon, Kamis Legi, Selasa Legi, Minggu Legi, dan Sabtu Pahing
Arti dari pegat yaitu pisah yang sekaligus menandakan orang dengan weton ini memiliki kemungkinan untuk mengalami kesulitan.
Baca Juga: Waspada Fintech Ilegal, Berikut Cara Cek Legalitas
Dalam mencari rezeki, meningkatkan karier, hingga persoalan jodoh. Bahkan, sekalipun sudah berumah tangga, kondisinya pun tidak akan harmonis.
Jika sudah memiliki pekerjaan, mereka biasanya mudah merasa tidak betah dan ingin keluar untuk mencari pekerjaan lain.
Satu-satunya yang bisa menyelamatkan nasib mereka adalah kemampuan mengendalikan diri dan emosi.(Desy Puspitasari/lingkarmadiun.com).***