Semeru, Gempa Cianjur dan Cerita Perjanjian Syekh Subakir yang Buat SABDO PALON Tagih Janji di Akhir 2022

- 8 Desember 2022, 09:01 WIB
Ramalan akhir tahun 2022
Ramalan akhir tahun 2022 /

Baca Juga: BMKG dan BRIN Ungkap Gempa Megathrust Timbulkan Tsunami Besar Bisa Terjadi, Daerah Ini Wajib Waspada

Sabdo Palon pun langsung mengatakan, "Ya, rupanya kisanak sudah menyelidiki Kawulah jowo disini. Memang di sini sejak zaman sebelum ada agama Hindu dan Budha sudah ada kapitayan asli. Kapitayan adalah kepercayaan yang hidup dan berkembang pada anak cucu di nusantara ini.

Lalu lanjut Syekh Subakir, "Jika berkenan, tolong ceritakan bagaimana kapitayan yang ada di tanah Jawa ini.

Kemudian Sabdo Palon pun menguraikan Secara ringkas kepercayaan Jawa, "Begini, manusia Jawa sejak dari zaman para leluhur dahulu kala meyakini ada sang Maha Kuasa yang bersifat tidak bisa digambarkan bagaimana keadaannya. Dialah pencipta segala-galanya. Jagat besar dan jagat kecil alam semesta dan alam manusia.

Wong Jowo meyakini bahwa dia yang Maha Kuasa ini dekat juga dengan manusia. Dia juga diyakini berperilaku sangat welas Asih.
Dia juga diyakini meliputi segala sesuatu yang ada karena itu masyarakat Jawa sangat menghormati alam sekelilingnya, karena bagi mereka semuanya mempunyai Sukma.

Sukma ini adalah sebagai wakil dari Dia yang Maha Kuasa itu. Jika masyarakat Jawa melakukan pemujaan kepada Sang Pencipta mereka melambangkan dengan tempat yang Suwung.

Suwung itu kosong namun sejatinya bukan kosong namun berisi Sang Maha Ada. Karena itu tempat pemujaan orang Jawa disebut sanggar pamujan, yang di salah satu bagiannya dibuatlah sentong kosong atau tempat atau kamar kosong untuk arah pemujaan. Karena diyakini bahwa di mana ada tempat Suwung di situ ada yang Maha Berkuasa.

Namun Syekh Subakir pun menjawabnya dengan tenang, "Nah, itulah yang menjadi ajaran agama yang kami bawa untuk memberi ageman atau pegangan atau pakaian yang menegaskan itu semua.

Bahwa sejatinya dibalik semua yang mawujud ini ada Sang Wujud Tunggal yang menjadi pencipta pengatur dan pengayom alam manusia, bahwa atau bahkan lebih dekat dia daripada urat leher manusianya sendiri.

Ajaran kami, agama kami menekankan budi pekerti yang agung yaitu menebarkan Welas Asih kepada alam gumebyar kepada sesama, sesama titah atau makhluk.

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x