Belajar Tatap Muka, KPAI: Penuhi Syarat Ini. Jika Tidak Ditunda Saja!

- 16 November 2020, 07:33 WIB
Ilustrasi - KEGIATAN belajar di sekolah.*
Ilustrasi - KEGIATAN belajar di sekolah.* /RIRIN NUR FEBRIANI/"PR"/

PORTAL SULUT - Pemerintah mulai melonggarkan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka.

Menindaklanjuti hal tersebut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta keputusan KBM secara tatap muka saat pandemi Covid-19 tak berdasarkan peta zonasi risiko.

Sebaiknya kebijakan mempertimbangkan kesiapan sekolah, guru, orang tua, hingga siswa.

Baca Juga: Subsidi Gaji Guru Honorer Cair. Ini Jadwalnya

"Kalau salah satu tidak siap, maka tunda buka sekolah meskipun zonanya berstatus hijau," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, Senin 16 November 2020 seperti dikutip dari RRI.

Dirinya mengusulkan demikian dengan dasar serangkaian pengawasan yang dilakukan KPAI terhadap 46 sekolah di Nusa Tenggara Barat, Pulau Jawa, dan Bengkulu dalam empat bulan terakhir.

"Ternyata status zona berubah dan terjadilah buka tutup sekolah berkali-kali," ucapnya.

Baca Juga: Alhamdulillah Subsidi Guru Honorer Kemendikbud Segera Cair. Catat Waktunya

Pengawasan itu mendapati belum semua sekolah siap beroperasi kembali dan melaksanakan KBM tatap muka.

Karenanya, pemerintah pusat dan daerah diminta fokus mempersiapkan infrastruktur serta prosedur operasional standar dan sosialisasinya.

Kemudian, Dinas Pendidikan (Disdik), Dinas Kesehatan (Dinkes), dan Gugus Tugas Covid-19 daerah dianjurkan bersinergi.
Pun mendorong pusat dan daerah mulai mengarahkan politik anggaran ke pendidikan, terlebih menyangkut persiapan infrastruktur guna mencegah klaster baru.

Baca Juga: Ini Kabar dari Zoom. Akan Ada Tambahan Fasilitas Baru Untuk Pengguna

Selanjutnya, ia mendorong tes usap (swab test) bagi seluruh pendidik dan tenaga kependidikan dengan biaya dari negara, baik APBD maupun APBN, sebelum memulai pembelajaran tatap muka.

"Kalau daerah belum siap, maka tunda dulu," tuturnya.

Di sisi lain, Retno mengakui, nyaris seluruh siswa dan pendidik merasakan kejenuhan akibat pembelajaran jarak jauh atau PJJ dan menginginkan kembali belajar tatap muka. Untuk itu, diusulkan hanya 1/3 siswa yang mengikuti pertemuan langsung.

Baca Juga: Belum Terima Subsidi Gaji Termin 2?, Catat Ini Siapa-siapa yang Berhak Menerima

Apabila peserta didik bisa patuh protokol kesehatan, barulah menyelenggarakan simulasi untuk lebih banyak siswa.

"Jangan memulai pembelajaran tatap muka tanpa uji coba terlebih dahulu," tandasnya.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah