Duh, Sebagian Besar Air Minum di Indonesia Terkontaminasi Tinja, UNICEF: Sangat Menyedihkan!

- 20 Oktober 2022, 20:48 WIB
Sebagian besar sumber air minum itu tercemar oleh limbah tinja. Kesimpulan itu hasil penelitian Kemenkes terhadap puluhan ribu rumah tangga di Tanah Air.
Sebagian besar sumber air minum itu tercemar oleh limbah tinja. Kesimpulan itu hasil penelitian Kemenkes terhadap puluhan ribu rumah tangga di Tanah Air. /Sumber: Unplash/engin akyurt/

PORTAL SULUT - Badan PBB untuk kesejahteraan anak dan perempuan, UNICEF, mengungkapkan kondisi air minum di Inonesia sangat menyedihkan.

Sebagian besar sumber air minum itu tercemar oleh limbah tinja. Kesimpulan itu hasil penelitian Kemenkes terhadap puluhan ribu rumah tangga di Tanah Air.

"Aduh ini sebenernya kalau cerita ini agak menyedihkan," ujar Maraita Listyasari, Water Sanitation and Hygiene (WASH) Specialist UNICEF Indonesia, dalam konferensi pers pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Baca Juga: Jelang Pendaftaran PPPK Guru 2022, Ada yang Berubah di Status Info GTK, CEK SEKARANG

"Karena ternyata ceritanya betul, studinya dari Kementerian Kesehatan yang dilakukan untuk mengukur kualitas air minum di Indonesia di sekitar 25.000 rumah tangga di Indonesia di 34 Provinsi," katanya.

Spesialis Air, Sanitasi, dan Kebersihan itu pun mengaku prihatin dengan hasil temuan Kemenkes terkait kualitas air minum di Indonesia.

"Itu sangat-sangat menyedihkan, kenapa? karena sebenarnya dampaknya juga tidak main-main," ucap Maraita Listyasari.

"Nah kenapa bisa demikian? kami melihat bahwa walaupun hampir 80 persen rumah tangga di Indonesia telah memiliki toilet, artinya sudah memiliki jamban, tetapi hanya 7 persen saja yang limbah tinjanya diolah dengan aman," lanjutnya.

Dengan demikian, kata Maraita, limbah bisa kembali ke lingkungan tanpa menyebabkan risiko-risiko pencemaran, baik air tanah di sekitar maupun lingkungannya.

"Ini yang kemudian menyebabkan salah satu dari kenapa ada indikasi dari pencemaran di sumber-sumber air minum seperti yang disebutkan tadi," kata Maraita Listyasari menambahkan.

Akan tetapi, meski air minum di Indonesia tercemar, dia mengatakan ada upaya selain PHBS sebagai langkah untuk meminimalisir terjadinya sebuah penyakit.

Langkah tersebut berupa rutin melakukan penyedotan septic tank (WC) sebanyak 3-5 kali setiap tahunnya.

Baca Juga: Jangan Bersiul Sembarangan! Masuk Kategori Pelecehan Seksual lho, Wakil Menteri Agama Beri Penjelasan

Kemudian, memasang WC yang benar atau terhubung dengan sistem perpipaan, di mana penyakit bisa menyebar melalui manusia, dan adanya tanah atau lahan yang tercemar.

"Untuk meminimalisasi terjadinya penyakit pastikan toilet di rumah terhubung dengan sistem perpipaan atau WC. Kemudian, sedot 3-5 kali setahun dan jangan tunggu sampai penuh," ucap Maraita Listyasari.

"Virus bakteri bisa lewat mana saja, kalau sanitasi tidak dikelola dengan baik, maka pencemaran bisa terjadi di mana pun. WHO menunjukkan alur penyakit ini bisa masuk ke tubuh manusia, dari jari, lalat yang hinggap di makanan, lahan atau tanah, cairan dan makanan," tuturnya menambahkan.

Disclaimer: Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "UNICEF: 70 Persen Air Minum di Indonesia Tercemar Tinja". ***

 

Editor: Adisumirta

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah