Desakan pergantian Kapolri mencuat di publik usai terjadinya sejumlah kasus yang melibatkan personel, termasuk perwira tinggi Polri.
Salah satu kasus yang beberapa waktu terakhir menarik perhatian masyarakat terkait kinerja Polri ialah pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang diduga didalangi mantan kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Ferdy Sambo.
Sambo melibatkan puluhan polisi, termasuk perwira tinggi dan perwira menengah, dalam skenario untuk membunuh ajudannya, Brigadir J.
Ferdy Sambo dan sejumlah perwira polisi yang terlibat kasus tersebut kini sudah dipecat dari Polri.
Otak di balik pembunuhan berencana itu pun akan menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pekan depan.
Selain itu, kasus lain yang memancing desakan pergantian Kapolri ialah tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu, 1 Oktober 2022.
Polisi yang bertugas mengamankan laga pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya saat itu diduga lalai menembakkan gas air mata sehingga menewaskan 131 orang.
Polri telah menetapkan enam tersangka dalam kasus tragedi Kanjuruhan, di mana tiga di antaranya adalah anggota Polri.
Disclaimer: Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Jawaban Jokowi Soal Pemanggilan Kapolri-Kapolres ke Istana Negara".***