Dari BPPD Rp360.000 per kantung darah, sebanyak Rp110.000 di antaranya untuk beli kantungnya. Jika nantinya kantung berasal dari produk dalam negeri, diharapkan BPPD bisa turun.
“Karena itu bukan membeli darah ya tapi biaya pengolahan darahnya. Kalau bisa kantungnya dari dalam negeri juga, otomatis kan biayanya bisa berkurang,” ucap dia.
Akhmad berharap, isu pembangunan industri kantung darah bisa kembali dibahas hingga terealisasi.
Jika nantinya pemerintah memiliki industri kantung darah sendiri, dipastikan ketersediaan darah tidak tergantung dengan negara lain. “Harapan kami demikian,” ucap dia.
Disclaimer: Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Puluhan Tahun Impor Jutaan Kantung Darah, Buat 'Tarif' Darah Indonesia Tinggi".***