Tanggapan Pengamat Soal Capres dari PDIP, Siti Zuhro: Ganjar Harus Hadapi Puan di Internal Partai

- 10 Mei 2022, 19:30 WIB
Peneliti ahli utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro
Peneliti ahli utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro /Antara/ Abdu Faisal

Baca Juga: Arus Balik Masih Ramai, Puan Minta Pelayanan Tetap Optimal, Pengamat Apresiasi Pemerintah

Selain itu, Ganjar masih harus menghadapi Puan Maharani di internal PDIP. Puan dinilai tidak akan mundur dari konstestasi 2024 karena akan berdampak pada tampuk kepemimpinan partai. "Menurut saya Mas Ganjar sudah jelas akan menghadapi Mbak Puan. Mbak Puan tidak mungkin mundur selangkah pun, Bu Mega dalam hal ini. Beda dengan pemilu sebelumnya," tegasnya.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR juga mengapresiasi konvensi NasDem meski tidak jadi dilaksanakan. Hanta menilai mekanisme penjaringan aspirasi dari bawah sebagai ganti konvensi juga tidak menghilangkan substansi demokrasi. "Secara idenya, harapan saya, tidak jadi konvensi ini tapi substansi dari konvensi itu tetap diakomodir tetap dijalankan NasDem," ujar Hanta.

Menurut Hanta, dari beberapa nama yang berhasil dijaring, ada dua nama kuat yang bukan berasal dari elite partai, yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Keduanya bisa terjaring karena modal elektabilitas. “Ganjar dan Anies bukan orang kuat, bukan orang partai. Meski Ganjar kader partai, tapi bukan siapa-siapa. Juga tidak memiliki struktur kekuasaan yang strategis. Sehingga modal mereka adalah modal elektabilitas," ujar Hanta.

Sedangkan nama Airlangga Hartarto mendapati irisan dengan Ganjar dalam hal latar belakang. Airlangga saat ini menjabat sebagai Ketum Partai Golkar. Sehingga ketika NasDem menjaringnya, maka akan lebih mudah dalam proses pembentukan koalisi. Sedangkan Ganjar tidak dalam posisi seperti Airlangga.
“Sementara kalau Ganjar bisa dengan koalisi atau tidak koalisi dengan partainya Ganjar yaitu PDIP. Apalagi di PDIP sudah ada nama Mbak Puan," tegas Hanta.

Hanta mengajukan kemungkinan terkait Ganjar maju dengan dukungan partai lain atau tetap bertahan di PDIP. Menurutnya, Ganjar harus mengkalkulasi karena ia punya modal elektabilitas. Kalau Ganjar bisa seperti Jokowi yang akhirnya didukung PDIP dalam pilpres, maka layak Ganjar bertahan. Sebaliknya, kalau kalkulasi Ganjar ujungnya tidak bisa ikut kontestasi karena PDIP mendukung Puan, maka Ganjar harus mengambil langkah strategis agar bisa naik gelanggang 2024.

Baca Juga: Puan Maharani Berharap Pemerintah Tetap Beri Layanan Maksimal Buat Pemudik Meski Puncak Arus Balik Telah Lewat

"Jadi Ganjar ini dilema. Semua berpulang pada Ganjar," tandasnya.

Hanta juga mengungkapkan kemungkinan risiko ketika Ganjar merapat ke NasDem demi 2024, maka akan mengakibatkan gangguan dalam hubungan NasDem dan PDIP. "Ini semakin menganggu hubungan personal maupun partai. Kalau mengusung nama ini ya berpotensi makin mengentalkan jarak itu atau menjauhkan jarak itu," terusnya.

Begitu pula ketika Puan maju dari PDIP dan Ganjar dari partai lain maka akan sangat mungkin menggerus suara maupun dukungan PDIP terhadap masing-masing calon. "Risikonya kalau dua-duanya maju, tentu pecah dukungan PDIP," tegasnya.

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah