Keketuaan Indonesia di ASEAN Kembalo Dipertegas

- 3 Mei 2021, 10:47 WIB
Menko Airlangga Hartarto Sampaikan Realisasi Anggaran PEN Mencapai Rp134,07 Triliun.*
Menko Airlangga Hartarto Sampaikan Realisasi Anggaran PEN Mencapai Rp134,07 Triliun.* /Instagram.com/@airlanggahartarto_official

PORTAL SULUT - Kawasan Asia Tenggara yang terdiri atas 10 negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) telah memperlihatkan kemajuan signifikan dari segi sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

ASEAN kini semakin berpengaruh, baik di tingkat regional maupun global. ASEAN merupakan pasar terbesar ke-3 di Asia dan terbesar ke-5 di dunia serta merupakan salah satu pasar terintegrasi yang paling maju.

Populasi yang mencapai 660 juta jiwa, ASEAN memiliki basis konsumen yang luas, terbesar ke-3 setelah Cina dan India secara global. 50% populasi ASEAN berusia di bawah 30 tahun, dan merupakan bagian terbesar dari angkatan kerja saat ini dan di masa depan.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 3 Mei 2021: Sosok Ini Coba Celakai Aldebaran di Rumah Sakit

Kondisi ini menjadi salah satu faktor dari peningkatkan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN sebanyak 140 kali lipat sejak didirikan pada 1967, dari US$23 miliar menjadi US$3,2 triliun. PDB per kapita juga meningkat 40 kali lipat dari US$122 menjadi US$4.827. Nilai perdagangan ASEAN naik 282 kali lipat dari US$10 miliar menjadi US$2,8 triliun.

“Dalam hal ini, ASEAN telah menyepakati kerangka kerja pemulihan ekonomi yang diberi nama ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF). Ini merupakan tindak lanjut dari arahan pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN ke-36 pada 26 Juni 2020 untuk melakukan pemulihan ekonomi akibat dampak Covid-19,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika menghadiri Pertemuan ASEAN Economic Community Council (AECC) / Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ke-19.

Ia mengatakan jika Indonesia dan ke-9 negara anggota ASEAN lainnya tetap berkomitmen melaksanakan integrasi ekonomi ASEAN menuju ASEAN yang maju dan modern, melalui implementasi Prioritas Tahunan AEC 2025.

Baca Juga: Ikatan Cinta 3 Mei 2021: Rendy dan Rafael Berhasil Jebak Ricky, Aldebaran Dalam Bahaya

Lima strategi yang terdapat di dalam ACRF yaitu meningkatkan sistem kesehatan, memperkuat ketahanan manusia, memaksimalkan potensi pasar intra ASEAN, mempercepat digitalisasi yang inklusif, serta maju menuju masa depan yang tangguh dan berkelanjutan.

Konektivitas di antara 10 negara anggota ASEAN juga dinilai semakin terintegrasi melalui Master Plan on ASEAN (MPAC) 2025 yang fokus pada lima area, yakni: (1) Sustainable Infrastructure, (2) Digital Innovation, (3) Seamless Logistics, (4) Regulatory Excellence, dan (5) People Mobility.

“Ke depannya, post-pandemic ASEAN akan dihadapkan dengan perkembangan dan tren-tren ekonomi global yang dinamis. Beberapa isu yang mengemuka seperti restrukturisasi dan diversifikasi rantai pasok regional, transformasi digital, keberlanjutan, dan Revolusi Industri 4.0 harus dipersiapkan sebaik mungkin sejak saat ini,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Mempertajam Priority Economic Deliverables (PED) Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023”, secara virtual di Jakarta, Jumat 30 April 2021.

Baca Juga: Ikatan Cinta 3 Mei 2021: Al Sembuh saat Tahu Andin Hamil, Ketahuan Selingkuh Elsa dan Nino Bercerai?

Lukman menambahkan jik MPAC 2025 merupakan kelanjutan dari MPAC 2010 yang menegaskan kesungguhan ASEAN untuk tidak hanya meningkatkan konektivitas fisik melalui pembangunan infrastruktur, tapi juga konektivitas digital. Karena sejak terjadinya pandemi Covid-19, konektivitas digital menjadi semakin relevan dan sudah merupakan bagian penting dalam pemulihan ekonomi.

“Pada Keketuaan di 2023, Indonesia harus kembali mampu menjawab tantangan dan kebutuhan dunia, terutama di tengah usaha keras perekonomian dunia untuk recovery dari dampak pandemi Covid-19. Jadi, upaya-upaya pemulihan ekonomi masih akan menjadi isu utama, termasuk diprediksi bahwa dinamika perekonomian di 2023 masih dibayang-bayangi dampak pandemi,” ujar Rizal.

Indonesia sendiri sudah tiga kali menjadi Ketua ASEAN, dan pada masa tersebut sudah banyak lahir berbagai gagasan besar yang menjadi landscape kerja sama ASEAN sehingga pada Keketuaan yang ke-4 pada 2023 mendatang diharapkan gagasan besar akan lahir kembali untuk memperkuat ASEAN. Baik itu bagi negara anggota maupun mitra dialog yang semakin bertambah banyak.

Baca Juga: Hanya Kendaraan Ini yang Diizinkan Melintas di Sulut Selama Periode Larangan Mudik

“Sinergi prioritas menjadi kata kunci untuk memastikan bahwa kepentingan Indonesia dapat diwujudkan di ASEAN, APEC dan G-20. Keterlibatan aktif dalam forum-forum ini tidak lain untuk mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi,” ungkap Rizal.

Ia mengggaris bawahi sinergi antara Keketuaan Indonesia di ASEAN dengan berbagai forum internasional seperti G-20 dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).

Untuk memperkuat tema Keketuaan Indonesia di ASEAN, khususnya dalam bidang ekonomi, diselenggarakan FGD, FGF yang merupakan kelanjutan dari FGD pertama (10 September 2020) dan kedua (17 Desember 2020) yang lalu.

Baca Juga: CPNS 2021 Sejumlah Formasi Dikurangi, Ini Formasi Terbanyak Tiap Daerah

Dalam FGD tersebut menghadirkan tiga narasumber, yakni Duta Besar Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk ASEAN Ade Padmo Sarwono, Rektor Universitas Gadjah Mada, Panut Mulyono, dan Direktur Eksekutif The Habibie Center (THC) Hadi Kuntjara, serta Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kemenko Perekonomian Netty Muharni sebagai moderator.

Adapun lima area PED yang dibahas adalah economic recovery, sustainability, resilience, inclusiveness, dan digital economy. Beberapa usulan PED yang berkarakter Indonesia, seperti Blue & Green Economy, Tourism, Vokasi, Digitalization, Connectivity, UMKM, Creative Economy dan Sainstek. Pada akhir pertemuan diharapkan perlunya pembahasan usulan PED tersebut, dan disampaikan harapan agar Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 dapat meningkatkan kepentingan ekonomi nasional dan kawasan.***

Editor: Ainur Rofik

Sumber: ekon.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x