Ini Pengakuan Langsung Paulus dan Indra yang Lolos dari Kecelakaan Sriwijaya Air

- 12 Januari 2021, 06:51 WIB
Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo menunjukkan tiket pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo menunjukkan tiket pesawat Sriwijaya Air SJ 182 /Dika Febriawan/Warta Pontianak

PORTAL SULUT - Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB.

Pesawat berjenis Boeing 737-500 tersebut dipastikan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Kecekalaan Sriwijaya ini menyisakan duka mendalam bagi masyarakat, khususnya keluarga para korban.

Baca Juga: TINGGAL 4 HARI! Cek Nama di SIMPATIKA untuk Dapat BSU 1,8 Juta

Namun, ada juga calon penumpang yang selamat dari tragedi ini, karena gagal naik pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Salah satunya Paulus Yulius Kollo ( 24) warga Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Paulus lolos dari peristiwa kecelakaan maut pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Sabtu lalu.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Siap Disuntikkan Setelah Mendapat Izin BPOM, ini Penjelasannya.

Dikutip dari wartapontianak.com dalam artikel (Eksklusif) Namanya Ada di Manifest Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Paulus Kollo: Saya Naik Kapal, tim Warta Pontianak mewawancarai langsung Paulus di rumah kerabatnya di kawasan Jalan Haji Rais A. Rahman, Kecamatan Pontianak Kota.

Saat itu Paulus dan rekannya Indra Wibowo (asal Aceh) merupakan pekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi hendak berangkat menuju Pontianak dengan dari Makassar Sulawesi Selatan dengan membeli tiket yang ditanggung oleh kantor dengan menggunakan maskapai Sriwijaya Air.

Baca Juga: Maaf, Hanya 200an Ribu Karyawan yang Akan Menerima Subsidi Gaji

“Saya saat itu bersama Indra berangkat dari Makassar menuju Pontianak dengan transit ke Bandara Suekarno Hatta menggunakan Sriwijaya Air SJ 589 pada 4 Januari 2020,” ujar Paulus Yohanes Kollo.

Karena untuk menuju ke Pontianak harus menunggu waktu 3 hari membuat Paul sapaan akrabnya ini harus menginap di rumah rekannya di Jakarta.

“Saya menginap di rumah teman di Jakarta, karena dari jadwal keberangkatan tanggal 9 Januari 2021 pukul 7.00 WIB namun ada pemberitahuan dari maskapai keberangkatan dimundurkan pukul 14.30 WIB, dengan nomor penerbangan SJ 182,” tambahnya.

Sebelum berangkat, Paul bersama rekannya tersebut harus menjalani tes swab yang diminta pihak petugas bandara mengingat persyaratan keberangkatan harus melampirkan Swab PCR, untuk menuju Pontianak.

Baca Juga: Satu Korban Sriwijaya Air SJ 182 Teridentifikasi, Berjenis Kelamin Laki-laki

Saya dan teman langsung melakukan tes swab di rumah sakit terdekat, namun saya kaget melihat harga swab yang mencapai Rp2 juta sehingga saya langsung menelfon kantor dengan diarahkan untuk menggunakan kapal karena biaya swab terbilang mahal,” katanya.

Saat Paul mengecek keberangkatan Kapal ternyata ada keberangkatan sore hari sehingga ia bersama rekannya memutuskan untuk menggunakan kapal laut.

“Saya dan indra langsung booking tiket kapal. Saya ingat nama Kapalnya KM Lawit, namun selama perjalanan tidak ada sinyal sama sekali,” tambahnya.

Baca Juga: CATAT! Vaksin Covid-19 Sinovac Layak Digunakan, Izin BPOM dan Fatwa MUI Keluar

Saat berada di muara dekat dengan dermaga, Paul pun mendapatkan notifikasi telepon dari orang tuanya di Kupang, karena khawatir Paul pun menelfon kedua orang tuanya tersebut.

“Saya pas liat hp banyak notifikasi telepon dari orang tua, dapat sinyal saya langsung telepon orang tua, di situ saya dengar bapak saya nangis,” bebernya.

Nama Paulus memang ada dalam manifest Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, namun tidak jadi berangkat akibat mahalnya harga Swab PCR dan memutuskan menggunakan moda transportasi laut.

SEperti diketahui, Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu 9 Januari pukul 14.40 WIB. Pesawat berjenis Boeing 737-500 tersebut dipastikan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Baca Juga: 5 Universitas di Indonesia yang Menerapkan Kampus Hijau

Keberangkatan pesawat Sriwijaya Air tersebut sempat tertunda. Awalnya, pesawat dijadwalkan berangkat pada pukul 13.35 WIB namun akhirnya lepas landas pada pukul 14.36 WIB. Penundaan keberangkatan disebut karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.

Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.(Dika Febriawan/wartapontianak)***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x