Pemerintah Gunakan 77 Bahasa Daerah dalam Kampanye Pencegahan Penularan COVID-19

- 2 Desember 2020, 14:52 WIB
Sumber: Setkab.go.id
Sumber: Setkab.go.id /

PORTAL SULUT - Pesan dan pendoman pencegahan Covid-19 harus mudah dipahami agar masyarakat bisa lebih menaati dan patuh terhadap protokol kesehatan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan pedoman perubahan perilaku protokol kesehatan 3M dalam 77 bahasa daerah.

Pedoman ini merupakan bagian dari kampanye pencegahan penularan Covid 19.

Baca Juga: 636 Ribu Guru Honorer Sabar Ya!, Subsidi Gaji Belum Ditransfer. Ini Bocorannya

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menuturkan bahwa kampanye pencegahan penyebaran Covid-19 harus mudah dipahami masyarakat.
 
“Ini harus cepat ditangani,” tekannya yang disampaikan secara secara virtual melalui kanal Youtube Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, pada Selasa 1 Desember 2020.
 
Menurut Menteri Nadiem, terdapat tantangan yang besar menyangkut kebahasaan terkait isi kampanye.

Baca Juga: Tiga Nelayan Bolsel Hilang di Laut Maluku

Untuk itu, kata dia, strategi Kemendikbud adalah mengubah pesan-pesan itu ke dalam bahasa yang paling dekat dengan masyarakat, yaitu bahasa daerah.

Bahasa daerah sebagai bahasa ibu, dinilai sebagai sarana yang lebih efektif untuk mendekatkan isi pesan secara emosional kepada para pendengarnya.
 
“Semoga masyarakat tergerak menerapkan pedoman ini dalam hidup sehari-hari. Saya berterima kasih pada inisiatif yang diambil Kepala Badan Bahasa yang bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19,” terangnya.

Baca Juga: Ulang Tahun Pertama Pikiran Rakyat Media Network, Setahun Lahirkan 140 Inkubator Mediapreneur
 
Senada dengan itu, Ketua Penanganan Satgas Covid-19, Doni Monardo mengapresiasi terobosan Kemendikbud.

“Bahasa daerah sangat strategis untuk mempercepat sampainya informasi kepada masyarakat, mengingat istilah-istilah yang dipakai dalam konteks Covid-19 seringkali merupakan bahasa asing atau serapan dari bahasa asing, seperti “adaptasi”, “asimptomatik”, new normal, dan social distancing,” katanya pada kesempatan yang sama. 
 
Doni Monardo meyakini, penjelasan tentang Covid-19 harus memakai bahasa yang mudah supaya cepat dimengerti masyarakat.

Halaman:

Editor: Ainur Rofik

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x