Tak Perlu Elpiji untuk Memasak, Sudah 10 Tahun Warga Maros Ini Pilih Gunakan Kotoran Sapi

22 Mei 2022, 12:32 WIB
Warga di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan tak lagi gunakan gas LPG selama 10 tahun terakhir. Malah gunakan kotoran sapi yang diubah menjadi biogas /Antara/Suriani Mappong/

PORTAL SULUT - Sudah 10 tahun terakhir ini Basir Daeng Rewa tak lagi menggunakan elpiji untuk memasak. Ia dan keluarganya lebih memilih kotoran sapi sebagai bahan bakar.

Warga Butta Salewangang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan tersebut tidak tergantung dengan Liquefied Petroleum Gas atau dikenal elpiji (LPG).

Mereka memilih menggunakan biogas yang bersumber dari kotoran sapi yang memang banyak tersedia di daerah tersebut.

Baca Juga: Kabar Gembira untuk Guru Honorer Kemenag, Ini Kebutuhan PPPK Guru Madrasah

Jadi Anda tak perlu heran bila melihat hal unik ketika berkunjung Butta Salewangang. Warga desa kebanyakan merupakan peternak sapi.

Tak hanya susu sapi saja yang dijadikan sebagai mata pencaharian dan bermanfaat dari warga tersebut.

Kotoran sapi di Kabupaten Maros ini malah bisa dijadikan sebagai pengganti elpiji untuk memasak.

Ketika menelusuri lebih ke dalam dusun itu, tampak beberapa ekor sapi berseliweran merumput ataupun bersantai di bawah rumpun bambu yang rindang.

Yang unik adalah, di samping sapi-sapi tersebut terdapat kotoran sapi yang sudah mengering dan sebagiannya malah masih basah.

Basir Daeng Rewa menjelaskan fungsi dari kotoran-kotoran sapi tersebut. Ternyata kotoran dari mamalia ini sengaja ditampung.

Menurut lelaki paruh baya yang memiliki dua putra ini, kotoran sapi yang diternak awalnya hanya dimanfaatkan sebagai pupuk kandang atau kompos.

"Sapi-sapi milik kami, dikandangkan di samping rumah agar memudahkan menampung kotorannya," kata lelaki lulusan SMA Nasional Maros ini.

Baca Juga: Kabar Gembira Buat Peserta PPPK Guru yang Tak Lolos Tahap 1 dan 2, Baca Ini Sebelum Daftar Tahap 3

Namun setelah petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Maros mengunjungi lokasinya dan memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan limbah kotoran sapi untuk menjadi energi biogas, Basir pun tertarik mencobanya.

Dengan memanfaatkan sisa lahan, kandang ternak sapinya pun dibangun semi permanen.

Dia membangun bak penampungan kotoran sapi dan sistem pengolahan sederhana untuk memproduksi energi biogas.

Berkat kegigihan dan kesungguhan Basir untuk mengelola kotoran sapinya itu, akhirnya berhasil memproduksi energi biogas.

Ia kemudian memanfaatkannya sebagai sumber energi untuk menghidupkan kompor gas dua "tungku".

Api yang dihasilkan kompor dari energi biogas ini berwarna biru, sehingga panci-panci bebas dari kerak hitam seperti jika memasak dengan kayu bakar.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Minggu, 22 Mei 2022, temuan tersebut, diakui oleh Basir memiliki manfaat bagi kehidupannya.

Ia menjelaskan berkat adanya biogas tersebut, ia tak perlu lagi membeli gas LPG selama 10 tahun terakhir.

Baca Juga: Kuota 758.018 Formasi, Berikut Jadwal Tahapan Pendaftaran PPPK Guru 2022

Ia hanya perlu memanfaatkan kotoran sapinya untuk dijadikan sebagai biogas demi kebutuhan memasak.

Hasil dari usahanya itu tidak terlepas dari peran kedua anak lelakinya yang di sela-sela sekolahnya rela berpanas-panas mencari rumput untuk pakan ternak sapi mereka.

Kini, kedua anaknya dapat bersekolah dari hasil pertanian dan ternak yang dikelola bersama ayahnya.

Putra sulung Basir saat ini duduk di bangku akhir Universitas Muslim Maros (UMMA) dan putra bungsunya di bangku akhir salah satu SMK di kabupaten itu.

DISCLAIMER: Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Tak Lagi Gunakan Gas LPG Selama 10 Tahun Terakhir, Warga di Kabupaten Maros Malah Beralih Gunakan Kotoran Sapi."***

Editor: Adisumirta

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler