Beruarai Air Mata, Begini Surat Terbuka Dari Pengawas PPPK Guru 2021 Kepada Mas Menteri

15 September 2021, 12:11 WIB
Cerita dibalik tes seleksi kompetensi PPPK guru 2021 /

PORTAL SULUT - Pelaksanaan seleksi kompetensi tahap 1 PPPK Guru 2021 beruarai air mata, hal tersebut diceritakan oleh pengawas seleksi untuk Menteri Kemendikbudristek, Nadiem Makarim dengan sapaan akrab Mas Menteri.

Seperti diketahui, seleksi kompetensi PPPK Guru 2021 sudah berlangsung dari 13 September 2021.

Hingga saat ini banyak peserta PPPK Guru 2021 yang mengeluhkan terkait passing grade yang terlalu tinggi.

Baca Juga: Gagal Passing Grade Seleksi PPPK Guru? Tenang Masih Punya Harapan, Asalkan Masuk Kriteria Ini

Bahkan dalam pelaksnaan PPPK Guru 2021 diwarnai tangis pilu dari honorer.

Adapun juga petisi dengan meminta tambahan afirmasi bagi peserta seleksi berdasarkan masa kerja dan Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK), yang hingga kini telah ditandatangani 29.588 orang.

Untuk pelaksanaan seleksi kompetensi tahap 1 PPPK Guru 2021 akan selesai 17 September mendatang.

Dan sebuah surat terbuka dari pengawas PPPK beredar luas di grup para guru dan grup lainnya.

Surat tersebut bertujuan kepada, Mas Menteri Nadiem Makarim.

Berikut isi surat tersebut :

Yang terhormat,
Mas menteri
Nadiem Makarim

Tak adakah rasa ngilu di dalam dada mas menteri melihat sepatu tua yang lusuh ini?

Memang benar sepatu tua ini terlihat bermerek, tetapi tahukan ini hanya sepatu loak apkiran

Tahukah Mas menteri,
Sepatu ini telah dipakai bertahun-tahun lamanya oleh si empunya

Seorang bapak dengan pakaian putih lusuh dan celana hitam yang warnanya sudah tak hitam lagi karena pudar.

Mendekati usia senja masih setia mengajari anak-anak di pelosok negeri ini membaca dan mengeja

Baca Juga: Capai Passing Grade SKD Tak Menjamin Pelamar CPNS Lolos ke SKB, Harus Pantau Nilai Saingan

Di saat putus pengharapan untuk mendapatkan hidup yang lebih layak. Beliau tetap semangat. Tak sekedar mengajar tetapi mendidik

Gaji di bawah lima ratus ribu sungguh tak cukup untuk makan sebulan. Apalagi untuk membeli sepatu

Terpaksa di saat pulang mengajar beliau mencari pendapatan tambahan sebagai pekerja serabutan

Tahun ini mas menteri memberikan secercah harapan untuk beliau. Program PPPK untuk memberikan harapan kehidupan yang lebih layak

Tetapi tahukah mas menteri? soal-soal yang mas menteri berikan hanya teori belaka saja. Tak sebanding dengan praktik pengabdian berpuluh-puluh tahun lamanya

Soal-soal yang membuat beliau terseok-seok ketika memegang mouse dan membuat kepalanya pening

Akhirnya, PASSING GRADE pun tak diraih. Pecahlah tangis beliau di dalam hati. Terlihat jelas ketika nilai-nilai itu terpampang di layar monitor. Beliau terdiam seribu bahasa.

Entahlah, apa yang dipikirkan. Melihatnya sayapun ikut terisak.

Memang benar beliau tak secerdas, sejenius, sekreatif mas menteri. Tetapi beliaulah yang menjadi pelita di tengah gulita buta aksara di pelosok negeri

Memang benar beliau tak pandai teknologi, tetapi tanpa teknologi beliau mampu membuat anak-anak negeri ini merangkai kata dari A hingga Z. Berhitung hal-hal dasar untuk memahami hidup

Memang benar para muridnya sebagian besar menjadi TKI dan TKW. Tapi tahukah mas menteri, bukankah mereka juga merupakan pahlawan penghasil devisa negara tercinta ini?

Beliau mempunyai andil yang besar dalam membangun negeri tercinta ini.

Sudi kiranya mas menteri memberikan keringanan untuk melihat beliau bisa menikmati masa tua dengan sepatu dan kehidupan yang layak

Tak usah diperumit

Jika tidak ada kebijakan untuk mengangkat derajat mereka, setidaknya di surga besok sepatu ini akan menjadi saksi bahwa ilmu yang beliau ajarkan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan umat

Dari saya,
Novi Khassifa
Pengawas ruang PPPK
Ditulis dengan berurai air mata***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler