Dentuman Suara Misterius di Bali, Lapan: Diduga Meteor Besar Jatuh

25 Januari 2021, 15:50 WIB
Lapan rilis pers hasil analisis dari dentuman yang terdengar di Buleleng, Bali. /PIXABAY/Buddy_Nath/

PORTAL SULUT - Kemarin, Minggu 24 Januari 2021, di wilayah Buleleng Bali terjadi suara keras dentuman misterius.

Suara dentuman di wilayah Buleleng tersebut juga terekam sensor gempa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terekam, namun dipastikan bukan aktivitas gempa.

Menyikapi hal tersebut, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan dentuman di langit Bali diduga berasal dari meteor besar yang jatuh.

Baca Juga: Nikahi Ular, Paranormal Mbak You Punya Anak 3

"Bila dibandingkan dengan kejadian di Bone, ada kemiripan sehingga diduga ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya meteor besar yang jatuh. Meteor itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan," kata astronom yang juga peneliti madya Lapan Rhorom Priyatikanto, seperti dikutip Portal Sulut dari Antara, Jakarta, Senin 25 Januari 2021.

Rhorom menuturkan meteor tersebut diduga memiliki ukuran awal beberapa meter, lebih kecil daripada asteroid Bone.

Menurut Rhorom, meteor yang telah mencapai permukaan Bumi tidak berpotensi bahaya.

Baca Juga: 2021 Kemendikbud Fokus Rekrut 1 Juta Guru PPPK, Inilah Besaran Gaji dan Tunjangan

Benda antariksa itu tidak mengandung unsur radioaktif yang membahayakan, mineral yang terkandung dalam meteor pun tidak berbahaya bagi lingkungan.

Pada 8 Oktober 2009 warga Bone mendengar ledakan disertai getaran kaca-kaca rumah mereka.

Warga juga melihat jejak asap di langit. Dugaan Lapan bahwa itu meteor besar akhirnya mendapat bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound.

Baca Juga: Selain Rekrut 1 Juta PPPK, Kemendikbud Pastikan Guru Honorer Peluang Menjadi CPNS

Data infrasound mengindikasikan adanya meteor jatuh yang diperkirakan berdiameter 10 meter. Belakangan diketahui juga seismograf BMKG terdekat merekam getaran 1,9 magnitudo.

Pada 24 Januari 2021 sekitar pukul 11 WITA, sejumlah warga Buleleng di Bali melaporkan adanya jejak cahaya di langit serta suara dentuman yang terdengar cukup jelas.

Sensor gempa di Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Singaraja mendeteksi adanya anomali getaran selama sekitar 20 detik mulai pukul 10.27 WITA.

Baca Juga: Inilah Arti Tanda Tahi Lalat di Wajah Menurut Primbon Jawa

Getaran tersebut memiliki intensitas sekitar 1,1 magnitudo. Berdasarkan informasi tersebut, memang ada kemungkinan bahwa kejadian tersebut merupakan kejadian benda jatuh antariksa.

Rhorom mengatakan sistem pemantauan orbit.sains.lapan.go.id tidak menunjukkan adanya benda artifisial atau sampah antariksa yang diperkirakan melintas rendah atau jatuh di wilayah Indonesia.

Hal itu memperbesar kemungkinan bahwa kejadian yang teramati di Buleleng berkaitan dengan benda alamiah.

Baca Juga: Inilah Sejarah Sepeda Motor Pertama di Indonesia

Meteor berukuran besar atau dikenal juga sebagai bolide atau fireball bisa jadi masuk ke atmosfer, terbakar, dan jatuh di dekat Buleleng.

Dalam prosesnya, meteor tersebut dapat memicu gelombang kejut hingga suara dentuman yang bahkan terdeteksi oleh sensor gempa.

Sebagian besar meteor terbakar di atmosfer dan bisa jadi ada sebagian kecil yang tersisa dan jatuh ke permukaan Bumi (darat atau laut). Fragmentasi meteor besar juga jamak terjadi ketika meteor tersebut mencapai ketinggian sekitar 100 kilometer di atas permukaan Bumi.

Baca Juga: Susilo Bambang Yudhoyono Jualan Nasi Goreng Ala SBY. Andi Arief: Ekonomi Makin Berat

Belakangan ini, tidak ada aktivitas hujan meteor, kecuali dengan intensitas amat kecil. Namun, perlu diketahui bahwa pada tahun 2021, sudah ada sekitar 40 penampakan meteor besar (fireball) di berbagai belahan Bumi.

International Meteor Organization (IMO) menerima dan mencatat laporan akan penampakan fireball dengan cukup baik. Beberapa kejadian disertai dengan suara dentuman yang terdengar cukup jelas.

Minor Planet Center (MPC) yang dikelola oleh International Astronomical Union (IAU) tidak mengumumkan adanya papasan dekat asteroid dengan potensi bahaya.

Baca Juga: Cek Nama Siswa Penerima, Kemendikbud Lanjutkan Program Indonesia Pintar

Pada 24 Januari 2021, terdapat setidaknya tiga asteroid berdiameter <100 meter yang melintas dengan jarak minimum beberapa kali lipat jarak Bumi-Bulan.

"Bila memang apa yang terjadi di Buleleng merupakan jatuhnya meteor berukuran besar, maka objek tersebut tidak berasosiasi dengan asteroid yang terdeteksi dan terkatalogkan sebelumnya," tutur Rhorom.***

Editor: Ainur Rofik

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler