Keduanya tidak terkait erat dengan SARS-CoV-2. Faktanya, mereka berasal dari garis keturunan berbeda yang tidak memiliki beberapa gen yang menurut peneliti diperlukan untuk melawan sistem kekebalan manusia.
Namun, setelah pemeriksaan lebih dekat, para ahli telah mengidentifikasi beberapa sifat yang mengkhawatirkan di Khosta-2.
Baca Juga: Kucing Susutkan Otaknya untuk Bisa Beradaptasi dengan Manusia
Di laboratorium, patogen kelelawar ini mampu menggunakan reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) pada sel hati manusia untuk menginfeksi jaringan dengan cara yang sama seperti SARS-CoV-2.
Domain pengikatan reseptor pada protein lonjakannya juga menunjukkan resistensi penuh terhadap antibodi monoklonal yang dipicu oleh vaksin COVID-19.
"Secara genetik, virus Rusia yang aneh ini tampak seperti beberapa virus lain yang ditemukan di tempat lain di seluruh dunia," kata ahli virus Michael Letko dari Washington State University.
"Tetapi karena mereka tidak terlihat seperti SARS-CoV-2, tidak ada yang mengira mereka benar-benar sesuatu yang terlalu menarik," jelas dia sebagaimana dikutip darl Science Alert pada Selasa, 27 September 2022.
"Tetapi ketika kami melihat lebih jauh, kami benar-benar terkejut menemukan bahwa mereka dapat menginfeksi sel manusia," sambung Letko.
"Itu mengubah sedikit pemahaman kami tentang virus ini, dari mana asalnya dan daerah mana yang menjadi perhatian," lanjut dia lagi.
Khosta-2 ditemukan di Taman Nasional Sochi Rusia di antara kelelawar tapal kuda yang lebih kecil (Rhinolophus hipposideros), yang merupakan spesies yang juga ditemukan di Eropa dan Afrika Utara.