Di Luar Zona Perang, Meksiko Paling Berbahaya bagi Para Jurnalis

16 Desember 2022, 10:40 WIB
Ilustrasi jurnalis. Pembunuhan jurnalis di 2022 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. /Foto: Engin Akyurt/Unsplash/

PORTAL SULUT - Meksiko menjadi negara yang paling berbahaya bagi para jurnalis di luar zona peperangan, seperti di Ukraina.

Itu menurut federasi jurnalis internasional (IFJ) yang melaporkan tentang jumlah kekerasan terhadap para jurnalis yang bertugas.

Jumlah jurnalis yang terbunuh saat melakukan pekerjaan pada 2022 ini melonjak dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Banyak yang Mengira Kucing, Ini Fakta Mengejutkan si Imut Hello Kitty

Federasi jurnalis internasional (IFJ) melaporkan, pada tahun ini 67 jurnalis dan staf media terbunuh di seluruh dunia, sementara pada tahun 2021 berjumlah 47 orang.

Mengutip Associated Press, kelompok yang berbasis di Brussels juga menyebutkan, 375 jurnalis saat ini dipenjara karena pekerjaan mereka.

Tiga negara yang paling banyak memenjarakan wartawan adalah Cina, Myanmar dan Turki.

Jumlah tersebut juga meningkat dibandingkan dengan tahun 2021. Tahun lalu, IFJ melaporkan 365 jurnalis berada di balik jeruji besi.

Dari fakta tersebut, IFJ itu meminta pemerintah untuk mengambil tindakan yang lebih konkret untuk melindungi jurnalis da kebebasan pers.

Perang Rusia di Ukraina, kekacauan di Haiti dan meningkatnya kekerasan oleh kelompok-kelompok kriminal di Meksiko berkontribusi pada lonjakan 30 persen itu.

Sebanyak 12 orang pekerja media tewas saat meliput perang di Ukraina. Menurut IFJ. Sebagian besar adalah orang Ukraina, tapi ada juga dari negara lain.

Satu di antara yang tewas di Ukraina adalah pembuat film dokumenter asal Amerika Serikat, Brent Renaud.

Baca Juga: Antam Bertahan, UBS Turun: Perdagangan Emas Murni 24 Karat di Pegadaian Jumat, 16 Desember 2022

Banyak jurnalis yang tewas pada minggu -minggu pertama perang, meskipun menurut IFJ ancaman terhadap wartawan terus berlanjut saat pertempuran berlarut -larut.

"Teror organisasi kriminal di Meksiko, dan gangguan hukum dan ketertiban di Haiti, juga berkontribusi pada lonjakan pembunuhan," IFJ menyebutkan.

Tahun 2022 menjadi salah satu tahun yang paling mematikan bagi jurnalis di Meksiko.

Negara itu kini dianggap sebagai negara paling berbahaya bagi wartawan di luar zona perang.

IFJ mencatat lima kematian jurnalis di tengah krisis politik tahun ini di Pakistan.

Mereka juga memperingatkan ancaman baru bagi jurnalis di Kolombia dan bahaya bagi jurnalis di Filipina meskipun ada kepemimpinan baru di sana.

Laporan ini juga menyebutkan tentang penembakan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh ketika dia melaporkan dari kamp pengungsi Palestina.

Al Jazeera minggu ini secara resmi meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk menyelidiki kematian wartawan asal Amerika Serikat kelahiran Palestina itu.

IFJ yang berbasis di Brussels mewakili 600.000 profesional media dari serikat pekerja dan asosiasi di lebih dari 140 negara.***

Editor: Adisumirta

Sumber: AP

Tags

Terkini

Terpopuler