Catat, Sejarah Kota Manado dari Tahun 1623

- 24 Agustus 2021, 17:46 WIB
Manado, Sulawesi Utara
Manado, Sulawesi Utara /

Berbagai versi penyebutan nama Manado yang berbeda tersebut kemungkinan karena kesalahan penulisan atau penyalinan, atau mungkin karena pengaruh pendengaran orang Eropa terhadap dialek bahasa lokal.

Jika benar demikian, itu adalah hal yang lumrah, sebab sampai kini masih banyak orang salah menyebut dan menulis nama Manado menjadi Menado.

Walaupun kata Manado berasal dari bahasa lokal, namun kata yang hampir punah ini diwarisi dari dokumen-dokumen bangsa Eropa.

Di dalam dokumen disebutkan bahwa nama Manado ditemukan oleh pelaut Portugis bernama Simao d’Abreu pada tahun 1523, dan merupakan pulau yang sudah berpenghuni sejak tahun 1339.

Namun Simao d’Abreu tidak mempublikasikan hasil temuannya itu, nanti 32 tahun kemudian, yaitu tahun 1555 hasil temuannya dipublikasikan oleh Antonio Galvao. Mantan gubernur Portugis di Maluku, di dalam bukunya yang berjudul Tratado. Di dalam Tratado diuraikan kalimat pendek yang berbunyi, “Ou eram vista das ilhas de Manada…”, yang artinya “mereka melihat Manada ….” Manada di dalam bahasa Portugis bukan Manado, tetapi kawanan pulau. Mungkin kawanan pulau yang dimaksud adalah Manado Tua, Bunaken, Siladen, Mantehage dan pulau Nain. Dua pulau yang disebutkan terakhir adalah wilayah Minahasa Utara.

Nicolaas Desliens pada tahun 1541, adalah orang Eropa lainnya asal Prancis mencantumkan nama Manado di peta dunia.

Dari mana Desliens mendapatkan nama Manado? Kemungkinan dia mendapatkannya dari Simao d’Abreu. Kalau hal ini benar terjadi, berarti d’Abreu telah membocorkan informasi rahasia; sebab saat itu bangsa Portugis menerapkan politik tutup mulut sebagai kebijakan bagian distrik (politica de sigilio); artinya semua yang mereka temukan tidak boleh diketahui oleh bangsa Eropa lainnya. Manado yang dimaksudkan oleh Simao d’Abreu dan Antonio Galvao adalah Manado yang kini namanya berubah menjadi Manado Tua.

Bukan hanya orang Eropa yang memiliki banyak versi tentang nama Manado. Etnis dan sub etnis di Sulawesi Utara pun memiliki nama yang berbeda tentang Manado. Manado dalam bahasa tua Tombulu disebut Manaror, sub etnis Tontemboan menyebutnya Manarow, etnis Sangihe menyebutnya Manaro. Tak satu pun etnis dan sub etnis di Sulawesi Utara yang menyebut Manado mirip dengan apa yang didengar oleh Simao d’Abreu dan yang ditulis oleh Antonio Galvao, yaitu Manada.

Walaupun terdiri dari berbagai versi berbeda, tetapi yang pasti kata Manado adalah bahasa lokal di Sulawesi Utara yang hampir punah.

Nama Manado yang dikenal saat ini berasal dari kata Manarow atau Manadou (bahasa daerah Minahasa), yang artinya “dijauh” suatu sebutan yang hampir sama dengan bahasa Sangihe, yaitu Manaro, yang artinya juga “dijauh” atau “negeri yang jauh”.dilansir dari laman web pemerintah kota Manado.***

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x