Benarkah Insentif Prakerja Bakal 5 juta? Ini Penjelasan Pemerintah

- 16 Oktober 2020, 13:54 WIB
Ilustrasi Kartu Prakerja. Benarkah saat Kartu Prakerja Gelombang 11 Nanti Insentif Akan Naik ke Rp 5 Juta? Inilah Faktanya
Ilustrasi Kartu Prakerja. Benarkah saat Kartu Prakerja Gelombang 11 Nanti Insentif Akan Naik ke Rp 5 Juta? Inilah Faktanya /ANTARA

PORTAL SULUT - Program prakerja sudah memasuki gelombang 10.

Kabar terakhir, Prakerja Gelombang 11 akan dibuka akhir Oktober ini.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sekaligus Ketua Tim Pelaksana Komite Cipta Kerja Mohammad Rudy Salahuddin mengatakan, kemungkinan pendaftaran Gelombang 11 dibuka sebelum akhir Oktober ini.

"Intinya kita terbuka dan siap apabila kita diminta untuk membuka gelombang ke-11, kita harus segera mengerjakan, tapi mungkin sebelum akhir bulan Oktober ini kita harus segera menyelenggarakan untuk pembukaan gelombang ke-11," ungkapnya dalam seminar Kartu Prakerja untuk Akselerasi Inklusi Keuangan yang disiarkan virtual, Rabu 14 Oktober 2020.

Baca Juga: Vaksin Corona Segera Diedarkan ke 160 Juta Warga, Ini 6 Prioritasnya. Anda termasuk?

Tercatat per 25 September 2020, jumlah pendaftar melalui situs program Kartu Prakerja mencapai 30.044.167 orang atau hampir enam kali lipat kuota dibandingkan dengan kuota penerima tahun ini.

Pemerintah mengalokasikan kuota peserta Kartu Prakerja tahun ini untuk 5.597.183 orang.

Kuota tersebut kini telah terisi, dengan dibukanya 10 gelombang pendaftaran Kartu Prakerja 2020.

Baca Juga: Kabar Gembira, 3 Bansos Ini Tambah Jumlah Penerima

"Dengan demikian lengkaplah total kuota penerima Kartu Prakerja tahun anggaran 2020," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Head of Communications Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Louisa Tuhatu mengatakan, pembukaan gelombang 11 Kartu Prakerja masih menunggu arahan dari Komite Cipta Kerja (KCK).

"Kami masih menunggu arahan dari KCK," jawab Louisa singkat, Senin 5 Oktober 2020.

 Baca Juga: BLT UMKM 2,4 Juta, Usaha Mikro Seperti Ini yang Berpeluang Lolos

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tengah mempersiapkan pelatihan program kartu prakerja secara tatap muka langsung (offline).

Namun, pelatihan secara daring (online) seperti yang dijalani peserta saat ini juga tetap dilakukan.

"Kami sedang siapkan alokasinya mana yang offline dan online," ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis 4 Juni 2020 lalu.

Menurut Airlangga, sejumlah kementerian telah memiliki program pelatihan keterampilan secara tatap muka. Misalnya, Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Kementerian Perhubungan.

Baca Juga: CATAT, Ada Perubahan Rute Transjakarta Jumat Hari Ini 

Nantinya, peserta bisa memanfaatkan pelatihan keterampilan pada kementerian tersebut.

"Tapi yang offline akan makan waktu yang lebih panjang dan juga biaya yang tinggi, sehingga tentu membutuhkan persiapan kurasi programnya dan juga standarisasi pelatihannya," tuturnya.

Pemerintah pusat pun bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, Dinas Pariwisata, serta Dinas Koperasi dan UKM untuk membantu memberikan pendampingan pendaftaran.

Selain itu, dinas di daerah juga akan membantu menyediakan beberapa komputer untuk masyarakat di tempat yang ditentukan oleh pemerintah daerah sehingga dapat mengikuti pendaftaran ataupun pelatihan yang akan dipilih.

Adapun dalam masa Covid-19, pelatihan yang tersedia hanya pelatihan secara online.

Baca Juga: Valentino Rossi Positif Corona, Dipastikan Absen di MotoGP Aragon

Lantas apakah jika pelatihan secara offline, insentif akan naik?

Asisten Deputi Ketenagakerjaan Kemenko Perekonomian, Yulius menerangkan awalnya biaya pelatihan Kartu Prakerja Rp5 juta. Ini didasarkan tujuan awal memberikan dana kepada peserta lebih banyak pada pelatihan ketimbang intensif.

"Banyak pelatihan yang tadinya ini dari sisi biaya dirancang sebesar 5 juta rupiah rata-rata dengan insentif hanya sekitar 650 ribu. Artinya, awalnya fokusnya lebih pada pelatihan," jelas Yulius 23 April 2020 lalu.

Maka demikian, seiring menjangkitnya virus corona di Indonesia, pemerintah mengubah arah fokus lebih kepada jaring pengaman sosial dengan intensif yang lebih.

"Nilai social safety net lebih diperbesar namun pelatihannya itu tetap ada. Disamping mendapatkan social safety net dia [peserta] juga bisa meningkatkan kualitasnya," ucap Yulius.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah