“Dia itu baik. Suka membantu tetangga. Jika ada selamatan atau pengajian, dia yang rajin. Membantu menggelar tikar, atau hal lainnya,” terang tetangga Slamet, Yuyun Wahyuni, Sabtu 5 September 2020, seperti dikutip PORTAL SULUT dari WartaBromo.com
“Dia itu baik. Suka membantu tetangga. Jika ada selamatan atau pengajian, dia yang rajin. Membantu menggelar tikar, atau hal lainnya,” terang tetangga Slamet, Yuyun Wahyuni, Sabtu 5 September 2020, seperti dikutip PORTAL SULUT dari WartaBromo.com
Dalam benak Slamet pun timbul sebuah cita-cita suci. Yakni pergi beribadah haji bersama sang ibu, Atminah.
Baca Juga: Hasil UEFA Nations League, Portugal Menang Besar
Sepuluh tahun terakhir, hasil ngamen ia kumpulkan untuk setoran biaya pennyelenggaraan ibadah haji (BPIH) yang mencapai Rp25 juta per-orang itu.
Selain itu, penghasilan di jalan juga digunakan untuk biaya hidup sehari-hari.
“Saya tabung ke Ibu, sedikit demi sedikit selama sepuluh tahun. Saya daftarkan ibu dulu tahun 2018 lalu. Baru saya mendaftar Kamis (03/09/2020) kemarin,” tutur Slamet, menggunakan Bahasa Madura.
Baca Juga: Halmahera Barat Diguncang Gempa 5,9 Skala Richter
Lantaran tak bisa baca tulis, Slamet mendaftar haji dengan bantuan salah satu tetangga, yakni Yuyun Wahyuni.
Keterbatasannya tentang baca-tulis dan kondisi fisik dan mentalnya yang sedikit mengalami kekurangan dibandingkan pemuda normal lainnya, tidak membuat Slamet patah semangat menabung untuk mendaftar haji.
Usai mendaftar haji, saat ini keinginan Slamet hanya satu. Yakni bisa berangkat bersama sang ibu, menjadi tamu Allah.
Editor: Ainur Rofik
Sumber: wartabromo.com