Buntut dari 'Amplop Kiai' Suharso Monoarfa Dilaporkan ke Polisi, Gus Miftah Desak untuk Minta Maaf

- 26 Agustus 2022, 14:41 WIB
Suharso Monoarfa
Suharso Monoarfa /

PORTAL SULUT- Pernyataan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa soal 'amplop kiai' kini sedang dipelajari oleh pihak Kepolisian.

Pasalnya, Polda Metro Jaya menerima laporan polisi mengenai hal tersebut.

“Penyidik sedang mempelajarinya,” ujar Kombes Pol Endra Zulpan dikutip melalui PMJ News, Jumat 26 Agustus 2022.

Baca Juga: Komite Sidang Kode Etik Tanpa Ragu Pecat Ferdy Sambo, Suami Putri Candrawathi Ajukan Banding

Lanjut Endra, Polisi nanti akan memanggil pelapor untuk dimintai keterangan.

Diketahui bernama Ari Kurniawan untuk dimintai keterangan.

“Ya jelas nanti namanya laporan polisi yang diambil keterangan siapa pelapor,” tambahnya.

Lebih lanjut, setelah memanggil pelapor, polisi akan memanggil terlapor untuk dimintai keterangan.

“Habis pelapor berikut dengan alat bukti pendukung, baru nanti terlapor,” jelasnya.

Suharso Monoarfa dilaporkan ke polisi oleh Ari Kurniawan pada 20 Agustus lalu atas pidatonya yang menyinggung ‘amplop’ kiai.

Sementara itu buntut dari pernyataan 'amplop kiai' tersebut, Gus Miftah menilai bahwa Suharso Monoarfa telah menyakiti hati para kiai.

Gus Miftah mendesak Suharso Monoarfa harus meminta maaf terkait dengan 'amplop kiai' tetsebut.

Gus Miftah mempertanyakan ucapan Suharso Monoarfa itu karena akan menimbulkan kekisruhan publik terutama kalangan pondok pesantren.

Merasa tersinggung, Gus Miftah melalui akun Instagramnya menulis kekecewaanya kepada ketua umum partai tersebut.

"Maksud anda apa ya pak ketua umum partai yang terhormat @suharsomonoarfa?,

Baca Juga: Syarat Terbaru Pendaftaran PPPK 2022, Lebih Mudah? Ini Rincian Formasinya

Statemen anda sangat menghina Marwah kyai dan pondok pesantren.

Dalam khazanah pesantren ada istilah tabarukan, yaitu ngalap berkah yang dilakukan oleh seorang santri atau jamaah kepada kyai, dengan salah satu caranya adalah silaturahmi atau sowan kepada kyai.

"Dalam silaturrohmi itu biasanya santri atau jamaah minta doa, minta nasehat atas problem dan hajatnya," kata Gus Miftah melalui akun Instagram-nya, Kamis 18 Agustus 2022 lalu.

Gus Miftah membantah pernyataan Suharso Monoarfa yang menyebutkan bahwa kyai selalu meminta imbalan apabila didatangi tokoh atau pejabat.

"Tidak ada permintaan kyai kepada para santri dan jamaah kalau sowan harus kasih amplop atau apapun, kl toh ada itu justru inisiatif dari santri atau jamaah yang sifatnya sukarela sebagai rasa mahabbah seorang santri kepada kyai," ucapnya.

Lanjut Gus Miftah menilai, dalam perjalanan selama menurutnua, para kiai kerap dimanfaatkan oleh politisi untuk melanggengkan kepentingannya.

"Sdh menjadi kelaziman para tokoh politik memanfaatkan kyai untuk kepentingan politiknya, kyai selama ini hanya terkesan dimanfaatkan.

Kalau butuh mereka sowan kyai, selesai butuh nya kembali meninggalkan kyai. Persis seperti daun salam dan laos, kalau masak sayur dicari pertama kali, sayurnya matang daun salam dan laosya dibuang pertama kali," ujar Gus Miftah.

Diektahui sebelumnya, pernytaan Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa itu, terjadi dalam kegiatan pembekalan antikorupsi kepada para pengurus PPP beberapa waktu lalu.

Suharso Monoarfa mengatakan dalam sambutannya bahwa ada 'amplop kiai' yang harus diberikan dalam suatu kunjungannya ke sebuah pondok pesantren.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah