Golkar dan PSI Jalani Tahapan Pendekatan, Pengamat: Untungkan Pencapresan Airlangga

- 24 Agustus 2022, 18:32 WIB
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) /GOLKAR/PSI

"Selain itu, PSI tidak mungkin mengajukan cawapres. Itu juga baik bagi KIB utamanya Golkar. Karena jika terjadi perpecahan di KIB, maka situasi tawar menawar dengan mitra koalisi masih tetap bisa berjalan," tandasnya.

Elit Sampai Akar Rumput

Peneliti utama dari Indikator Politik Indonesia, Kennedy Muslim dengan sistem ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (Pres-T) 20 persen, suara partai non parlemen tidak terpakai, namun akan strategis jika bisa dikumpulkan.

“Tentu peran mereka tetap strategis karena bagaimanapun untuk membangun perahu besar, untuk mengusung capres dan cawapres tentu akan menambah suara,” kata hari ini (24/8).

Baca Juga: KIB Melaunching Program PATEN, Penyampaian Visi dan Misi Menghadapi Pemilu 2024

Formasi KIB, dua partai islam dan satu partai nasionalis, bisa mendapatkan keuntungan dari pemilih partai lain. Misalnya, PSI memiliki pemilih berbasis anak muda, ini adalah daya tambah terkait dengan kepentingan elektoral nantinya.

Namun dalam menentukan koalisi mana yang akan mereka dekati, partai non parlemen harus memperhatikan kesamaan karakter dulu kemudian capres dan cawapresnya.

“Selain partai non PP berkepentingan mendapatkan efek ekor jas di suara mereka di pileg mendatang ketika mereka bergabung ke koalisi yang capres dan cawapresnya memiliki kemungkinan memenangkan pilpres paling besar,” ungkap Kennedy.

Dalam koalisi sendiri, meski para elit terlihat mesra, jangan sampai dilupakan suara dari akar rumput. “Silaturahmi dan komunikasi politik harus dijalankan. Bagai partai tersebut tidak bisa memungkiri chemistry di akar rumput pendukung baik partai di parlemen dan non parlemen,“ sebut Kennedy.***

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah