Dia juga menambahkan bahwa dengan banyaknya kesembuhan hewan ternak ini, Pemerintah terbukti merespons cepat kemunculan wabah PMK.
"Ini menunjukan respon cepat, intervensi, dan kerja bersama Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah telah menunjukan hasil yang positif. Inilah yang harus dijaga ke depan," tutur Syahrul Yasin Limpo.
Meski sekarang kasusnya mulai turun, Mentan mengingatkan agar seluruh pihak tidak lengah dan terus waspada terhadap wabah PMK.
"Saya ingatkan, walaupun semua kasus sudah turun, tapi tidak berarti kita mengurangi kewaspadaan. Kita semua harus saling menjaga. Dan, yang paling penting tidak boleh panik," ucap Syahrul Yasin Limpo.
"Insya Allah kita akan lalui wabah PMK ini dengan baik, dan tanpa dampak kerugian yang besar," katanya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Instagram @syasinlimpo, Senin, 23 Mei 2022.
Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) ini awalnya ditemukan merebak di empat kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Dilaporkan sebanyak 124 ekor sapi yang tersebar di empat kecamatan Lumajang itu diduga terjangkit PMK.
Hal itu diketahui usai petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melakukan pemeriksaan terhadap ratusan ternak di wilayah tersebut.
Hasil dari pemeriksaan petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) mendapati kasus PMK pada sapi di empat kecamatan.