Apa Yang Hilang Dari Pendidikan Indonesia? Dunia Pendidikan Indonesia Masi Menghadapi Tantangan Yang Sulit

- 28 November 2021, 07:45 WIB
Ilustrasi bersekolah
Ilustrasi bersekolah /TRENGGALEKPEDIA.COM/Okpriabdhu Mahtinu.

Berdasarkan data World Bank partisipasi pendidikan di Indonesia bisa di katakan sangat tinggi meskipun demikian, Indonesia juga menempati peringkat yang sangat rendah dalam hal membaca, matematika, dan iIPA.

Bahkan dalam kehadiran gender pun kita tidak terlalu baik.
Tan Malaka misalnya menggap pendidikan sebagai alat untuk bertahan hidup sejahtera dan membantu kaum jelata.

Idealnya pendidikan harus membuat masyarakat dalam menghadapi berfikir secara logika dan tidak mengandalkan Hal-Hal yang gaib dan mistis.
Ilmu alam dan matematika memang harus di kuasai namun tentu tidak semua anak sama.

Baca Juga: Ini Jadwal PPKM Level 3 Nataru dari Pemerintah serta Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Natal Tahun 2021

Dan disinilah KI Hajar Dewantara dengan sistem pendidikan (Among) hadir, sistem ini mengedepankan Unsur-Unsur pembelajaran, keterampilan dan Nilai-Nilai tradisional dan mengasah keterampilan yang di minati oleh sang anak.

Masing-Masing anak tidak di wajibkan untuk memahami dan mendalami seluruh mata pelajaran.

Dan tentunya R.A.Kartini memiliki semangat bahwa pendidikan harus bisa di dapatkan secara setara oleh kaum pria maupun wanita.

Lalu mengapa impian dan idealisme dari ke tiga tokoh ini masi terhambat?
1. Orde lama
Sementara Indonesia masi kekuranga Guru yang kompeten, satabilitas Indonesia juga terancam oleh perpecahan dan perang digin yang berkecamuk.
Pemerintahan belum sempat mencetak Guru-Guru berkualitas bahkan dari sedkit Guru yang sudah ada banyak yang bergabung dengan angkatan bersenjata untuk berjuang.

Dalam situasi ini kuantitas Guru lebih di prioritaskan dari kualitas tujuan Guru dan pendidikan pun lebih di arahkan dalam menanamkan patrotisme, sehingga pengembangan sains seperti yang di impikan Tan Malaka pun masi harus menunggu.

2. Pendidikan orde baru
Pada era ini intervensi pemerintahan pusat terhadap pendidikan yang kuat tidak serta merta hilang begitu saja, malah meningkat.
Lebih parahnya lagi semua guru PNS harus mendukung haluan partai tertentu dan sesuai kebijakan negara.

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x