Sampai suatu ketika, Munir bertemu dengan salah seorang anggota ISIS. Mereka kemudian mulai menyusun rencana untuk melancarkan aksi-aksi teror.
Munir semakin serius ketika ia bertemu Bahrul Naim, koordinator jejaring teroris yang pernah mengorganisir bom bunuh diri di Surakarta 2016 silam.
Mereka mencari dana dengan penipuan digital. Di sana Munir berperan sebagai pencari dan pengelola dana untuk keperluan jejaring teroris.
Dengan aksi skimming serta komersial digital, Munir bisa meraup milyaran rupiah.
“Paling sedikit, sekali saya aksi itu … 15-18 juta,” ujarnya kepada Ganjar Pranowo sebagaimana dilansir Portalsulut.Pikiran-Rakyat.com dari Youtube Ganjar Pranowo yang diunggah pada 5 November 2021.
Baca Juga: 69 Teroris di Makassar dan Merauke Jaringan Villa Mutiara Dipindahkan
Pasca kasus pengeboman Thamrin, Bahrul Naim menelepon Munir. Saat itu Bahrul Naim sedang berada di Suriah.
Mereka pun berdiskusi menyusun strategi, mencanangkan aksi yang tidak mengulangi kasus Thamrin di mana banyak teman-teman mereka yang ditangkap.
“Dan yang terpikir oleh kita saat itu, bagaimana kalau kita bikin aksi yang pelakunya adalah perempuan,” ungkap Munir yang membuat Ganjar Pranowo mengangguk anggukan kepala.
Mereka bahkan pernah berhasil merekrut perempuan sebagai anggota aksi terorisme.