Jabat Wapres Dua Kali, Budiman Sudjatmiko Heran JK Tak Paham Bedanya Kritik dan Provokasi

- 14 Februari 2021, 13:19 WIB
Budiman Sudjatmiko (kiri) dan Jusuf Kalla (kanan))
Budiman Sudjatmiko (kiri) dan Jusuf Kalla (kanan)) /Kolase foto dari ANTARA dan Instagram @jusufkalla.

PORTAL SULUT- Budiman Sudjatmiko melayangkan kritiknya kepada mantan Wakil Prsiden Jusuf Kalla (JK) yang dianggapnya tidak bisa membdaka antara kritik dan provokasi.

Sebelumnya pada Jumat 12 Februari 2021 lalu, ketika menjadi pembicara dalam acara mimbar demokrasi, yang diselenggrakan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), JK mempertanyakan himbauan Presiden Joko Widodo yang meminta agar masyarakat dapat aktif memberikan kritik terhadap pemerintah, sehingga dapat menjadi lebih baik lagi ke depan.

JK menyebut saat ini masyarakat tidak mau memberikan kritik terhadap pemerintah karena takut setelahnya dapat berurusan dengan aparat yang berwajib, yakni polisi.

Baca Juga: ASTAGA! Daftar Penerima Subsidi Gaji Hilang, Cek Nama Anda di Sisnaker Apakah Masih Ada?

“Dalam empat tahun terakhir, indeks demokrasi menurun ke 64 dari 127 negara yang disurvei,” kata JK.

“Beberapa waktu lalu, Bapak Presiden mengumumkan, silahkan kritik pemerintah. Tentu banyak yang melihatnya bagaimana cara mengkritik pemerintah tanpa dipanggil polisi? Ini tentu menjadi bagian upaya kita semua,” ujar JK.

Penyataan itu yang kemudian ditanggapi oleh Budiman Sudjatmiko. Budiman menyebut pernyataan JK merupakan tindakan rasis dan pro-kekerasan.

Melalui akun Twitter pribadinya@budimandjatmiko, pada Sabtu 13 Februari 2021, Budiman menuliskan, “Jangan rasis dan pro kekerasan, Pak.”

Baca Juga: Inggrid Kansil Sebut SHS Sosok Meginspirasi, Enda Ungu: Selamat Jalan Bapak Tercinta

Budiman menyinggung JK yang telah menjabat wakil presiden dalam dua periode, namun tidak mengerti akan perbedaan antara kritik dan provokasi.

Tak hanya itu, Budiman Sudjatmiko juga mempertanyakan alasan JK tidak paham perbedaan kedua hal tersebut.

Padahal, dirinya yang belum pernah menjabat sebagai wakil presiden saja dapat mengetahui dan memahami perbedaan di antara keduannya.

“Saya tak pernah jadi Wapres 2 kali di era demokrasi, tapi tahu beda kritik dan provokasi. Kenapa?” tulis Budiman Sudjatmiko.

Meski dia pernah ditangkap akibat menyuarakan sesuatu, namun Budiman menjelaskan bahwa penangkapan terhadap dirinya itu bukan disebabkan karen melontarkan sebuah ujaran yang rasis terhadap pemerintah.

Baca Juga: DISAYANGKAN! 1,4 Juta UMKM Terancam tak Dapat Bantuan 2,4 Juta, Anda Termasuk?

Budiman juga menegaskan bahwa dirinya juga pernah ditangkap karena bersuara mengenai pemerintahan pada saat itu, yang merupakan rezim tidak pro dengan demokrasi.

“Karena saya dulu kritikus dan oposan (di luar dan di dalam sistem? Bahwa saya dulu ditangkap, bukan karena saya rasis, tapi rejimnya tak demokratis,” tulis Budiman Sudjatmiko.

“Jangan rasis dan pro kekerasan, Pak. Saya tak pernah jd Wapres 2 kali di era demokrasi tp tahu beda kritik dan provokasi. Kenapa? Karena saya dulu kritikus dan oposan. Bahwa saya dulu ditangkap bkn krn saya rasis tp rejimnya tak demokratis,” tulis Budiman Sudjatmiko.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x