Eksis di Rembang Sejak Zaman Majapahit! Inilah Tradisi Unik Pathol Sarang, Mirip Sumo

25 Juni 2023, 06:58 WIB
Pathol Sarang/Pemprov Jateng /

PORTAL SULUT - Kabupaten Rembang memiliki beragam tradisi unik, ada yang berupa kesenian tradisional

Diantara tradisi unik di Rembang adalah Pathol Sarang dari wilayah pesisir pantai.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Sejarah di Solo Jawa Tengah, Ada Makam Mantan Presiden

Diketahui, tradisi unik di Rembang tersebut terus dirawat agar tidak hilang.

Karena itu, setiap tahunnya ada gelaran Pathol Sarang.

Pathol Sarang adalah seni gulat tradisional khas Rembang.

Awalnya, Pathol Sarang ini dipopulerkan oleh para nelayan di Kecamatan Sarang.

Olahraga tradisional mengandalkan kekuatan otot dan para pemain dilarang memukul, menendang, atau menyikut.

Pathol Sarang tersebut mirip dengan olahraga gulat atau pertandingan sumo khas negeri matahari terbit.

Biasanya, pertandingan tersebut diikuti oleh warga yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.

Diantara yang eksis gelar Pathol Sarang yakni Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang Jawa Tengah.

Kepala Desa Karangmangu, Jumali menyampaikan, Pathol Sarang merupakan bagian dari olahraga tradisional.

Baca Juga: Tanggapi Polemik Wisuda Sekolah, Kemendikbud: Tidak Wajib, Wisuda Hanya Budaya

Untuk melestarikannya, setiap tahun Pathol Sarang selalu digelar saat momentum sedekah laut.

“Dari desa maupun kecamatan selalu menyelenggarakan dengan marak seperti saat ini,” jelasnya di gelaran Pathol Sarang beberapa waktu lalu, dilansir dari laman jatengprov.go.id.

Para jawara, lanjut dia, berasal dari berbagai desa di Sarang, bahkan ada yang dari luar kecamatan, hingga kabupaten sebelah.

Mereka adu kekuatan saling menjatuhkan di atas arena berukuran 10×10 meter, beralaskan pasir.

“Alhamdulillah untuk yang sudah berjalan ini, ada yang dari Jombang, Jawa Timur, ada yang dari Pati, Jawa Tengah, ada yang dari Tuban," bebernya.

"Intinya, sejak dari dulu, itu semua yang ada di daerah pesisir, maupun yang dari jauh hingga yang dekat, semua tahu dan ingin menikmatinya,” aku Jumali.

Disampaikan Jumali, pihaknya selalu menganggarkan setiap tahunnya, untuk eksistensi pagelaran Pathol Sarang.

Baca Juga: Pemberkasan Sertifikasi Triwulan II 2023 Dimulai, Ini Jadwal Pencairan TPG Triwulan II

“Pemerintah Desa Karangmangu setiap tahun menganggarkan untuk warisan budaya ini, agar terus dilestarikan,” imbuhnya.

Ketua Panitia Pathol Sarang, Yanto mengungkapkan, Pathol Sarang dahulunya digunakan untuk mencari prajurit pada zaman kerajaan Majapahit.

Karena Rembang terkenal dengan daerah pesisirnya, maka mayoritas peserta Pathol Sarang diikuti oleh para nelayan.

“Pathol itu untuk mencari prajurit. Lalu lama kelamaan, saat penjajahan itu digunakan untuk adu domba, dari daerah satu dengan daerah lain dijadikan satu untuk diadu. Kemudian pada saat merdeka, itu digunakan untuk ajang perjudian,” imbuhnya.

Peserta Pathol Sarang, Khoirul Amin, mengaku sudah sejak kecil dirinya mengikuti pertandingan Pathol Sarang.

“Ini untuk menjalankan tradisi turun temurun sejak zaman nenek moyang kita, sudah ada Pathol. Jadi jangan sampai kita memusnahkanlah istilahnya,” tandasnya.*

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler