Kenali 4 Tanda Sebelum Terjadinya Tsunami, Jika Nomor 3 Terdengar Segera Lari

5 Desember 2022, 20:25 WIB
Ilustrasi tsunami /Mapay Bandung/Pixabay/KELLEPICS & fiquetdidier1

PORTAL SULUT - Heboh kabar erupsi Gunung Semeru sebabkan tsunami sampai ke wilayah negara Jepang.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan jika informasi itu tidak benar alias hoaks.

“Ada beberapa alasan kenapa berita tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan. Antara lain, Gunung Semeru merupakan gunung api darat dengan jarak cukup jauh dari laut,” ujarnya, Senin 5 Desember 2022.

Baca Juga: Jokowi Minta Maaf ke Masyarakat Yogyakarta dan Solo, Apa Penyebabnya?

Kemudian, posisi Gunung Semeru berada di Selatan Jawa. Kalau terjadi longsoran akibat aktivitas vulkanik, kecil kemungkin tsunami bisa sampai Jepang karena terhalang gugusan pulau-pulau di Indonesia.

“Kami mengimbau seluruh masyarakat selalu melakukan cek dan ricek informasi yang beredar khususnya di media sosial,” tegas Abdul Muhari.

Nah, lantas apa ciri-ciri akan terjadi Tsunami:

1. Air laut surut

Sering kali setelah gempa besar melanda, air laut menjadi surut sesaat, ikan-ikan dan karang tampak di permukaan.

Tapi jangan terkecoh atau justru penasaran dan mendekati pantai, karena bisa saja itu adalah pertanda sebelum gelombang tsunami datang untuk menghantam daratan.

Dikatakan, air laut yg surut tidak selalu menjadi pertanda akan terjadinya tsunami, bisa saja gelombang besar itu datang langsung, tapi memang sering kali ditandai dengan surutnya air laut.

Kalaupun gempa besar sekitar 20 detik itu terjadi, tidak perlu mengecek lebih dulu air laut surut atau tidak, segeralah evakuasi diri ke tempat yang lebih aman.

2. Gelombang berkali-kali

Jangan berpikir bahwa gelombang besar tsunami terjadi cukup sekali dan tidak ada gelombang yang lebih besar lagi, kamu pun yang tadinya sudah berada di tempat yang aman/tinggi kemudian segera turun karena merasa telah aman.

Itu bisa berbahaya, gelombang tsunami pertama biasanya bukan yang paling besar, tunggulah sampai beberapa jam karena gelombang besar yang lebih dahsyat bisa aja datang kembali dalam hitungan jam.

Tunggu sampai ada info dari pihak yang berwenang bahwa kondisi telah aman, barulah kamu bisa kembali turun.

Baca Juga: Satu Keluarga Tewas Diracun Anak Kandung Saat Minum Kopi. Ternyata Alasannya Sepele!

3. Suara gemuruh

Suara gemuruh seperti suara deru kereta atau pesawat jet melintas bisa menandai gelombang tsunami akan datang. Segera berlari tinggalkan segala aktivitas saat mendengar suara besar tersebut.

4. Gelombang tak sama

Di daerah berbeda tidak sama besar gelombang tsunami yang menyapu daratan. Di daerahmu bisa lebih kecil atau lebih besar dengan kampung tetangga walau begitu tetap berhati-hati dan tahu arah tujuan saat menyelamatkan diri.

Dataran tinggi/bukit adalah tempat yang lebih aman. Hindari jembatan atau daerah sekitar sungai.

Berikut ini pemicu terjadinya tsunami:

1. Gempa Bumi

Tsunami dapat dipicu oleh gangguan pada dasar laut yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air. Dalam proses kembalinya air yang terganggu ini menuju ekuilibrium atau keadaan tenang, suatu gelombang dapat terbentuk dan menyebar meninggalkan pusat gangguan, sehingga menyebabkan tsunami.

Peristiwa-peristiwa yang dapat menyebabkan perpindahan air seperti ini meliputi gempa bumi bawah laut, longsor yang terjadi di dasar laut, jatuhnya benda ke dalam air seperti letusan gunung, meteor, atau ledakan senjata.

Pemicu paling umum adalah gempa bumi yang mengakibatkan sekitar 80%–90% dari seluruh tsunami.

2. Tanah Longsor

Penyebab umum lainnya adalah tanah longsor, baik yang terjadi di bawah laut maupun yang terjadi di daratan tetapi memindahkan material seperti bebatuan ke laut.

Karena longsor bawah laut sering terjadi akibat gempa, longsor dapat memperparah gangguan pada air setelah gempa. Fenomena ini dapat menyebabkan tsunami bahkan pada gempa dengan kekuatan yang biasanya tidak menyebabkan tsunami (seperti gempa yang bermagnitudo sedikit di bawah 7,0), atau menyebabkan tsunami yang lebih besar dari perkiraan berdasarkan kekuatan gempa.

Baca Juga: PPPK 2022 Dikontrak 1 atau 5 Tahun? Ini Penghasilan Mereka Tahun Depan

3. Aktivitas Vulkanik

Penyebab tsunami lainnya adalah aktivitas vulkanik, terutama dari gunung berapi yang berada di dekat atau di bawah laut.

Umumnya, aktivitas vulkanik menyebabkan naik atau turunnya bibir gunung berapi, memicu tsunami yang mirip dengan tsunami gempa bumi bawah laut.

Namun, dapat juga terjadi letusan besar yang menghancurkan pulau gunung berapi di tengah laut, menyebabkan air bergerak mengisi wilayah pulau tersebut dan memulai gelombang besar.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler