PORTAL SULUT - Dengan alasan untuk mengindari perpecahan di kalangan anggotanya, PSSI memutuskan segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
Pelaksanaan KLB seharusnya baru akan dilaksanakan pada November 2023.
Namun berdasarkan rapat darurat Exco di kantor PSSI, Jakarta pada Jumat malam, 28 Oktober 2022, gelaran KLB bakal dipercepat.
Baca Juga: Guru Perempuan Penodong Senjata di Depan Istana Jadi Tersangka, Densus 88 Beberkan Sang Murabbi
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule mengatakan, pihaknya akan mengirim surat ke FIFA tentang usulan KLB.
"Tahapan Kongres Luar Biasa akan kami mulai dari berkirim surat pemberitahuan kepada FIFA yang berisi usulan kongres," kata Iwan Bule dikutip dari Antara via Pikiran-Rakyat.com.
Iriawan menjelaskan, jika merujuk pada anggaran dasar PSSI, KLB baru bisa digelar ketika ada permintaan tertulis dari 50 persen jumlah total anggota PSSI.
Setelah mendapat permintaan tertulis tersebut, KLB baru bisa digelar oleh PSSI tiga bulan setelahnya.
Namun, untuk saat ini, diketahui bahwa baru ada dua anggota PSSI yang mengajukan permintaan KLB, yaitu Klub Persis Solo dan Persebaya Surabaya.
Ketua Umum PSSI juga mengatakan, kalau Exco PSSI mengambil keputusan untuk mempercepat KLB dengan memperhatikan dua surat yang dikirim oleh anggotanya tersebut.
"Exco PSSI tidak ingin terjadi perpecahan di antara para anggotanya dan karena Exco PSSI adalah mandataris yang dipilih oleh delegasi (voter) yang mewakili anggota PSSI," kata Mochamad Iriawan.
Pihak PSSI juga berharap, keputusan percepatan KLB yang diambil itu dapat menjadi pertimbangan bagi semua pemangku kepentingan.
Baca Juga: Gelagat Aneh Perempuan yang Todongkan Senjata ke Paspampers, Bungkan dan Cenderung Lukai Diri
Sehingga Liga 1, 2, dan 3 musim kompetisi 2022-2023 dapat kembali bergulir dengan bantuan berbagai pihak.
Percepatan pelaksanaan KLB awalnya datang dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang mendesak PSSI untuk segera menggelarnya.
TGIPF adalah tim pencari fakta yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia usai terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 135 suporter dan melukai ratusan lainnya.
TGIPF adalah tim pencari fakta yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia usai terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 135 suporter dan melukai ratusan lainnya.
Disclaimer: Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Cegah Perpecahan Anggotanya, PSSI Percepat Pelaksanaan Kongres Luar Biasa".***