Pelamar PPPK Guru Serbu Akun Medsos Nadiem Makarim, Guru Honorer: Menolehlah Sejenak untuk Kami, Pak…

20 September 2021, 16:47 WIB
Akun instagram Nadiem makarim diserbu nitizen menanyakan seleksi PPPK Guru /

PORTAL SULUT – Akun Instagram milik Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makariem diserbu guru honorer peserta seleksi PPPK Guru.

Ratusan guru honorer ramai-ramai melancarkan protes kepada Mendikbudristek Nadiem Makarim di akun Instagram @nadiemmakarim, agar meninjau kembali kebijakan seleksi PPPK Guru.

Protes para guru honorer peserta seleksi PPPK Guru di akun Instagram Mendikbudristek Nadiem Makarim, minta agar Mas Menteri secepatnya memperbaiki sistem seleksi yang diterapkan.

Baca Juga: PPPK Guru 2021 Yang Tidak Lolos Tahap I Diberikan 2 Kali Kesempatan, Ini Jadwalnya

Menariknya, para guru honorer peserta seleksi PPPK Guru melancarkan protes ke Mendikbudristek Nadiem Makarim, pada saat mas menteri mengunggah foto-foto kunjungannya ke Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta.

“Suatu kebanggaan sekaligus pengalaman yang menyenangkan buat saya saat mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta,” tulis Mendikbudristek Nadiem Makarim dikutip PortalSulut.PikiranRakyat.com dari unggahan di akun IG @nadiemmakarim

Melalui unggahan tersebut, Mendikbudristek Nadiem Makarim menanyakan kalau sudah ada yang tahu tentang seluk-beluk museum tersebut.

“Kalian sudah tahu belum kalau Museum ini adalah warisan dari jejak perjalanan Bapak Pendidikan Nasional kita Ki Hadjar Dewantara?” tanya Mendikbudristek Nadiem Makarim.

“Di sini banyak catatan sejarah perjuangan beliau untuk pendidikan bangsa. Terimakasih warga Tamansiswa atas sambutan hangatnya!” tulisnya di akhir unggahan tersebut.

Tak menunggu lama, unggahan Mendikbudristek Nadiem Makarim langsung dihujani komentar dari para guru honorer peserta seleksi PPPK Guru.

“Pak PPPK pak...tolong turunkan passing grade nya,” tulis akun lopez_lisa234.

“Pa @nadiemmakarim tolong passing gradenya turunkan! sebelum tgl 24 pengumuman kelulusan P3k!” pinta @inalfauzia.

Baca Juga: CATAT! Menpan RB Sebut Skor PPPK Guru Belum Final

Akun tersebut mengungkapkan kalau nilai uji kompetensi teknisnya di bawah ambang batas, sementara dirinya seorang guru SD negeri yang belum bersertifikat.

Sudah begitu, masih menurut pengakuan @inalfauzia, usianya kini sudah mencapai 48 tahun yang lulus dari SPG pada 1991.

Dirinya sedang berjuang juga dengan kuliah S1 PGSD, sudah punya NUPTK, KKI DKI Jakarta, terdata di Dapodik 18 tahun honor.

“Di hari tua mau ngerasain gaji ASN, pengen gak di persulit. luluskan p3k di tahap 1 ini dong pa, minta responnya,” tulis @inalfauzia.

“Pak menteri yg terhormat tolong pak dg sangat,turunkan PG yg ada,atau menambah afirmasi yg ada buat kami 35+,,kasihanilah nasib kami yg sdh berumur ini pak,” pinta akun @yanti.fadlan.

Sementara akun @syahrullypa memberi komentar yang bernada menyindir ke Mendikbudristek Nadiem Makarim.

“@nadiemmakarim maen nya kurang jauh ke pelosok sampean pak,” tulis akun @syahrullypa.

Sindiran tidak kalah pedas juga ditulis akun @dwienmuribaskoro di kolom komentar unggahan Mendikbudristek Nadiem Makarim.

“Gk pernah sih, ngerasain gimana jadi orang susah ,plus jadi guru honorer. Jadi sistem bapak bikin para guru honorer kesusahan,” tulis @dwienmuribaskoro.

“Pak sudah baca belum surat terbuka, tentang guru honorer dengan kondisi struk mati matian ikut tes, coba responnya mana,” sergah akun @nickeyta_.

“Pak, menoleh sejenak untuk kami para honorer yg sedang berjuang Pak,” pinta akun @ivanyeni.

Ia juga menulis panjang lebar permintaannya kepada Mendikbudristek Nadiem Makarim.

“Selain harus mengerjakan tugas mengajar, administrasi (jurnal, RPP, persiapan PTS untuk anak didik, persiapan ANBK, penilaian yg kami lakukan tiap hari) di sela2 kami mengerjakan itu semua kami harus belajar untuk bisa lulus ujian PPPK,” urainya.

“Kami belajar dari berbagai literasi, media, dan Alhamdulillah kami mayoritas lulus pada kompetensi manajerial & Sosio kultural dan wawancara, tapi apalah daya kami banyak yg tidak lulus pada kompetensi teknik,” lanjut @ivanyeni.

“Kami para honorer meminta kebijakan untuk memberikan afirmasi pada kompetensi teknik, dg mempertimbangkan masa kerja dan yg mempunyai NUPTK yg acuannya pada aplikasi dapodik. Semoga permohonan kami bisa meluluhkan hati Bapak Menteri,” harap akun @ivanyeni.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler