Belajar Hidup Bernegara Berdasarkan Pancasila Menurut Mbah Moen

- 12 April 2022, 19:57 WIB
Mbah Moen jelaskan rHidup bernegara dalam negara Pancasila
Mbah Moen jelaskan rHidup bernegara dalam negara Pancasila /tangkaplayaryoutube

PORTAL SULUT – Mbah Moen semasa hidupnya mengajari umat Islam hidup bernegara dengan benar. Hidup dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ber Bhineka Tunggal Ika.

Kecintaan Mbah Moen terhadap negara Indonesia ditunjukan dengan rumahnya dipasang lambang negara Burung Garuda Pancasila bukan bendera NU. Diketahui Mbah Moen adalah Kiai Kharismatik Nahdlatul Ulama.

Hal itu diungkapkan Mbah Moen saat pengajian yang menjelaskan falsafah lima jari.

Baca Juga: Nasehat Mbah Moen: Cukup Minta 4 Hal Ini Kepada Allah, Agar Hidup Bahagia Dunia dan Akhirat

Mbah Moen mengatakan hidup bernegara dengan beraneka ragam suku, agama dan ras sebaiknya mencontoh kehidupan Kanjeng Nabi.

Seperti yang dikutip Portal Sulut dari Youtube Ngaji Sejarah, Mbah Moen menceritakan kehidupan Kanjeng Nabi Muhammad waktu dulu.

Menurutnya, saat itu tidak ada negara Islam di dunia, kecuali negara di bawah Kanjeng Nabi.

Lanjut Mbah Moen, semua negara pasti bukan Islam, dan belum banyak mengenal Islam. Tetapi Kanjeng Nabi bisa bergaul dan bersahabat, bahkan dapat titian hadiah dari negara-negara yang belum menganut Islam.

"Ingat, Kanjeng Nabi pada waktu itu Islam sendirian, namun kenyataanya bisa bergaul,” terangnya.

Baca Juga: Makna Pitutur Luhur Mbah Moen: Dadi Wong Ojo Koyo Pitik, Jadi Orang Jangan Seperti Ayam

“Orang-orang Islam di Indonesia harus mencontoh Kanjeng Nabi cara bergaul dengan agama lain, selain Islam,” tegasnya.

Mbah Moen menuturkan, kita harus tahu, bahwa negara kita adalah negara Pancasila. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan Tuhan tetapi Ketuhanan.

"Yang berketuhanan itu manusianya, sedangkan Ketuhanan itulah yang bisa mempersatukan semua agama,” tuturnya.

Mbah menjelaskan dalam sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa digambarkan bintang segi lima. "Segi lima itu dalam agama Islam harus dihormati, dan mempunyai arti,” jelasnya.

Baca Juga: Kata Mbah Moen, Kenapa Umat Islam Sering Terkena Fitnah? Karena Mereka Sudah Banyak yang Melupakan Amalan Ini

Segi pertama yaitu segi jiwa. Manusia itu harus sama sama menjadi jiwa, maka tidak boleh saling bunuh membunuh walaupun beda agama.

“Segi ke dua itu akal, Semua manusia dan rakyat harus dididik, jangan sampai akalnya tidak dipergunakan,” jelasnya.

Segi yang ketiga keturunan atau anak. "Anak harus dihasilkan dari pernikahan, menikah itu menurut agama masing-masing. Jadi orang Kristiani di gereja, orang Muslim di masjid dan seterusnya,” ungkap Mbah Moen

Segi yang ke empat, kita wajib menjaga hak milik. Hak milik harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Begitu juga harus digunakan dengan cara yang baik jangan untuk rizywah ( suap).

Baca Juga: Masya Allah! Mbah Moen Beberkan Amalan Orang Sukses Dunia Akhirat

Segi Kelima, sebagai umat Islam harus menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, saling menghargai dan mengahormati. "Tidak boleh merendahkan satu sama lain, apalagi merendahkan agamanya sendiri,” paparnya.

“Bintang segi lima saling berhubungan satu sama lain dalam hidup bernegara,” tegasnya.

Mbah Moen menegaskan hubungan antara manusia dengan Tuhan jangan dibicarakan, karena masing masing agama berbeda, agar tidak terjadi pertengkaran.

“Jangan sampai membicarakan yang benar agama Islam dengan orang yang beragama lain. Biarlah lakum dinukum waliyadin, artinya bagimu agamamu bagiku agamaku,” tandasnya.

Mbah Moen menyarankan antar umat beragama tidak saling menjelekkan, maka itu perlu dibangun yaitu teologi kerukunan.

Baca Juga: Kata Mbah Moen, Kenapa Umat Islam Sering Terkena Fitnah? Karena Mereka Sudah Banyak yang Melupakan Amalan Ini

“Dan kalau ini dibangun terus, pasti umat Islam akan semakin bertambah besar,” jelasnya.

Kembali Mbah Moen menegaskan faktanya masjid-masjid bertambah banyak. "Jadi harus dijaga mengenai kelestarian, Ketuhanan Yang Maha Esa yang mempunyai segi 5.

Masalah hubungan manusia dengan Tuhan menurut agamanya masing masing, jangan sampai mencampuri urusan agama lain. Dalam Al Quran sudah jelas. Lakum dinukum waliyadin,” tutupnya.*

Editor: Jaka Prasojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah