Buya Yahya Mengungkap Perbedaan Antara Perbuatan Baik Karena Seruan Allah dan Dorongan Hawa Nafsu

4 Agustus 2022, 01:39 WIB
Buya Yahya mengungkap perbuatan baik karena seruan Allah atau hawa nafsu. /Tangkapan layar youtube.com / Al-Bahjah TV.

PORTAL SULUT — Buya Yahya mengungkap perbuatan baik karena seruan Allah atau hawa nafsu.

Ternyata, perbuatan baik seseorang karena seruan Allah atau hawa nafsu, bisa dibedakan dengan hal ini.

Tanpa disadari, seseorang melakukan perbuatan baik bahkan terlihat perbuatannya karena seruan Allah, justru ternyata perbuatan itu karena hawa nafsu.

Baca Juga: Surga Menanti Keluarga dan 7 Turunan Jika Membaca Amalan Ini Kata Gus Baha: Bisa Dibaca 40,100, Atau 1000 Kali

Lantas, bagaimana membedakan perbuatan baik karena seruan Allah atau hawa nafsu?

Ikuti ulasan, Buya Yahya, dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, dikutip Rabu 3 Juli 2022.

Buya Yahya mengatakan, mari kita merenung semua kebaikan yang kita lakukan ini, jangan sampai hanya menuruti hawa nafsu.

“Jangan sampai ini seruan hawa nafsu, dan Imam Ghazali mengisyaratkan banyak kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba bukan karena menuruti perintah Allah akan lebih menuruti perintah hawa nafsunya sendiri, ia menuruti hawa nafsunya,” urai Buya Yahya, menjelaskan.  

Menurut Buya Yahya, ada kebaikan seperti sedekah banyak tapi karena hawa nafsu.

Baca Juga: Hukum Perhitungan Weton Pernikahan Dalam Pandangan Islam, Bolehkah? Simak Penjelasan Buya Yahya

“Hanya pengen dibilang dia sebagai orang yang paling dermawan di kampungnya,” jelas Buya Yahya.

Begitu juga kata Buya Yahya, perihal ibadah seperti sholat di masjid karena mengikuti hawa nafsu.

“Misalnya shalat ke masjid sambil marah-marah. ‘Kenapa nggak ke masjid’. Dia hanya pengen dibilang dia adalah ahli sholat ke mesjid,” kata Buya Yahya mencontohkan.

Buya Yahya mengungapkan, ibadah seperti itu tidak akan diterima oleh Allah, karena tidak akan sampai kepada natijah.

“Hasilnya tidak ada, biar pun kelihatan istiqomah, dia tidak dapat apa-apa,” jelas Buya Yahya.

Lanjut Buya Yahya menjelaskan, harus ada penggabungan iqomahtuhu atau idzabatuhu, dia bisa istiqomah di tempat tersebut di jalan tersebut, kemudian tujuannya adalah benar.

Baca Juga: Meski Shalat Khusyuk, Orang Seperti Ini Dianggap Tidak Punya Agama Kata Buya Yahya

“Maka itu tanda Allah meridhoi anda, meridhoi kita, disaat kita berada ditempat tersebut,” terang Buya Yahya.

Buya Yahya mengatakan, hal ini menjadi bahan koreksi untuk semua yang saat ini sudah berkiprah dalam dunia dakwah, ataupun ahli ibadah.

“Yang ahli ibadah yang biasa berdakwah, koreksi ini seruan hawa nafsu atau seruan Allah, memenuhi seruan Allah atau memenuhi seruan hewan nafsu, kita perlu benar-benar perlu koreksi dalam hal ini supaya tidak salah, apa yang ada di hati kita,” urai Buya Yahya.

Sehingga menurut Buya Yahya, saat melakukan kebaikan, kita merenung apakah kebaikan ini karena hawa nafsu atau seruan Allah SWT.

“Ini yang beramal baik yang perlu dikoreksi. Bukannya tidak beramal. Imam Athoilla as Sakandari mengajak semua ahli ibadah merenung. ini memang betul jalanmu baik, kelihatan istiqomah tapi kalau tidak ada natijah nya itu tanda Allah tidak ridho,” jelas Buya Yahya.

Baca Juga: Basahi Lidah Dengan Dzikir Ini, Ustadz Khalid Basalamah: Panjang Umur dan Rezeki Membasahi Rumah 

Sebab kata Buya Yahya, jika hanya karena dorongan hawa nafsu maka perbuatan tersebut hanya sia-sia, tujuannya bukan kepada Allah.

“Rugi, mari kita tata hati kita, kita benahi niat kita, kita sempurnakan dalam amal baik, dengan keistiqomahan dan kita harus sadar tujuan kita adalah Allah, tujuan kita adalah ridho Allah,” ujar Buya Yahya.***

 

Editor: Randi Manangin

Tags

Terkini

Terpopuler