Teks Khutbah Idul Fitri Lengkap Arab, Latin dan Artinya: Menebar Maaf dan Membangun Kebersamaan

17 April 2022, 16:02 WIB
Iustrasi - Khutbah Idul Fitri 1443 Hijriah: Menebar Maaf dan Membangun Kebersamaan /mufid majnun/unsplash.com

 

PORTAL SULUT - Artikel ini berisi teks khutbah Idul Fitri lengkap Arab, Latin dan artinya. Judulnya 'Menebar Maaf dan Membangun Kebersamaan'.

Materi naskah khutbah Idul Fitri ini dapat dijadikan referensi Panitia Hari-hari Besar Islam (PHBI) untuk khotib pada khutbah sholat Ied Idul Fitri 1443 hijriah.

Naskah teks khutbah Idul Fitri ini dilansir portalsulut.pikiran.rakyat.com dari khutbah Masjid Istiqlal Jakarta, oleh Prof. Dr. K.H. Said Agil Husin Al Munawar, Lc, MA. pada 17 April 2022.

Baca Juga: Bolehkah Sholat Memakai Parfum Alkohol? Berikut Penjelasan Lengkap Ustadz Abdul Somad

Berikut naskah khutbah lengkap Arab, Latin dan artinya.

Menebar Maaf dan Membangun Kebersamaan

Khutbah Pertama

Arab:

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاتو

(9X)،الله أكبر

الله أكبر كبيراوالحمد لله كثيرا، وسبحان الله بكرة وأصيلا ،لا إلو إلا الله والله

أكبر، الله أكبر ولله الحمد.


Arab Latin:

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Allahu Akbar.. (9x)

Allaahu Akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa..

Wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa..

Laa - ilaaha illallallahu

Allaahu Akbar walillaahil – hamd

Baca Juga: Ini 8 Golongan yang Wajib Menerima Zakat, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia!

Setelah sebulan kita melaksanakan ibadah puasa, maka sejak fajar tadi pagi kita telah berpisah dengan bulan Ramadhan.

Kita belum tahu apakah kita masih bertemu dengan Ramadhan tahun mendatang, yang pasti hari ini kita berada di Hari Idul Fitri 1443 Hijriah tahun 2022 M, yakni hari yang suci, hari yang penuh barokah dan ampunan.

Dikatakan suci karena hari ini kita telah berada dalam suasana ampunan Allah SWT, suci dari noda dosa kendati itu semua sangat tergantung kepada tingkat keikhlasan amal perbuatan kita kepada Allah SWT selama bulan Ramadhan.

Sebulan lamanya kaum muslimin menahan lapar dan dahaga, bukan sebab ketiadaan makanan dan minuman, akan tetapi memenuhi perintah Allah SWT.

Melalui ibadah puasa kaum muslimin menjalani latihan mental, untuk menguasai, mampu dan mengenal diri, dan mampu mengendalikan dan menahan diri dari tipu daya syaithoniyah.

Kita melatih diri untuk mampu meninggalkan semua hal yang dapat merusak ahlak dan tatanan pergaulan ditengah masyarakat. Juga sebagai kesempatan untuk meningkatkan taqwa dan tafakkur kepada Dzat Yang Maha Besar Allah SWT.

Tegasnya pada bulan Ramadhan dengan berpuasa sebagai peluang yang sangat istimewa bagi kaum muslimin untuk meningkatkan dirinya menjadi insan muttaqien.

Justru sebaliknya mereka yang merugi, karena yang tidak berkesempatan menjalankan ibadah puasa, meskipun secara fisik dia bisa melakukannya.

Di hari yang suci dan fitrah ini marilah kita saling menebar maaf karena memberi dan meminta maaf adalah sikap yang dianjurkan oleh Allah SWT.

Baca Juga: Buya Yahya Bocorkan Tanda Seorang Hamba akan Mendapatkan Ampunan dari Allah

Dengan begitu, sikap dendam dan rasa marah dapat dinetralisir oleh masing-masing individu.

Memang diakui bahwa tidak semua dendam dan marah itu timbul akibat seseorang enggan memberi dan meminta maaf, tetapi yang jelas sifat enggan memberi dan meminta maaf dapat menimbulkan dendam dan marah seseorang.

Selain itu sikap mudah memberi dan meminta maaf merupakan salah satu ciri orang yang bertaqwa.

Karenanya orang yang suka memberi dan meminta maaf sebagai pertanda seseorang memiliki nilai kepribadian dan ketaqwaan sangat luhur.

Dalam firman Allah SWT dalam Surah Ali Imran (3) ayat 133-134:

Arab :

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ

Arab latin:

"Wasarieuu 'iilaa maghfirat min rabbikum wajannat earduha alssamawat wal'ard 'ueiddat lilmuttaqin" (133).
"Alladhin yunfiqun fi alssrra' walddrra' walkazimin alghayz waleafin ean alnnas walllah yuhibb
almuhsinin" (134).
Artinya:

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (133)".

"(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (134)."
(Q.S. Ali Imran (3): 133-134).

Itulah sikap yang melekat pada diri para Nabi dan Rasul Allah, para sahabat utama Nabi Muhammad SAW, para ahli sufi dan orang-orang yang saleh.

Baca Juga: Gus Baha Ditanya Apakah Iblis Terbakar di Api Neraka Padahal Sama-sama Api? Ini Jawabannya

Sayyidina Ali RA pernah berkata: “bahwa meminta maaf adalah perbuatan yang paling mulia, sedangkan memberi maaf lebih mulia di mata Allah”.

Sikap seperti itu ditunjukkan oleh Nabi Yusuf AS yang memaafkan saudara-saudaranya yang dulu membuang beliau, bahkan memasukkan ke dalam sumur.

Sikap tersebut juga ditunjukkan Nabi Muhammad SAW yang memberi maaf kepada penduduk Mekkah yang dulu memusuhi dakwahnya, menyiksa dan mengusirnya.

Dengan sikap inilah satu persatu penduduk Mekkah berbondong-bondong masuk Islam.

Demikian pula beliau senantiasa meminta maaf kepada para sahabat dan umatnya walaupun mereka mengakui bahwa beliau tidak pernah berbuat salah terhadap mereka.

Menjelang akhir hayatnya beliau mengumumkan di hadapan para sahabatnya bahwa beliau meminta maaf kepada sahabat dan umatnya, siapa-siapa yang disakiti atau merasa tersinggung selama dalam kepemimpinannya.

الله أكبر.. الله أكبر.. الله أكبر.. ولله الحمد
Allahu Akbar … Allahu Akbar … Allahu Akbar … Walillahil Hamd 

Sikap pemaaf pada Rasulullah SAW, juga diteladani oleh para sahabatnya dan orang-orang saleh.

“Maaf” adalah kata yang terdiri dari empat huruf, namun memiliki makna sikap yang luar biasa dalam kehidupan.

Dari kata inilah kita bisa menghapus dendam, sakit hati, pertengkaran, dan semua hal yang berhubungan dengan hati.

Dengan meminta maaf atau memaafkan, berarti kita telah menang. Menang di sini dalam arti menang melawan hawa nafsu.

Seperti yang kita tahu bahwa kemenangan tersebut bisa menghadirkan rasa damai atas diri kedua belah pihak yang berseteru.

Bisa kita bayangkan, bagaimana kehidupan ini bisa berjalan baik jika semua orang berada dalam perselisihan, dendam, ataupun amarah yang tak berkesudahan?

Tentu sangat tidak nyaman. Sudah saatnya kita berpikir jernih.

Hidup ini sangatlah singkat, jadi tidak seharusnya kita mengisinya dengan dendam dan kebencian pada orang lain.

Masih banyak hal-hal positif yang bisa kita lakukan selain memikirkan orang yang sudah menzalimi kita.

Sebagian orang mengatakan bahwa meminta maaf atau memaafkan tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena butuh kesadaran dan keberanian yang tinggi untuk mengucapkannya.

Namun, dengan kesungguhan dan ketulusan hati, Insya Allah kita bisa mengucapkannya dengan mudah.

Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa dengan mudah memaafkan kesalahan orang lain?

Pertama, pikirkan orang-orang yang menzalimi, menghina, melecehkan, menyakiti, bahkan menghancurkan masa depan kita.

Kedua, tanamkan dalam hati kita bahwa, "Aku sudah memaafkanmu karena Allah, semoga Allah juga mengampuni dosa-dosaku."

Ketiga, katakan berulang-ulang, kalau perlu katakan dengan penuh penghayatan hingga akhirnya dendam dan sakit hati akan menghilang dengan sendirinya.

Kenapa harus menempatkan Allah SWT sebagai tujuan utama kita dalam memaafkan?

Karena di dunia ini, tidak akan ada yang lebih berharga dari pengampunan-Nya.

Selain itu, dengan memaafkan, kita berharap Allah SWT menempatkan kita pada tempat yang terbaik di dunia maupun di akhirat.

Sudah saatnya kita menyadari bahwa hakikat memaafkan adalah untuk kebaikan diri kita sendiri, bukan untuk kebaikan mereka.

Serahkan semuanya kepada Allah SWT, jika memang mereka melakukan kezaliman, biarkan Allah yang akan membalasnya.

Jangan biarkan hidup kita disibukkan dengan hal-hal yang penuh dengan kesia-siaan urusan dunia yang tidak ada manfaatnya,

Jangan lagi memberatkan hati kita dengan memikirkan cara-cara untuk membalas dendam.

Oleh karena itu, lepaskanlah rasa marah, dendam, dan benci. Biarkan dada kita lega dan lapang tanpa beban.

Mari kita tebar sikap memaafkan dan mengutamakan kebersamaan.

Pada dasarnya, manusia diciptakan tidak untuk saling bertikai, melainkan untuk mengabdi kepada Allah SWT dan menjalani hidup sesuai dengan petunjuk-Nya.

Sudah semestinya kita menerapkan Al-Qur’an dan AS-Sunnah sebagai prinsip utama dalam menentukan sebuah kebijakan dan sebagai petunjuk dalam menghadapi segala permasalahan di dunia.

Seperti yang kita tahu bahwa Al-Qur’an dan As-Sunnah sudah teruji mewujudkan peradaban manusia yang mulia dan memberikan teladan baik dalam menghadapi orang-orang yang berlaku zalim.

Bahkan, Al-Qur’an sudah terbukti mengajarkan manusia agar memiliki sifat saling mencintai, memaafkan, dan selalu menciptakan perdamaian.

Sesungguhnya jika setiap tindak kejahatan dibalas dengan kejahatan yang lain, dengan hal itu justru akan melahirkan dendam baru.

Jika dendam itu tumbuh subur dalam hati seseorang, bersiaplah menerima risiko terburuk dalam kehidupan kita.

Menyimpan dendam hanya akan membuat diri kita terbebani, hidup menjadi semakin berat karena kebencian dan sakit hati akan terus membayangi kehidupan kita.

Setiap saat, kita sibuk memikirkan cara untuk melampiaskan dendam tersebut.

Lalu, apakah setelah berhasil membalas dendam tersebut, semua akan selesai begitu saja?

Jawabannya tentu tidak.

Bayangkan jika orang tersebut mempunyai pikiran yang sama dengan kita. Dia akan kembali membalas apa yang kita lakukan.
Bahkan bisa saja lebih kejam dari apa yang kita lakukan, dan begitu seterusnya.

Lalu, apakah hidup kita yang hanya sementara ini akan kita habiskan untuk saling berbalas kejahatan?

Coba pikirkan dengan kelembutan hati.

Apa yang akan terjadi jika kita membalas kejahatan dengan kebaikan?

Pasti dendam dan sakit hati itu akan berhenti atau bahkan menghilang dengan sendirinya.

Jika kita mampu membalas kejahatan dengan kebaikan, maka sama saja kita sudah berhasil memadamkan api permusuhan dan menghapus noda dendam dalam kehidupan kita.

Allah SWT berfirman dalam Surah Fushshilat (41) ayat 34:

Arab:

وَ لَا تَسۡتَوِی الۡحَسَنَۃُ وَ لَا السَّیِّئَۃُ ؕ اِدۡفَعۡ بِالَّتِیۡ ہِیَ اَحۡسَنُ فَاِذَا الَّذِیۡ بَیۡنَکَ وَ بَیۡنَہٗ عَدَاوَۃٌ کَاَنَّہٗ وَلِیٌّ حَمِیۡمٌ

Arab latin:

"Walaa tastawiil hasanatu walaassai-yi-atuudfa’ biillatii hiya ahsanu fa-idzaal-ladzii bainaka wabainahu ‘adaawatun kaannahu walii-yun hamiimun"

Artinya:
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (Q.S. Fushshilat (41): 34).

Begitu pun dalam menghadapi perselisihan, Allah SWT sudah memberikan jalan keluar yang terbaik melalui kalam-Nya, yaitu Q.S. AsySyura (42) ayat 40:

Arab:

وَ جَزٰٓؤُا سَیِّئَۃٍ سَیِّئَۃٌ مِّثۡلُہَا ۚ فَمَنۡ عَفَا وَ اَصۡلَحَ فَاَجۡرُہٗ عَلَی اللّٰ اِنَّہٗ لَا یُحِبُّ الظّٰلِمِیۡنَ

Arab latin:

"Wajazaa-u sai-yi-atin sai-yi-atun mitsluhaa faman ‘afaa wa-ashlaha fa-ajruhu ‘alallahi innahu laa yuhibbuzh-zhaalimiin(a)"

Artinya:

“Dan Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik. Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang yang zalim” (Q.S. Asy-Syura (42): 40).

Islam justru menganjurkan setiap orang untuk memberi maaf atas kezaliman yang diperbuat orang lain. Karena kezaliman tidak akan berhenti dengan sendirinya tanpa ada usaha dari kita untuk menghentikannya.

Bahkan dalam ayat tersebut Allah SWT, langsung menjamin pahala bagi kita yang mampu membalas kejahatan dengan perbuatan baik ataupun memaafkan.

Padahal sesama muslim adalah saudara. Jadi, sudah seharusnya kita menghindari hal-hal yang dilarang agama.

Kaum muslimin yang berbahagia!

Adakalanya meminta maaf sangat tidak mudah, karena diperlukan kesadaran dan kerendahan hati untuk menyesali kesalahannya sendiri.

Begitu pun dengan memaafkan, butuh hati yang lapang untuk bisa melupakan begitu saja kezaliman yang diterima.

Bayangkan jika Allah SWT, tidak mengampuni dosa-dosa yang kita lakukan, betapa bertumpuknya dosa yang sudah kita lakukan.

Oleh karena itu, dengan cara ikhlas dan berserah diri kepada Allah akan membebaskan kita dari belenggu amarah.

Sebenarnya, memulai meminta maaf pada orang lain bukanlah hal yang merugikan.

Jangan merasa harga diri menjadi turun gara-gara meminta maaf, ataupun takut dengan label “kalah”, karena sesungguhnya dengan meminta maaf, sama saja kita sudah menang melawan ego pribadi.

Dari sini, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa meminta maaf ataupun memaafkan itu sama mudahnya, asalkan didasari niat ikhlas karena Allah SWT.

Meminta maaflah di setiap kesempatan, karena bisa jadi perkataan ataupun perbuatan kita membuat orang lain tersakiti.

Begitu pun dengan memaafkan, sesungguhnya memaafkan tidak harus diucapkan,

Cukup dengan melupakan perbuatan zalim terhadap diri kita dan menganggap bahwa semua itu adalah jalan yang sudah ditentukan oleh Allah SWT.

Kaum muslimin yang berbahagia!

Selain sebagai makhluk individu, manusia juga ditakdirkan hidup berdampingan dengan alam semesta dan sesama manusia. Itu sebabnya manusia juga disebut sebagai makhluk sosial.

Dengan sikap dan perilaku baik, manusia akan mampu mewujudkan kehidupan sosialnya dengan baik.

Namun, jika manusia mengedepankan ego dalam menghadapi setiap permasalahan, tatanan kehidupan sosial pun akan rusak.

Dalam kehidupan ini, tanpa disadari kita akan sering mengalami berbagai benturan, baik dengan teman, keluarga, ataupun dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Setiap orang punya cara sendiri dalam menyikapi berbagai permasalahan yang ada.

Namun, sangatlah bijaksana jika kita menempatkan “maaf” sebagai muara dalam menyelesaikan semua permasalahan.

Diakui atau tidak tindakan meminta maaf ataupun memaafkan tidaklah mudah, terlebih jika kezaliman meninggalkan bekas luka yang mendalam di dalam hati kita.

Dari gambaran sifat dan sikap manusia, sudah jelas bahwa manusia sendiri yang membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi.

Karena interaksi dan komunikasi akan membentuk pribadi kita sebagai mahluk sosial.

Dan sebagai makhluk sosial, tentu saja kita tidak bisa hidup sendiri. Artinya, kita sangat butuh berinteraksi dengan orang lain.

Setiap hari, kita berinteraksi dengan orang yang memiliki beragam pemikiran, sifat, dan karakter.

Oleh karena itu, sangat wajar jika perbedaan-perbedaan kecil tidak dapat dihindarkan.

Dengan perbedaan itu, tanpa disadari kita bisa tersakiti atau pun menyakiti perasaan seseorang.

Dan tidak bisa dipungkiri bahwa sebagai manusia biasa, kita pasti pernah bahkan seringkali marah.

Marah sendiri bukanlah tindakan yang direncanakan. Marah merupakan reaksi spontan atas tindakan yang menyinggung perasaan, menjatuhkan harga diri kita.

Ada beberapa hal yang dapat memicu kemarahan, yakni perasaan tertekan, terhina, frustrasi, diskriminasi, dan lainnya.

Meskipun perilaku marah itu tidak baik, bahkan cenderung merugikan diri sendiri dan orang lain, marah adalah respons manusiawi yang tidak bisa dengan mudah dihilangkan.

Bahkan, semua manusia pasti pernah merasakan emosi marah.

Namun, sebagai manusia yang diberi akal sehat, kita harus bisa meminimalisasi kemarahan, yakni dengan cara mengendalikan emosi dan mengelola marah.

Islam mengajarkan untuk “memaafkan”, karena memaafkan merupakan bentuk ucapan tulus yang menenangkan.

Dengan memaafkan berarti kita telah berhasil meredam amarah.

Sebagai antisipasi untuk memecahkan amarah, kata “maaf” sangat diperlukan sebagai jalan keluar atas segala permasalahan.

Segera minta maaf jika merasa menyinggung perasaan orang lain merupakan sikap yang mulia.

Hal itu sangat bermanfaat bagi dirinya sendiri, terutama untuk menciptakan citra diri yang bertanggungjawab atas apa yang telah kita perbuat.

Dengan meminta maaf kita mampu meredam kemarahan seseorang. Begitu pun dengan memaafkan, yang berarti kita telah mampu memadamkan api amarah pada diri kita.

Jika kita mampu mengendalikan amarah dan mampu bersikap bijaksana akan menjadi tolak ukur keimanan kita kepada-Nya.

Bijaksana di sini dalam artian, mampu mempertimbangkan baik dan buruknya dari keputusan yang akan kita lakukan.

Namun, pada kenyataannya akhlak mulia ini seringkali diabaikan oleh manusia, apalagi ketika emosi amarah telah menguasai jiwa dan pikiran mereka.

Sehingga setiap tindakan yang muncul selalu berakibat negatif bagi dirinya atau pun orang lain.

Tidak sedikit orang yang menyesali perbuatannya setelah melakukan tindakan fatal karena tidak mampu mengendalikan amarahnya.

Oleh karena itu, kita harus bisa mengelola amarah sehingga menjadi energi positif dalam hidup kita.

Kaum muslimin yang berbahagia!

Mengukur perbuatan jika hanya dengan pendapatnya sendiri, maka yang bersangkutan akan merasa selalu benar,

oleh sebab itu ukuran yang paling tepat untuk mengukur perbuatan seseorang ialah Al-Qur’an.

Sebagai koreksi kedalam diri, Allah berfirman dalam QS. al-Hasyr ayat 18:

Arab:

یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰہَ وَ لۡتَنۡظُرۡ نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ ۚ وَ اتَّقُوااللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ خَبِیۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ

Arab latin:

“Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuuut-taquullaha waltanzhur nafsun maa qaddamat lighadin waattaquullaha innallaha khabiirun bimaa ta’maluun(a).”

Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. al-Hasyr:18).

Kebersamaan merupakan sumber rahmat dari Allah SWT, karena rahmatnya hanya terdapat pada mereka yang menyebarkan rahmat di muka bumi.

Mereka dapat membangun hidup dengan kebersamaan jika tidak ada kebencian dan kecemburuan dalam dada mereka, yang ada hanyalah kasih sayang di antara mereka.

Kebersamaan akan melahirkan kebaikan-kebaikan sebagai implikasi dari saling menghormati, saling membantu, saling merasakan dan saling menghargai di antar masyarakat.

Prinsip dan karakter seperti ini harus dimiliki oleh setiap orang agar tercipta sebuah kerukunan dalam berinteraksi secara horizontal.

Kebersamaan dapat dibangun jika masing-masing individu memiliki sikap untuk saling memberi pertolongan.

Pertolongan kepada sesama manusia akan melahirkan pertolongan dari Allah SWT.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah, Nabi bersabda,

"Allah akan selalu memberi pertolongan kepada seseorang selama ia memberi pertolongan kepada saudaranya (sesamanya)"

Ungkapan Nabi di atas menunjukkan bahwa pertolongan Allah akan datang melalui kerjasama antara manusia.

Sebagai makhluk sosial, seseorang harus sadar bahwa ia tergantung kepada pihak lain, di mana kebutuhannya tidak dapat terpenuhi melalui usahanya, usaha kelompoknya bahkan usaha bangsanya sendiri.

Hidup hanya mungkin nyaman apabila dibagi dengan orang lain, sehingga masing-masing berperan serta dalam menyediakan kebutuhan bersama.

Karena kehadiran manusia di bumi sejak awal kehidupannya telah melibatkan orang lain.

Kaum muslimin yang berbahagia!

Dalam perspektif agama, Islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan hadits, sangat menekankan kebersamaan.

Jika ada perbedaan identitas etnis, budaya, ideologi, afiliasi politik dan agama atau kepercayaan hanya merupakan implikasi historis dari respons manusia terhadap dinamika sosial yang hidup dan berkembang di sekitarnya.

Namun demikian, di bumi manapun, atau dalam masa kapanpun manusia itu hidup, tetap saja merupakan manusia yang memiliki kesamaan substantif dengan manusia lain yang harus dihargai hak-haknya, memiliki kelebihan di samping kekurangan, dan oleh karenanya selalu membutuhkan orang lain.

Dalam perspektif inilah, setiap manusia harus bisa menyadari pentingnya membangun kebersamaan yaitu kesadaran kolektif antar sesama manusia.

Masyarakat Indonesia telah belajar banyak tentang perbedaan atau pluralitas.

Pelajaran itu tentu saja diambil dari realitas empiris masyarakat Indonesia yang memang terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras dan antar golongan.

Bisa diandaikan jika suatu masyarakat bercorak monokultur maka tentunya tidak akan terdapat keindahan dan warna-warni kehidupan.

Indonesia yang mayoritas beragama Islam ternyata bisa membawa perdamaian dalam hubungannya dengan agama lainnya.

Masyarakat Indonesia yang berbeda-beda agamanya tersebut dapat hidup berdampingan dalam kerangka harmoni kehidupan beragama tersebut. Seringkali canangkan dengan Islam Rahmatan lil alamin.

Islam yang sesungguhnya menjadi ciri khas Islam Indonesia adalah coraknya yang ramah terhadap budaya lokal.

Bukan ajaran ritual yang diadopsi ke dalam Islam, namun aspek budaya yang elementer.

Islam yang mengusung kolaborasi antar penggolongan sosial budaya sehingga menjadi Islam yang khas.

Islam yang berciri Islam Indonesia yang unik.

Islam dengan nuansa relasinya dengan dunia sosial, budaya dan politik yang damai, inilah yang seharusnya menjadi mainstream bagi pengembangan Islam yang damai dan menyumbang peradaban dunia.

Sebagai bangsa yang multi etnis, agama dan bahasa, masyarakat Indonesia sesungguhnya sudah kaya pengalaman hidup bersamaPerubahan-perubahan yang terjadi dalam banyak hal, hampir tidak membuat masyarakat Indonesia lupa akan kenyataan dirinya di tengah pluralitas masyarakatnya.

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang menganjurkan kepada umatnya untuk selalu menebar maaf dan membangun kebersamaan.

Sehingga kita semua pada hari Raya Idul Fitri 1443 hijriah ini berada dalam fitrah dan kesucian lahir bathin, dan mencapai ketenangan jiwa, kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

Semoga Allah SWT senantiasa memaafkan kesalahan-kesalahan kita. aamiin.

Arab:
اللهم أنت أحق من عبد وأحق من ذكر وأجود من أعطى وأكرم من سئل فنسألك، اللهم أن تيسر أمورنا وتقضى حوائجنا وتبلغ آمالنا وتصلح ظواىرنا وبواطننا وتحفظنا من كل سوء ومكروه وتصرف عنا شر الدعتدين ولا تجعل مشتبها علينا فنتبع الذوى، اللهم وجهنا إلى الخير حيثما توجهنا واجعل وجهتنا إليك وكن لنا عونا ومعينا حيثما كنا برحمتك يا أرحم الراحمين.
اللهم يا سميع الدعاء، إنا نسألك الفوز عند القضاء، وعيش السعداء، والنصر على الأعداء، ونحن عبادك الضعفاء، لا نعبد سواك، ولا نطلب إذا مسو الضر إلا إياك. اللهم أعز الإسلام والدسلمين، واخذل الكفرة أعداء الدين.
اللهم أصلح الراعى والراعية، واجعل بلدتنا ىذه وسائر بلدان الدسلمين رخية مخمية من كل فتنة ومرض وبلية واجعلنا من سعداء الدارين فى عافية وسلامة، يا ذا العزة والرحمة.
اللهم اغفر للمسلمين والدسلمات، والدؤمنين والدؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب لريب الدعوات ويا قاضي الحاجات.
اللهم ربنا تقبل منا صلاتنا وصيامنا وسائر عبادتنا وأعمالنا وتمم تقصيرنا برحمتك يا أرحم الراحمين .
اللهم اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل فى قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رءوف رحيم.
ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.
وصلى الله وسلم على سيدنا محمد وعلى آلو وصحبو أمععين، والحمد لله رب العالدين.

Arab Latin:
"Allahuma 'ant 'ahaqu min eabd wa'ahaqu min dhakar wa'ajwad man 'aetaa wa'akram min suyil fanas'alik, allahuma 'an tayasur 'umurana watuqdaa hawayijana watablugh amalana watuslih zawaarana wabawatinana watahfazna min kuli su' wamakruh watasaraf eanaa shara aldaetdin wala tajeal mushtabahan ealayna fanatabie aldhuwaa, allahuma wajahna 'iilaa alkhayr haythuma tawajihna wajeal wijhatana 'iilayk wakun lana eawnan wamueayinan haythuma kunaa birahmatik ya 'arham alraahimin.
Allahuma ya samie alduea'a, 'iinaa nas'aluk alfawz eind alqada'i, waeaysh alsueada'i, walnasr ealaa al'aeda'i, wanahn eibaduk aldueafa'u, la naebud sawak, wala natlub 'iidhan misu alduri 'iilaa 'iiaaka. allahuma 'aeaza al'iislam walduslimina, wakhdhul alkafarat 'aeda' aldiyni.
Allahuma 'aslih alraaeaa walraaeiata, wajeal baldatana adhih wasayir buldan aldusalmayn rakhiyatan makhmiatan min kuli fitnat wamarad wabiliat waijealna min sueada' aldaarayn faa eafiat wasalamat, ya dha aleizat walrahmati.
Allahuma aghfir lilmuslimin waldaslamati, walduwminin walduwminat al'ahya' minhum wal'amwat 'iinak samie qarib lirib aldaeawat waya qadi alhajati.
Allahuma rabana taqabal minaa salatana wasiamana wasayir eibadatina wa'aemalina watamama taqsiruna birahmatik ya 'arham alraahimin.
Allahuma aghfir lana wali'iikhwanina aladhin sabaquna bial'iiman wala tajeal faa qulubina ghilana liladhin amnuu rabana 'iinak ra'uf rahimun.
Aabana atana faa aldunya hasanat wafaa alakhirat hasanat waqina eadhab alnaari.
Wasalaa allah wasalam ealaa sayidina muhamad waealaa alu wasahabu 'ameaeini, walhamd lilah rabi alealidiyn.

Khutbah Kedua

Arab:

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر. لا إلو إلا الله والله أكبر ،الله أكبر ولله الحمد.
الحمد لله بذكره تطمئن القلوب وبفضلو ورحمتو تغفر الذنوب.
أشهد أن لا إلو إلا الله وحده لا شريك لو وأشهد أن محمدا عبده ورسولو، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آلو وصحبو وتابعيو إلى يوم الدوعود.
أما بعد: فيا عباد الله، اتقوا الله وافعلوا الخير لعلكم ترحمون.

Arab latin:

"Allah 'akbar allah 'akbar allah 'akbar allah 'akbar allah 'akbar allah 'akbar allah 'akbaru.
la 'iil 'iilaa allah wallah 'akbar, allah 'akbar walilah alhamdu.
Alhamdulilah bidhikrih tatmayinu alqulub wabifadlu warahamtu taghfir aldhunuba.
'ashhad'an la 'ilw 'iilaa allah wahdahula sharikalaw wa'ashhadu'ana muhamadan eabduh warasulu, allahuma sali wasalam wabarak ealaa sayidina muhamad waealaa alu wasahabu watabieiuw 'iilaa yawm alduweud.
'amaa baeda: fia eibad allah, ataquu allah wafealuu alkhayr laealakum tarhamuna."

Marilah kita berdo’a :

- Ya Allah Ya Tuhan kami, terimalah ibadah puasa kami, karena hanya engkaulah yang berhak menerima dan memberikan ganjaran pahala.

- Ya Allah Ya Tuhan yang maha pengasih, limpahkanlah kepada kami karunia dan Rahmat-Mu. Dan jadikanlah negara kami ini agar negara yang aman dan makmur serta senantiasa mendapat lindungan dan RidhoMu.

- Ya Allah Ya Tuhan yang maha pengampun, kami adalah hamba-Mu yang dhaif, yang tidak lepas dari kekhilafan dan kesalahan, karena itu ampunilah kesalahan dan dosa kami, dosa kedua ibu bapak kami serta keluarga, dan pemimpin kami serta guru-guru kami, semua orang yang pernah berjasa dan membesarkan kami serta berbuat baik kepada kami. Dan tunjukilah kami ke jalan yang benar yaitu jalan yang senantiasa engkau ridhoi.

Arab:

اللهم اغفر للمسلمين والدسلمات، والدؤمنين والدؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب لريب الدعوات ويا قاضي الحاجات. اللهم اجعل بلدتنا ىذه آمنة مطمئنة وسائر بلدان الدسلمين عامة. ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. وصلى الله وسلم على سيدنا محمد وعلى آلو وصحبو أمععين. سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على الدرسلين والحمد لله رب العالدين.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاتو

Arab Latin:

"Allahuma aghfir lilmuslimin waldaslamati, walduwminin walduwminat al'ahya' minhum wal'amwat 'iinak samie qarib lirib aldaeawat waya qadi alhajati. allahuma aijeal baldatana adhah aminatan mutmayinatan wasayir buldan aldusalmin eamatan. rabana atana faa aldunya hasanat wafaa alakhirat hasanat waqina eadhab alnaari. wasalaa allah wasalam ealaa sayidina muhamad waealaa alu wasahabu 'ameaeayn. subhan rabik rabi aleizat eamaa yasifun wasalam ealaa aldurslin walhamd lilah rabi alealdiyn."

Walsalamuallaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Arti Doa:

"Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan para fitnah, orang-orang beriman dan orang-orang beriman, yang hidup di antara mereka dan yang mati, karena Engkau dekat dengan keragu-raguan permohonan dan hakim kebutuhan. Ya Tuhan, jadikan kota kami ini aman dan tenteram, dan semua negara lain di dunia Muslim pada umumnya. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Dan shalawat serta salam atas junjungan kita Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Maha Suci, di atas apa yang mereka gambarkan, dan kesejahteraan atas para ulama, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam".
Semoga kedamaian, rahmat, dan berkah Tuhan tercurah untukmu.***

Editor: Adisumirta

Tags

Terkini

Terpopuler