PORTAL SULUT-Gus Baha dalam sebuah cermahnya mewanti-wanti jamaahnya untuk tidak berdoa tolak bala atau menolak datangnya bencana.
Pasalnya, menururt Gus Baha para waliyulloh atau Kekasih Allah SWT saja tidak berani berdoa untuk menolak terjadinya bencana alam tersebut.
Hal ini kata Gus Baha, karena bisa berakibat fatal.
Baca Juga: Ini Kata Ustadz Hanan Attaki Soal Menggunakan Jalur Langit untuk Dapatkan Hajat
Lalu kenapa berdoa untuk menolak terjadinya bencana alam itu justru berbahaya?
Bahkan para wali tidak berani berdoa semacam itu?
Gus Baha mengatakan, bahwa bahaya jika kita berdoa menolak bencana alam yang akan terjadi.
Karena bencana merupakan dua alam yang bisa merusak semua yang ada di bumi.
Bagi Gus Baha, apa yang terjadi di dunia semua merupakan otoritas dari Allah SWT.
Dimana, semuanya terjadi atas kehendak Allah yang Mahakuasa, semua yang terjadi di muka bumi ini sudah diatur oleh Allah.
Namun untuk bencana alam yang terjadi adalah karena ulah manusia itu sendiri.
Hal ini pun sudah dituliskan dalam firman Allah dalam al-quran, bahwa Segala kerusakan yang ada di muka bumi ini karena perbuatan manusia.
Manusia yang berbuat harus menanggung akibat kerusakan yang dilakukan sehingga merusak alam.
Sebagai contoh banjir, bencana tersebut juga diakibatkan oleh ulah manusia yang merusak hutan atau membuang sampah sembarangan.
Oleh karena itulah, menurut Gus Baha jika terjadi bencana alam kita tidak boleh berdoa untuk menolak bencana tersebut.
"Bisa saja itu sebagai hukum atau peringatan untuk manusia yang berbuat mungkar kepada Allah Subhanahuwata'ala," terangnya
Gus Baha juha berkata, dalam berdoa menolak bencana alam para waliyullah tidak pernah berdia seperti itu.
"Mohon maaf seperti gempa maupun banjir, maka itu sebagai peringatan manusia. Tidak usah sok berdoa untuk menolak musibah atau bencana alam yang terjadi itu," katanya.
Baca Juga: Gus Baha Ungkap Satu Tanda Kiamat Sudah Ada di Indonesia, Apa Itu?
"Waliyulloh saja tidak berani berdoa minta musibah itu tidak terjadi,", lanjutnya.
Tambah Gus Baha, karena ketika tidak ada musibah bencana alam tersebut, bisa menyebabkan orang yang berbuat maksiat tetap senang dan merajalela.
"Artinya kalau tidak ada musibah bisa jadi tenangnya maksiat," tandas Gus Baha.***