Ini nih Kelompok Anjing yang Rentan ADHD alias Hiperaktif, Mereka Impulsif dan Kurang Konsentrasi

- 19 Juni 2022, 20:39 WIB
Ilustrasi Anjing Pudel - Anjing juga bisa mengidap ADHD alias hieraktif
Ilustrasi Anjing Pudel - Anjing juga bisa mengidap ADHD alias hieraktif /Pixabay.com/-Andretti-

PORTAL SULUT - Anjing ternyata bisa juga mengalami attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau lebih dikenal hiperaktif.

ADHD merupakan gangguan jangka panjang yang sebelumnya diketahui menimpa pada anak-anak.

Studi dari para peneliti di University of Helsinki, sejumlah anjing menunjukkan perilaku impulsif dan kurangnya konsentrasi yang merupakan gejala dari hiperaktif.

Baca Juga: Negara Tak Bersahabat pun Teken Kesepakatan Bisnis dengan Rusia, Nilainya Fantastis!

Penelitian mereka mencakup sekitar 11.000 anjing. ADHD umumnya menimpa anjing yang lebih muda dan anjing jantan, serta ras tertentu.

Trah seperti Cairn Terrier, Jack Russell Terrier dan German Shepherd terlihat lebih mungkin menderita penyakit ini daripada ras lain.

Anjing yang juga menghabiskan lebih banyak waktu sendirian di rumah setiap hari lebih hiperaktif, impulsif, dan lalai daripada mereka yang ditemani hewan atau manusia lain.

Pengalaman pemilik dengan anjingnya juga berperan, karena hiperaktif dan impulsif lebih terlihat pada anjing yang bukan anjing pertama pemiliknya.

"Kami menemukan bahwa hiperaktif, impulsif dan kurangnya perhatian lebih sering terjadi pada anjing muda dan anjing jantan.

"Pengamatan yang sesuai yang berkaitan dengan usia dan jenis kelamin sehubungan dengan ADHD telah dilakukan pada manusia juga," ujar Jenni Puurunen, peneliti.

Para peneliti mengamati hiperaktif, impulsif, dan kurangnya perhatian pada anjing dengan cara yang sama seperti penyakit yang diamati pada manusia.

Sendirian untuk waktu yang lama kemungkinan merupakan alasan utama anjing mengembangkan tanda-tanda ADHD, mengingat mereka adalah hewan sosial.

Baca Juga: Ini Rencana Peran Putera Mahkota Arab Saudi dalam Pembangunan Ibu Kota Negara Baru Indonesia

'Sebagai hewan sosial, anjing bisa menjadi frustrasi dan stres ketika mereka sendirian, yang dapat dilepaskan sebagai hiperaktif, impulsif, dan kurangnya perhatian.

"Mungkin anjing yang menghabiskan waktu lebih lama dalam kesendirian juga mendapatkan lebih sedikit latihan dan perhatian dari pemiliknya," jelas Sini Sulkama, rekan Puurunen.

"Anjing memiliki banyak kesamaan dengan manusia, termasuk sifat fisiologis dan lingkungan yang sama," tambah dia.

"Selain itu, perilaku seperti ADHD secara alami terjadi pada anjing. Ini membuat anjing menjadi model yang menarik untuk menyelidiki ADHD pada manusia," jelas Sulkama.

Rekan penulis studi dan profesor Universitas Helsinki Hannes Lohi mengatakan temuan ini dapat membantu mengidentifikasi, memahami, dan mengobati hiperaktivitas anjing, impulsif, dan kurangnya perhatian dengan lebih baik.

Anjing yang bukan pemilik pertama mereka juga cenderung lebih hiperaktif dan impulsif, para peneliti menemukan. Saat ini, tidak jelas mengapa fenomena ini terjadi.

"Orang mungkin memilih sebagai anjing pertama mereka individu yang kurang aktif yang lebih cocok dengan gagasan anjing peliharaan," kata Sulkama.

"Sedangkan anjing yang lebih aktif dan menantang dapat dipilih setelah mendapatkan lebih banyak pengalaman dengan anjing," jelasnya.

Jenis anjing yang berbeda memainkan 'efek signifikan' pada perilaku mereka, dan dalam beberapa kasus, ini biasanya terlihat di seluruh ras.

Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Teknologi untuk Menggerakkan Organ Tubuh Buatan dengan Kekuatan Pikiran

"Hiperaktivitas dan impulsif di satu sisi, dan konsentrasi yang baik di sisi lain, umum terjadi pada breed yang dibiakkan untuk bekerja, seperti German Shepherd dan Border Collie," tambah Lohi.

Sementara Labrador Retriever, Miniature Poodle dan Chihuahua bisa lebih tenang dan membuat mereka menjadi teman yang lebih mudah dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini juga menemukan bahwa gejala ADHD yang terlihat pada ras anjing tertentu juga terkait dengan perilaku tertentu, seperti obsesif-kompulsif, agresivitas, dan ketakutan.

Untuk anjing, perilaku obsesif-kompulsif dapat berupa perilaku seperti mengejar ekor, terus-menerus menjilati diri sendiri atau permukaan atau menatap 'tidak ada apa-apa'.

"Temuan ini menunjukkan bahwa daerah otak dan jalur neurobiologis yang sama mengatur aktivitas, impulsivitas dan konsentrasi pada manusia dan anjing," tambah Sulkama.

"Ini memperkuat janji bahwa anjing menunjukkan sebagai spesies model dalam studi ADHD," kata dia lagi seperti dikutip dari Daily Mail.

"Dengan kata lain, hasilnya dapat memudahkan untuk mengidentifikasi dan mengobati impulsivitas dan kurangnya perhatian anjing serta mempromosikan penelitian ADHD," tandasnya.***

Editor: Adisumirta

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah