Larangan SWIFT Terhadap Rusia, Uni Eropa Harus Berpikir Dua Kali

- 3 Maret 2022, 16:33 WIB
Ilustrasi Dolar
Ilustrasi Dolar /pexels @karolina grabowska

PORTAL SULUT - Komisi Eropa (UE) berusaha untuk memblokir 7 bank Rusia dari SWIFT.

SWIFT merupakan singkatan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication.

Adalah sistem pembayaran global, yang digunakan oleh lebih dari 11.000 lembaga keuangan dan perusahaan di seluruh dunia, di lebih dari 200 negara.

Baca Juga: TERKINI: Ini Jumlah Warga Sipil yang Tewas dan Terluka di Ukraina Akibat Serangan Rusia

Tujuh bank diantaranya Sberbank dan Gazprombank merupakan bank terbesar di Rusia dikeluarkan dari daftar wajib, tulis Bloomberg.

Tidak adanya kedua bank dari keikutsertaannya menunjukkan UE patut khawatir tentang konsekuensi mengisolasi Rusia.

Sementara itu Rusia diketahui merupakan salah satu pemegang ekonomi terbesar di dunia dalam hal produk domestik bruto (PDB) berdasarkan paritas daya beli (PPP).

Dilansir dari halaman sputniknews.com, Russia's SWIFT Ban: EU Should Think Twice as It's About to Shoot Itself in Foot, Journo Warns "Eropa membeli energi, biji-bijian, dan mineral dari Rusia. Ketiga komoditas ini bukanlah jenis yang dapat dengan mudah ditemukan sebagai alternatif. Perdagangan dengan Rusia saat ini merupakan elemen tak terpisahkan dari fondasi ekonomi yang menjadi sandaran Barat. SWIFT adalah sebuah sistem pembayaran internasional. Memutuskan Rusia dari sistem SWIFT berarti penghentian perdagangan yang sebenarnya," kata Recep Ercin, seorang komentator dan jurnalis ekonomi Turki.

Menurut Ercin, “keputusan UE untuk memblokir Rusia dari SWIFT sama saja dengan menembak dirinya sendiri, karena akan mengganggu jual beli, pembayaran serta memicu krisis perdagangan yang sangat serius untuk Eropa”.

Dengan adanya gangguan pasokan biji-bijian dari Rusia ke Eropa akan menyebabkan kelangkaan komuditi yang signifikan.

Baca Juga: NGERI!!! inilah Penjelasan Lengkap Mengenai Konflik Rusia Dan Ukraina, Simak Penjelasannya

Menurut Departemen Pertanian AS, "Rusia dan Ukraina menyumbang sepertiga dari ekspor gandum dunia dan seperlima dari jagung dunia”. Sementara itu Washington tidak dapat mengambil alih pasokan yang disediakan Rusia dalam biji-bijian serta mineral di pasar Eropa.

"UE berencana untuk mengurangi volume perdagangan dengan Rusia, tetapi kenyataannya, ia harus bertanya pada dirinya sendiri tentang siapa yang akan menjamin keamanan dan kontinuitas pasokan," kata wartawan Turki itu.

Menurut Ercin berpendapat "Pengusiran Rusia dari sistem SWIFT akan berdampak sangat serius terhadap transaksi dan krisis perdagangan bagi UE. Mungkin awalnya tidak akan terlalu berpengaruh pada AS dan Inggris, tapi secara langsung akan berdampak pada Jerman, Prancis, Italia, Balkan, dan negara-negara Baltik. Sedangkan saat ini eropa sudah tertahan oleh inflasi yang tinggi, dan harus berpikir dua kali bagaimana dampaknya. menangani lonjakan harga tambahan. Pada akhirnya, UE tidak memiliki skenario di mana ia mampu untuk tidak membeli gas alam Rusia." ercin

Ketika AS secara bertahap kehilangan dominasinya, negara-negara berkembang di dunia bergerak menuju multipolaritas, menurut wartawan itu.

Setelah krisis keuangan global tahun 2008, negara-negara berkembang mulai mendiversifikasi hubungan perdagangan mereka secara lebih aktif.

Ercin mencatat bahwa “sistem keuangan global akan mencapai titik balik baru terkait dengan pembentukan tatanan dunia baru dan dampak pandemi COVID sehingga memutuskan hubungan Rusia dari SWIFT akan mempercepat proses ini, dan Barat akan menghancurkan sistem global yang telah dibuatnya” terang Ercin ***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah