Setelah Invasi Rusia ke Ukraina, NATO Siap Bertempur Demi Mempertahankan Eropa timur

- 26 Februari 2022, 13:56 WIB
NATO
NATO /Instagram @nato /

PORTAL SULUT - NATO akan mengerahkan lebih banyak pasukan ke Eropa timur setelah invasi Rusia ke Ukraina.
 
Dikutip laman Metro.co.uk, para pemimpin aliansi telah mengumumkan.
 
"Tidak seorang pun boleh tertipu oleh rentetan kebohongan pemerintah Rusia," kata organisasi itu dalam pernyataan bersama setelah pertemuan puncak virtual yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg.
 
 
'Kami sekarang membuat pengerahan pasukan pertahanan tambahan yang signifikan ke bagian timur aliansi.'
 
Stoltenberg mengatakan dia tidak percaya bahwa tujuan Kremlin terbatas pada Ukraina dan seluruh Eropa berada di bawah ancaman.
 
"Kami menghadapi normal baru dalam keamanan Eropa di mana Rusia secara terbuka menentang tatanan keamanan Eropa dan menggunakan kekuatan untuk mengejar tujuannya," katanya dalam konferensi pers setelah KTT.
 
'Keputusan Presiden Putin untuk melanjutkan agresinya terhadap Ukraina adalah kesalahan strategis yang mengerikan.
 
Stoltenberg tidak mengatakan berapa banyak pasukan yang akan dikerahkan, tetapi menegaskan bahwa langkah itu akan melibatkan kekuatan darat, laut dan udara.
 
Pasukan Respons NATO (NRF) dapat berjumlah hingga 40.000 tentara, tetapi seluruh pasukan tidak dikerahkan pada tahap ini.
 
NRF sebelumnya memiliki sekitar 5.000 tentara yang ditempatkan di negara-negara Baltik Estonia, Latvia dan Lithuania, serta Polandia, tetapi telah secara signifikan meningkatkan pertahanannya selama tiga bulan terakhir.
 
Downing Street telah mengkonfirmasi bahwa pengerahan NATO akan melibatkan pasukan dari Inggris.
 
Boris Johnson mengatakan dalam pertemuan itu bahwa Inggris siap untuk permintaan lebih lanjut dari Panglima Tertinggi Sekutu NATO Eropa untuk melangkah lebih jauh dengan dukungan militer kepada NATO dari Angkatan Bersenjata Inggris menurut juru bicara perdana menteri.
 
 
Langkah-langkah defensif datang ketika negara-negara di seluruh dunia membahas sejumlah sanksi ekonomi terhadap Rusia.
 
Inggris mengkonfirmasi pada hari Jumat bahwa mereka secara pribadi akan memberikan sanksi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan menteri luar negerinya Sergei Lavrov atas 'misi revanchist' mereka untuk membatalkan tatanan pasca-Perang Dingin.
 
Langkah tersebut membawa Inggris sejalan dengan sanksi Uni Eropa dan menunjukkan kekuatan barat bergerak menuju langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mencoba menghentikan invasi ke Ukraina.***
 
 

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x