Taliban Serukan Rusia dan Ukraina Untuk Selesaikan Krisis Melalui Cara Damai

- 26 Februari 2022, 13:52 WIB
Ilustrasi Penguasaan Taliban di Afghanistan.
Ilustrasi Penguasaan Taliban di Afghanistan. /Reuters

PORTAL SULUT - Taliban telah meminta Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan krisis melalui dialog dan cara damai.
 
Dikutip laman metro.co.uk, dalam sebuah pernyataan yang diposting ke akun Twitter resmi kelompok militan itu, yang sekarang bernama Imarah Islam Afghanistan mereka mengatakan khawatir tentang kemungkinan nyata korban sipil.
 
Kelompok ini belum diakui oleh pemerintah asing mana pun sebagai penguasa sah Afghanistan.
 
 
Awal tahun ini, PBB mengatakan telah menerima 'tuduhan yang dapat dipercaya' bahwa lebih dari 100 mantan pejabat pemerintah Afghanistan, anggota pasukan keamanan nasional dan orang-orang yang bekerja dengan Sekutu telah tewas sejak mereka menguasai negara itu.
 
Pernyataan lengkapnya berbunyi: 'Imarah Islam Afghanistan memantau dengan cermat situasi di Ukraina dan mengungkapkan keprihatinan tentang kemungkinan nyata korban sipil.
 
Imarah Islam menyerukan pengekangan oleh kedua belah pihak. Semua pihak harus berhenti mengambil posisi yang bisa mengintensifkan kekerasan.
 
Imarah Islam Afghanistan, sejalan dengan kebijakan luar negerinya yang netral, menyerukan kedua belah pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan krisis melalui dialog dan cara-cara damai.
 
Imarah Islam juga meminta pihak-pihak yang berkonflik untuk memperhatikan menjaga kehidupan mahasiswa dan migran Afghanistan di Ukraina.
 
Puluhan ribu orang Ukraina, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyeberang ke Polandia, Rumania, Hongaria, dan Slovakia pada hari Jumat ketika rudal Rusia menghantam ibu kota Kyiv.
 
Banyak yang menunggu berjam-jam dalam kondisi beku untuk meninggalkan Ukraina setelah Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi. 
 
Pria berusia antara 18 dan 60 yang dapat wajib militer dicegah untuk pergi.
 
 
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersumpah bahwa militernya akan terus melawan dan dia memerintahkan mobilisasi penuh.
 
Dia mengatakan 137 orang - prajurit dan warga sipil - telah tewas dan ratusan lainnya terluka sejak invasi dimulai.
 
Badan-badan bantuan PBB mengatakan perang dapat mendorong hingga lima juta orang melarikan diri ke luar negeri. 
 
Mereka mengatakan bahan bakar, uang tunai dan pasokan medis hampir habis di beberapa bagian Ukraina.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x