Unik Dan Mengherankan, Intip 7 Festival Aneh di Jepang

28 November 2021, 05:34 WIB
Tokyo Jepang /Pixabay

PORTAL SULUT – Di Negeri Matahari Terbit Jepang selalu punya sisi menarik tersembunyi di dalamnya. Bukan cuman itu, sisi Aneh dan Menherankan juga banyak terjadi. Bahkan orang-orang yang tinggal di sana pun tidak sepenuhnya mengetahui hal tersebut.

Tanyakan saja tentang festival yang ada di sana, pasti tidak semua orang bisa menyebut semua festival budaya tersebut karna saking banyaknya Festival Budaya yang sering dirayakan disana.

Berbicara tentang festival, Jepang punya beberapa festival budaya yang unik dan aneh.

Baca Juga: Perahu Bocor dan Tenggelam, 24 Orang Meninggal Dunia

Begitu anehnya sampai orang dari luar negeri mereka pun tidak bisa paham mengapa festival itu dilaksanakan.

Berikut adalah festival budaya unik dan aneh di Jepang :

1. Festival bayi menangis (なき すも まつり/naki sumo matsuri)
Festival ini diadakan tiap bulan April di Kuil Sensoji, Tokyo. Dalam festival tersebut, sejumlah orang tua akan berlomba siapakah yang memiliki bayi dengan sauara tangisan paling keras. Tidak sembarangan, secara Adat dan Budaya tradisional tangisan bayi di Jepang diyakini menjauhkan mereka dari setan-setan dan bisa membuat sehat serta bahagia.

Dalam festival tersebut, kamu bisa lihat orang tua saling adu suara tangisan bayi. Caranya adalah orang tua tersebut akan meminjamkan bayinya ke pegulat sumo di sana. Lalu para pegulat sumo itu akan mencoba segala cara untuk membuat sang bayi menangis. Entah dengan membangunkan paksa si bayi lewat suara bising dan lain sebagainya. Bayi dengan tangisan pertama, terkeras, dan terpanjang akan menjadi pemenang festival itu.

2. Festival pusar (ほっかい へそ まつり/hokkai heso matsuri)
Mungkin kalian pernah melihat tarian perut. Di Negeri Jepang, tarian perut itu dijadikan semacam festival dimana para peserta akan berlomba melakukan tari perut. Di festival yang dikenal juga dengan nama hokkai heso matsuri itu, perut para penari akan digambar sedemikian rupa dengar gambar-gambar unik. Mulai wajah badut, hewan, hantu dan karakter-karakter lainnya.

Festival ini tidak setradisional yang kamu kira. Hokkai heso matsuri baru pertama kali diadakan di Hokkaido pada 1969. Pertamanya festival pusar itu hanya untuk bersenang-senang warga lokal, tapi menjadi terkenal dan diadakan secara rutin. Selain karena menunjukkan pusar untuk tarian perut, penamaan pusar pada festival juga dikarenakan penyelenggaraannya yang ada di Furano, kota yang terletak di tengah Hokkaido Jepang.

Baca Juga: VIRAL! Video Seorang Dokter Makan Kotoran Sapi, Klaim bisa Bersihkan Tubuh, Pikiran, dan Jiwa

3. Festival memaki (あくたい まつり/akutai matsuri)
Saling melemparkan kata kotor dan makian bukanlah hal yang baik. Tapi,di Jepang menyelenggarakan festival yang mengharuskan orang-orang untuk saling kata kotor dan makian. Berkumpul di Kuil Atago, Ibaraki, ratusan orang akan mencoba menghujatkan makian sebanyak-banyakan kepada 13 pendeta yang mengenakan pakaian tengu.

Ada cerita dari kisah penyelenggaraan festival ini. Pad zaman Edo atau kurang lebih 200 tahun yang lalu, masyarakat di Ibaraki kebanyakan bekerja untuk industri garmen. Banyak sekali pekerja yang stres akibat tekanan pekerjaannya tersebut hingga sering mengambil cuti libur panjang dari pekerjaannya.
Lalu pada suatu hari, mereka menemukan cara yang lebih mudah untuk meringankan stresnya mereka tersebut dengan kata kotor dan makian.

4. Festival tertawa (わらい まつり/warai matsuri)
Berdasarkan legenda, ada satu dewi bernama Niutsuhime no Mikoto yang diketawakan para dewa lantaran dirinya ketiduran danterlambat menghadiri pertemuan. Dewi itu sangat sedih dan akhirnya mengunci diri di Kuil Nyu. Masyarakat setempat pun berkumpul dan menghibur kembali dewi itu.

Caranya dengan tertawa. Benar saja, tertawanya orang-orang menghilangkan kesedihan sang dewi dan akhirnya dia mau keluar dari kuil.
Dari kisah terebut, orang-orang yang bertempat tinggal di Hidakagawa, Wakayama membuat festival tertawa. Di parade itu akan muncul sosok bernama Suzu Juri (pembunyi bel) yang memimpin jalannya acara. Saat parade berjalan dan tiba di Kuil Nyu, orang-orang akan berteriak warae yang berarti tertawalah dan orang akan ikut tertawa bersama.

Baca Juga: Memotret Korban Meninggal Kecelakaan Dihukum Berat, Ini Sanksinya

5. Festival cobalah sebelum kamu mati (しゅかつ ふぇsた/shukatsu festa)
Kita semua manusia tahu suatu hari nanti akan meninggalkan dunia ini dan kembali pencipta. Ternyata untuk orang Jepang, konsep kelahiran dan kematian lebih dari sekadar omongan belaka. Mereka benar-benar paham akan hal itu dan melahirkan satu festival yang berhubungan dengan kematian.

Pada dasarnya di festival, orang-orang yang masih hidup diberikan kesempatan untuk merasakan yang namanya kematian. Ada banyak peti mati yang dipamerkan dan kamu bisa mencoba berbaring di dalamnya. Tak hanya itu, kamu pun bisa mencoba pakaian dan aksesori untuk mereka yang mati. Secara mudahnya, shukatsu festa memberikan gambaran bakal seperti apa kematian itu.

6. Festival penis (かなまら まつり/kanamara matsuri)
Cerita di balik festival ini sangatlah menarik. Legenda setempat mengatakan dulu ada setan yang jatuh cinta kepada seorang perempuan. Akan tetapi perempuan tersebut tidak menyukainya dan menolak si setan.

Si setan yang cemburu dengan semua para didunia, dan setan itu berhasil menyembunyikan dirinya di alat kelamin dan menggigit penis para pria yang mencoba menidurinya. Terganggu dengan situasi itu, orang-orang kala itu menyuruh pandai besi dengan cara dibuatkan alat berbentuk penis dari besi. Penis besi itu digunakan si perempuan untuk merontokkan gigi si setan.

Jika kamu berkunjung ke Kawasaki saat kanamara matsuri, kamu bisa melihat berbagai cinderamata berbentuk penis yang dijajakan di jalanan. Ada pula makanan yang dibentuk seperti penis, contohnya adalah permen.

7. Festival orang telanjang (はだか まつり/hadaka matsuri)
Ini adalah festival tergila di Jepang. Orang-orang yang mengikuti festival ini hanya akan mengenakan satu helai kain yang menutup kelamin mereka dan berkumpul di malam musim salju yang dingin, menunggu pendeta yang datang.

Saat pendeta tiba dan melemparkan satu batang tongkat yang dilempar, para pria itu akan berebut demi menjadi “dia yang beruntung”. Pada siang hari, para pria itu akan meloncat ke kolam es untuk mendapatkan penyucian.

Orang-orang setempat percaya telanjang menjadi cara mengusir kekuatan jahat dan kesialan. Oleh karena itu mereka pun memilih satu orang “beruntung” untuk telanjang di keramaian dan menyerap energi-energi negatif itu, lalu mengusirnya untuk membawa jauh kesialan-kesialan yang sudah menempel padanya.

Itulah berbagai festifal unik dan aneh yang sering diselenggarakan di jepang. Sangat menarik bukan mengetahui cerita di balik penyelenggaraan festival itu.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler