Hindari Kebiasaan ini! Penyebab Serangan Jantung Pada Usia Muda

- 6 Februari 2023, 20:01 WIB
Ilustrasi. Hindari Kebiasaan ini! Penyebab Serangan Jantung Pada Usia Muda
Ilustrasi. Hindari Kebiasaan ini! Penyebab Serangan Jantung Pada Usia Muda /Foto: Zohre Nemati/Unsplash/

PORTAL SULUT-Serangan jantung disebut juga sebagai silent killer, sekaligus salah satu penyebab kematian tertinggi Indonesia.

Angka pasien penderita serangan jantung berusia muda akhir-akhir ini semakin meningkat.

Apa sebenarnya penyebab serangan jantung di usia muda yang harus diwaspadai?

Baca Juga: Sering Mengalami Flu, Begini 5 Cara Mengatasinya Dengan Cepat

Dilansir Portal Sulut, dari channel youtube halo sehat, berikut inilah penyebab serangan jantung di usia muda.

1.Gaya hidup yang tidak sehat

Salah satu faktor risiko terbesar penyebab serangan jantung di usia muda adalah kurang melakukan kegiatan fisik dan memilih makanan pesan antar yang kebanyakan berupa makanan cepat saji.

Jenis pekerjaan yang lebih banyak dilakukan sambil duduk dan membutuhkan lebih sedikit aktivitas fisik juga semakin bertambahnya dalam satu dekade ini.

Ketika bekerja, mereka juga minum soda, kopi susu yang mengandung gula, jus dan sebagainya.

Sebuah penelitian menemukan bahwa penumpukan lemak menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah jantung mulai tampak pada usia 15 tahun dan semakin memburuk dalam kurun waktu 20 tahun.

2.Merokok

Di usia berapapun, merokok adalah penyebab penyumbatan pembuluh darah paling kuat.

Penelitian juga terus menemukan bahwa paparan terhadap asap rokok yang menjadikan seseorang sebagai perokok pasif juga bisa menjadi penyebab penyakit jantung.

Perokok pasif usia anak-anak adalah yang paling rentan.

Anak-anak yang terpapar asap rokok setiap hari menunjukkan gangguan yang signifikan pada kemampuan arterinya untuk melebar ketika jaringan tubuh mereka membutuhkan lebih banyak darah.

Baca Juga: Inilah 4 Jenis Ikan yang Harus Dihindari Penderita Kolesterol

3.Gangguan jantung genetik dan bawaan

Serangan jantung bisa terjadi pada siapa saja, tetapi risikonya lebih tinggi bila ada faktor genetik.

Risiko penyakit jantung yang bersifat turunan bisa terjadi bila ada anggota keluarga tingkat pertama.

Ketika seseorang yang masih muda dan tidak mengalami keluhan kesehatan meninggal tiba-tiba, serangan jantung sering dianggap ini penyebabnya.

Sebuah penelitian atas 126 kematian mendadak pada orang berusia 18 hingga 35 tahun menunjukkan bahwa setengah dari kematian ini memang disebabkan oleh gangguan jantung, dan 28% diantaranya mengalami penyumbatan arteri koroner.

Sisanya disebabkan oleh kelainan anatomi pembuluh darah jantung (33%) peradangan otot jantung (20%) dan kelainan struktur otot jantung (13%).

4.Kondisi kesehatan saat dalam kandungan

Pada tahun 2007, sekelompok peneliti dari Amerika, Inggris dan Australia mengevaluasi 18 penelitian tentang berat lahir bayi dan hubungannya dengan penyakit jantung.

Data ini mencakup lebih dari 7,500 serangan jantung pada lebih dari 147,000 orang.

Mereka menyimpulkan bahwa berat badan lahir yang rendah meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari, jika dibulatkan, perbedaan 0,5 kg saat lahir bisa menyebabkan 5% hingga 10% perbedaan risiko dalam kurun waktu seumur hidup.

Baca Juga: Jangan Simpan Dompet Di Saku Belakang Celana, Begini Resiko!: Kata dr. Zaidul Akbar

Berat badan lahir rendah pada bayi bisa disebabkan oleh buruknya asupan gizi Ibu saat hamil.

Status sosial ekonomi, dan ibu yang merokok saat hamil.

Apapun penyebabnya, bayi yang lahir kecil memiliki risiko lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi, insulin resistance dan kolesterol tinggi di usia anak-anak nantinya.

Namun hubungan antara berat badan lahir rendah dan penyumbatan arteri koroner masih terus diteliti.

Banyak orang yang berpikir bahwa serangan jantung tidak bisa dihindari.

Namun, sebagian besar penyebabnya bisa dicegah melalui deteksi dini dan perubahan agresif terhadap gaya hidup dan manajemen faktor risiko lainnya.

Mencegah terjadinya pertumbuhan faktor risiko serangan jantung adalah hal yang bisa kita kontrol dan lakukan.

Antara lain dengan:

-Menghindari rokok dan tembakau

-Berolahraga secara rutin

-Menjaga pola makan yang sehat

Baca Juga: 9 Perubahan Kulit Pertanda Jantung Bermasalah Menurut dr. Ema Surya Pertiwi

-Menurunkan berat badan jika perlu

-Menjaga tekanan darah dan kolesterol

-Hindari penyebab diabetes

-Hindari stres dan jauhi narkoba

Disarankan bagi mereka yang berusia 20 hingga 39 tahun tanpa faktor risiko keturunan untuk memeriksakan kesehatan jantung mereka setiap 4 hingga 6 tahun sekali.

Bagi yang memiliki risiko genetik, harus berkonsultasi lebih awal terutama bila mulai merasakan gejalanya.***

Editor: Jaka Prasojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x