Penyuka Kuliner Wajib Tahu, Ini 10 Bahaya Tersembunyi Makanan Cepat Saji Bagi Kesehatan

- 6 Juni 2022, 15:05 WIB
Ilustrasi makanan cepat saji
Ilustrasi makanan cepat saji /Pixabay/Joenomias


PORTAL SULUT - Makanan cepat saji sudah menjadi bagian dari gaya hidup manusia modern yang ingin serba praktis dan cepat.

Dilansir dari Medical News Today, Makanan cepat saji identik dengan makanan yang memiliki tingkat nutrisi yang rendah tetapi mengandung kalori yang tinggi. Makanan cepat saji juga mengandung zat yang tidak sehat seperti lemak jenuh atau trans, kadar garam dan gula yang tinggi, dan beberapa bahan pengawet.

Makanan cepat saji sebenarnya layak untuk dikonsumsi tetapi menjadi tidak sehat dan berbahaya bagi kesehatan ketika makanan tersebut dikonsumsi secara rutin/harian dan dalam jumlah berlebihan. Berikut akan diulas dampak negatif makanan cepat saji yang dirangkum dari berbagai sumber.

Baca Juga: 6 Tips Makanan Bagus untuk Diet dan Kesehatan, dr. Zaidul Akbar: Cocok Bagi Penderita Asam Lambung

1. Meningkatkan risiko obesitas
Dampak negatif makanan cepat saji yang pertama adalah menjadi penyebab meningkatnya berat badan secara signifikan terutama jika dikonsumsi rutin dan dalam jangka waktu lama. Hal ini karena makanan siap saji mengandung kalori yang tinggi tetapi minim serat. Selain itu, makanan cepat saji diolah dengan gula tambahan dan mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan potensi untuk mengalami obesitas dan perut buncit.

2. Hipertensi
Kandungan lemak, kalori dan sodium yang relatif tinggi pada makanan cepat saji dapat memberikan pengaruh buruk terhadap tekanan darah. Konsumsi yang berlebih terhadap makanan ini dapat memicu terjadinya hipertensi. Studi dalam Journal of Nutrition mengungkapkan, seseorang yang mengkonsumsi makanan cepat saji tinggi lemak akan mengalami peningkatan tekanan darah sebesar 1,25 -1,5 lebih tinggi dibandingkan seseorang yang mengkonsumsi makanan rendah lemak.

3. Meningkatkan risiko Serangan Jantung
Lemak jenuh dan lemak trans yang biasa ditemukan dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah sekaligus menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Lemak dari makanan cepat dapat terakumulasi dalam tubuh selama periode waktu tertentu . Hal ini bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang memicu risiko serangan jantung. Selain itu, natrium berlebih pada makanan cepat saji akan meningkatkan tekanan darah yang berakibat kepada risiko penyakit jantung.

4. Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2
Sebagian besar makanan makanan cepat saji berkalori tinggi tanpa banyak nutrisi. Selain itu juga mengandung biji-bijian olahan, gula dan lemak trans dan lemak jenuh tinggi. Semua ini berkorelasi dengan risiko yang lebih tinggi dari diabetes tipe-2. Mengkonsumsi terlalu banyak gula dan karbohidrat olahan menyebabkan tubuh menghasilkan insulin ekstra. Akibatnya sensitivitas terhadap insulin turun dan tubuh tidak dapat memproses glukosa dengan benar. Kelebihan sisa glukosa dalam darah akan memicu peradangan dan diabetes tipe 2.

5. Menyebabkan kerusakan gigi
Dampak negatif makanan cepat saji berikutnya adalah bisa merusak gigi. Makanan cepat saji biasanya banyak mengandung karbohidrat dan juga gula. Ketika Anda mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula, bakteri yang berada di mulut Anda menghasilkan asam. Asam ini dapat menghancurkan enamel (email) gigi sehingga menyebabkan gigi berlubang. Enamel yang telah hilang tidak bisa diganti, dan kesehatan mulut yang buruk bisa menimbulkan masalah kesehatan lainnya.

6. Memperbesar risiko munculnya kanker
Pola makan tinggi kalori dan lemak serta rendah serat seperti konsumsi makanan cepat saji turut berkontribusi dalam meningkatkan risiko seseorang terkena kanker. Kurangnya serat adalah alasan utama mengapa konsumsi makanan cepat saji sangat terkait dengan peningkatan risiko kanker pada sistem pencernaan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam European Journal of Cancer Prevention mengungkapkan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji yang tinggi gula dan lemak dapat meningkatkan peluang terkenanya kanker kolorektal. Studi lain dari Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle menunjukkan bahwa seseorang yang makan makanan yang digoreng lebih dari dua kali dalam sebulan telah menunjukkan peningkatan risiko kanker prostat.

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah