PORTAL SULUT - Tuntutan untuk bersikap maskulin ternyata bisa mengganggu kesehatan mental laki-laki.
Seorang laki-laki bisa menekan ekspresi emosionalnya, dan lebih menunjukkan sikap agresif, dominan, dan menonjolkan kekuatan fisik.
Kondisi mental tersebut disebut toxic masculinity atau maskulintas toksik.
Baca Juga: 4 Jenis Tanaman Hias Yang Lagi Populer dan Banyak Diburu Pada Bulan Mei 2022
Mengutip Jurnal Semiotika via Pikian-Rakyat.com, toxic masculinity adalah konsep maskulin berlebihan.
Laki-laki diharuskan jantan, bisa menekan emosinya, agresif, dan superior dibandingkan dengan seorang perempuan.
Di Indonesia, seorang laki-laki ditintut tidak mudah menangis, mengeluh, dan memiliki mental baja, serta mampu menanggung beban dan tanggung jawab yang dipikul.
Jika ada laki-laki bersikap di luar hal itu, kerap dipertanyakan lantaran dinilai tidak memiliki nilai-nilai maskulintas.
Apabila ditinjau dalam kajian psikologi, disebutkan bahwa pikiran dan perasaan secara tepat adalah kunci memiliki hidup sehat dan seimbang.
Laki-laki yang menganut toxic masculinity cenderung memendam masalahnya sendiri, dan terkesan sangat kesulitan untuk mengekspresikan emosinya.