Kamu Sering Sial Dalam Hidup? Pola Kebiasaan Orang yang Selalu Beruntung, Menurut Pakar Psikologi

25 Oktober 2021, 19:27 WIB
Ilustrasi - hidup selalu sial /Pixabay/Peggy_Marco/

PORTAL SULUT – Sama halnya dengan kesialan, keberuntungan sangat ditentukan oleh ke mana pikiran mau diarahkan.

Jika Anda menghadapkan perhatian Anda kepada keberuntungan yang diperoleh hari ini, maka Anda mengeilingi dengan keberuntungan.

Namun jika keberuntungan dan kesialan hanya soal pilihan, maka bagaimana kita memilih untuk hidup penuh dengan keberuntungan?

Baca Juga: 5 Tips Sulap Kamar Tidur Sempit Jadi Betah Ditempati, Segera Coba

Anda mesti memilih untuk punya hidup yang beruntung dalam hidup. Dengan begitu, pikiran negatif akan terlepas dari cengkeraman pikiran.

Waktu yang tepat untuk menegaskan pilihan kalau Anda adalah manusia beruntung, adalah waktu pagi hari dan ketika hendak tidur.

Seorang pakar psikologi dari Inggris, Richard Wesmen, berhasil mengumpulkan orang-orang beruntung. Menurutnya keberuntungan punya pola tertentu.

Richard Wesmen selaku pakar psikologi meneliti kenapa orang-orang beruntung berada di tempat yang tepat dan waktu yang tepat pula.

Ia mengumpulkan data 400 orang. Separuh dari orang tersebut menyatakan selalu beruntung, separuhnya lagi mengatakan selalu sial.

Setelah melalui banyak sekali macam percobaan. Ia sekarang lebih memahami kenapa ada orang yang lebih beruntung daripada orang lain.

Ia memulai penelitian dengan memasang iklan di koran nasional dan majalah ternama. Ia meminta orang-orang yang selalu merasa beruntung dan sial untuk datang kepadanya.

Baca Juga: 7 Manfaat Positif dari Bangun Pagi, dan Tips agar Bisa Bangun Lebih Awal 

Sekitar 400 orang, pria dan wanita, berusia dari 18 tahun sampai 84 tahun kepadanya secara sukarela.

Bertahun-tahun pakar psikologi itu mewawancarai 400 orang ini, meminta mengisi buku harian, melakukan tes IQ, mengundang mereka ke sejumlah percobaan.

Alhasil, menurut pakar psikologi tersebut, orang-orang itu tidak tahu kenapa mereka selalu beruntung atau selalu sial.

Namun menurut penelitiannya, pikiranlah biang keladi yang menyebabkan kesialan serta keberuntungan.

Perbedaannya sangat jelas: orang yang selalu beruntung senantiasa melihat peluang dari setiap masalah, sedangkan orang yang selalu sial tidak bisa melihat peluang.

Peneliti sekaligus pakar psikologis tersebut, Richard Wesmen, melakukan percobaan sederhana untuk tahu apa seseorang bisa melihat peluang atau tidak.

Richard Wesmen memberi orang yang selalu beruntung dan selalu sial sebuah koran. Ia meminta mereka menghitung foto orang-orang dalam koran tersebut.

“Rata-rata, orang yang tidak beruntung butuh 2 menit untuk menghitung foto. Tapi orang yang beruntung, hanya butuh 1 atau 2 detik,” sebagaimana dikutip Portalsulut.Pikiran-Rakyat.com dar Youtube Republic Creator.

Mengapa demikian?

Di awal halaman koran itu terdapat tulisan dengan huruf sebesar 5 cm dan mengisi setengah halaman bertuliskan “berhenti menghitung, ada 43 foto dalam koran ini”.

Orang yang selalu beruntung dapat melihat tulisan ini. Sedangkan orang yang selalu sial tidak dapat melihatnya.

Di bagian tengah koran tersebut, pakar psikologi itu juga menaruh tulisan besar di tengah koran: “berhenti menghitung … Anda mendapatkan 250 poundsterling”. Tapi kembali, orang tidak beruntung tidak melihat tulisan itu.

Baca Juga: 5 Manfaat Bagi Tubuh Jika Anda Minum Air Lemon

Orang yang tidak beruntung gagal untuk menghitung foto, sehingga gagal menangkap dua keberuntungan yang tercetak dengan huruf tebal dalam koran tersebut.

Tes kepribadian juga mengungkapkan kalau orang yang selalu sial cenderung lebih tegang daripada orang yang selalu beruntung hidupnya.

Dalam percobaan kembali, sekelompok orang beruntung dan sial diminta melihat kursor yang bergerak-gerak di tengah layer computer.

Tanpa ada tanda-tanda, sebuah titik besar sering muncul di ujung layar. Hampir setiap orang memperhatikan titik besar di ujung layar.

Namun bagaimana bila mereka diberi sedikit ketegangan? Mereka dijanjikan menerima uang dalam jumlah besar jika memperhatikan kursor di tengah layar.

Mereka pun menjadi tegang lalu fokus pada kursor di tengah layar. Hasilnya, hamper sepertiga peserta tidak bisa melihat titik besar di ujung layar.

Richard Wesmen mengatakan kalau orang yang tidak beruntung terlalu terpaku fokus pada satu hal. Sehingga melupakan hal lain yang membawa keberuntungan.

Berdasarkan riset yang dilakukan pakar psikologi tersebut, orang-orang beruntung memiliki pola kebiasaan tertentu.

Pertama, senang memaksimalkan peluang. Menikmati hidup dan tidak terburu-buru. Senang bergaul, suka hal-hal baru.

Kedua, mendengarkan hati nurani. Untuk mengasah nurani, mereka terbiasa meditasi. Mereka mendengar intuisi dengan jernih. Mereka punya nyali tidak takut gagal.

Ketiga, yakin akan mendapat keberuntungan. Mereka bersyukur atas apa yang mereka peroleh. Melihat masa lalu dan masa depan dengan penuh keyakinan akan menemukan keberuntungan.

Keempat, mereka yakin di balik kesialan senantiasa bersarang keberuntungan. Selalu ada pelajaran positif di balik setiap kejadian. Bahkan kejadian sial pun.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler