Sebrangi Sungai Gunakan Rakit Demi Program Imunisasi di Tengah Pandemi

- 10 September 2020, 15:19 WIB
Kepala Puskemas Ollot Juni Djenaan Bersama Petugas Kesehatan puskemas menyeberang Sungai.
Kepala Puskemas Ollot Juni Djenaan Bersama Petugas Kesehatan puskemas menyeberang Sungai. /Foto Fandri Mamonto /

PORTAL SULUT- Dewi Labindjang, 27 tahun, menggendong bayi dan menuntun balitanya pada Senin, 31 Agustus 2020. Dewi datang ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Goyo yang merupakan nauangan dari Puskesmas Ollot, Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) Sulawesi Utara. Dewi tidak sendrian dirinya bersama ibu-ibu datang ke posyandu membawa anak mereka.


Kegiatan posyandu di Pustu Goyo tetap menerapkan protokol kesehatan. Ibu-ibu memakai masker. Hal yang sama untuk petugasnya memakai masker dan mengunakan handsanitizer. Melalui pengeras suara  mereka diatur. Yang lain menunggu di luar sebelum dipanggil masuk ke dalam ruangan.

Goyo sendiri dulunya merupakan wilayah transmigrasi. Bahkan listrik belum genap setahun masuk. Selain itu untuk mendapatkan jaringan seluler biasanya naik ke atas gunung. Untuk sampai ke lokasi ini petugas kesehatan dari Puskesmas Ollot menggunakan kendaran motor, ada yang saling berboncengan ada pula sendiri, sebelum menyebrangi sungai menggunakan rakit. Biaya menyeberang sampai Rp 3.000 setiap kendaraan bermotor.

Menuju lokasi petugas kesehatan harus menempuh jarak lebih dari lima kilometer, melewati jalan yang belum sepenuhnya diaspal, jalan berbatu dan becek. Resiko alami kecelakan cukup tinggi. Bahkan ban motor bisa bocor.

Salah satu dokter di puskesmas Ollot Saat Ke Goyo.
Salah satu dokter di puskesmas Ollot Saat Ke Goyo.

Wilayah Goyo setiap bulan menjadi sasaran posyandu oleh Puskesmas Ollot. Hanya saja sejak pandemi pada  April-Mei kegiatan posyandu dengan berkumpul-kumpul dihentikan. Dan nanti diadakan pada Juni semenjak memasuki Adaptasi Kebiasan Baru (AKB).


Kepala Puskesmas Ollot Juni Djenaan mengatakan, kegiatan posyandu dengan berkumpul nanti diadakan pada  saat adaptasi kebiasan baru diwilayah kerjanya termasuk di Goyo. “Tapi itupun dibatasi hanya 10 orang, yang lain di luar sambil menunggu. Walaupun sudah berkumpul kami tetap menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, menyediakan tempat cuci tangan,"jelasnya.

Selama pandemi pihaknya tidak melaksanakan kegiatan posyandu berkumpul. Penyuntikan tetap laksanakan ke rumah-rumah warga yang mempunyai bayi dan balita. 

Kegiatan Posyandu di Goyo. (Foto Fandri Mamonto)
Kegiatan Posyandu di Goyo. (Foto Fandri Mamonto)

Halaman:

Editor: Fandri Mamonto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x